Selasa, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 19 Mei 2015 07:46 wib
17.684 views
Alumni Kampus dan Organisasi Intra-Ekstra Kampus Disuruh "Onani" di Istana
JAKARTA (voa-islam.com) - Mengantisipasi gerakan 20 Mei yang akan melakukan aksi demo terhadap Jokowi, maka Presiden Jokowi mengundang para alumni perguruan tinggi dan organisasi mahasiswa di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/5).
Presiden Jokowi juga mengundang sejumlah aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ke Istana. Jokowi menggelar dialog mengenai kondisi bangsa. Salah satu yang diundang dari BEM UI.
Ketua BEM UI Andi Aulia Rahman memastikan menghadiri dialog dengan Jokowi. Selain UI, ada juga yang hadir BEM Trisakti, BEM UGM, dan BEM ITS.
“Kami dihubungi protokoler,” jelas Andi yang dikonfirmasi, Senin (18/5/2015). Pertemuan ini juga dikabarkan ada kaitan dengan isu adanya aksi turun ke jalan pada 20 Mei mendatang.
Dialog digelar tadi malam ini pukul 19.00 WIB. Andi mengungkapkan, pihaknya sejak dua minggu lalu memang sudah mengirim surat untuk bertemu dan berdialog dengan presiden. Ada sejumlah hal yang ingin disampaikan.
“Bagi kami turun ke jalan adalah pilihan terakhir. Kami ingin menyampaikan empat isu utama, tentang hukum dan pemerintahan termasuk revolusi mental dan birokrat serta agenda pemberantasan korupsi, soal kenaikan harga BBM, kemudian masalah ekonomi di mana kenaikan harga bahan pokok, dan oligarki partai yang seolah mengendalikan,” urai Andi.
Tapi, ibaratnya mereka ini seperti di seruruh "onani", sehingga energi mereka disalurkan, dan tidak mempunyai pengaruh apapun. Seakan uneg-uneg mereka diakomodasi dan mendapatkan perhatian dari Jokowi.
Seperti diungkapkapkan oleh Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Andriyana mengungkapkan, dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu Jokowi mengajak berbicara soal kondisi perekonomian.
Jokowi memberikan kesempatan kepada para pemimpin alumni kampus, organisasi intra dan ekstra kampus menyatakan pendapat dan pendangan mereka. Ini bentuk penggembosan dan menyuruh mereka "onani".
"Membicakan masukan yang disampaikan alumni perguruan tinggi dan gerakan ekstra kampus. Tadi kami sampai masalah liberalisasi ekonomi, juga harga BBM jangan diserahkan ke pasar," ujar Andriyana usai pertemuan.
Sementara itu, Ketua Harian Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa Presiden Jokowi meminta masukan dari segala lapisan masyarakat, termasuk para alumni, pemuda, lintas agama, dan sebagainya.
"Permasalahan bangsa disampaikan oleh sejumlah pihak dan pada dasarnya semua itu sangat mendukung dan berkeinginan apa yang dijalankan oleh Pak Jokowi itu dapat berjalan dengan baik," kata Budi.
Budi selanjutnya, megatakan : "Presiden menjelaskan persoalan bangsa dan secara bertahap. Beliau akan menyelesaikan dengan skala prioritas, dari yang paling susah dulu, yang paling punya banyak dampak ke masyarakat, baru nanti dia akan berangsur pada persoalan bangsa yang lain," ujar Budi.
Sementara Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) M Arief Rosyid Hasan mengapresiasi komitmen Presiden Jokowi tentang pengarusutamaan pemuda dalam kebijakan pembangunan manusia.
"Satu hal yang saya kira maju, tadi hasil ksepakatan kita bahwa Presiden Jokowi punya komitmen tentang pengarusutamaan pemuda," ujar Arief
Komitmen tersebut, ucap Arief, dilakukan dengan akan diadakannya forum rutin oleh Presiden yang mengikutsertakan anak muda untuk memberikan masukan terhadap persoalan bangsa.
Menurut Arief, komitmen itu sesuai dengan apa yang menjadi perhatian HMI. Ia menjelaskan, dengan jumlah pemuda (usia 16-30 tahun) sekitar 64 juta jiwa, pemuda merupakan tulang punggung dalam pemanfaatan bonus demografi.
"Presiden harus memimpin langsung koordinasi strategis lintas kelembagaan dan kementerian dalam pengarusutamaan pembangunan pemuda dengan membuat kebijakan yang terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan," kata dia.
Meski demikian, Arief menyebutkan, pertemuan antara dirinya dan Jokowi malam ini sama sekali tidak akan mengganggu sikap HMI terhadap persoalan bangsa. Ia menyampaikan, Jokowi bahkan mempersilakannya untuk berdemo.
"Jadi komitmen Pak Jokowi kalau kami ikut demo ya silakan turun," ujar dia.
Dalam pernyataan sikapnya, HMI akan turut turun dalam aksi unjuk rasa pada tanggal 20 Mei 2015 nanti guna memperingati gerakan reformasi, menyerukan tuntutan perbaikan, dan menjaga gerakan mahasiswa tetap menjadi garda depan gerakan moral-intelektual dalam mengawal jalannya pemerintahan demokratis.
Jadi, ujung-ujungnya gerakan "20 MEI" akan gembos? Bersamaan mereka, para aktifis kampus, BEM, organisasi ekstra, dan alumni, dan mereka disuruh 'ngomong' menyampaikan padangan dan pendapatnya.
Kemudian, semua selesai, dan Jokowi melenggang sampai lima tahun ke depan? Sementara kehidupan rakyat semakin amboradul di bawah Jokowi, seperti dikemukan oleh AA Gym. (jj/dbs/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!