Jum'at, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 15 Mei 2015 21:37 wib
7.138 views
Ekonomi Indonesia Dalam Bahaya, Jokowi Harus Ekstra Hati-hati
JAKARTA (voa-islam.com) - Perlambatan ekonomi Indonesia saat ini dinilai sudah sangat mengkhawatirkan dan Pemerintahan Presiden Joko Widodo harus ekstra hati-hati menghadapinya.
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Monica Wihardja mengatakan, fluktuasi harga komoditas pangan terutama beras harus terkendali. Ia pun mengingatkan bahwa kebutuhan pokok yang sulit terjangkau masyarakat karena harga melonjak akan berdampak negatif pada kondisi sosial dan politik.
“Harga beras kita itu hampir dua kali harga internasional, dan bisa dibilang beras itu bukan hanya komoditas biasa ini komoditas sosial dan politik. Yang saya agak takut itu adalah mungkin kalau ekonomi melemah itu masih oke, tetapi ekonomi melemah dicampur dengan politik yang masih gonjang-ganjing itu bahaya. Pemerintah harus segera melakukan konsolidasi. Ini masa dimana kita harus serius,” ujar Monica dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu pekan lalu.
Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin, mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2015 sebesar 4,7 persen, melambat dari pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2014 sebesar 5,1 persen
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin, mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2015 sebesar 4,7 persen, melambat dari pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2014 sebesar 5,1 persen.
“Mengapa pertumbuhan melambat? Dari sisi produksi, yang pertama produksi pangan menurun akibat mundurnya periode tanam, produksi minyak mentah dan batubara turun sehingga industri kilang minyak juga negatif. Kemudian distribusi perdagangan melambat karena menurunnya pasokan barang impor, kinerja konstruksi melambat terkait dengan terlambatnya realisasi belanja infrastruktur,” beber Suryamin.
BPS juga mencatat akibat pertumbuhan ekonomi melambat, tingkat pengangguran juga meningkat yaitu dari 7,15 juta orang menganggur pada Februari 2014 menjadi 7,45 juta orang menganggur pada Februari 2015.
Staf khusus Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Arif Budimanta mengatakan, pemerintah serius mengatasi perlambatan pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan berupaya menekan inflasi dan menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya.
“Terkait target pertumbuhan, target ada dua hal yang sekarang lagi dilakukan proses penyempurnaan terhadap target inflasi karena pertumbuhan bagus harus dikuti dengan menyerap lapangan pekerjaan yang banyak, kemudian inflasinya terkendali dan berada pada level yang rendah, terutama pada stabilitas bahan makanan,” ujarnya. [iba/pribuminews/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!