Selasa, 26 Jumadil Akhir 1446 H / 23 Juni 2015 20:25 wib
42.740 views
Presiden Mohamad Mursi Akan Segera Digantung?
CAIRO (voa-islam.com) - Nampaknya, rezim junta militer, sudah menutup mata, dan tidak mau menerima berbagai penolakan dan kritikan atas vonis hukuman mati terhadap Presiden Mohamad Mursi.
Bahkan, rezim al-Sisi akan segera melaksanakan hukuman mati atas al-Sisi. Ini sudah menjaid pilihan al-Sisi yang secara terang-terangan akan menghabisi Ikhwan sampai ke akar-akarnya.
Rezim militer Mesir, bukan saja melakukan kejahatan kemanusiaan, dan melakukan pembunuhan massal terhadap pendukung Mursi, di Rabi'ah al-Adawiyah dan Masjid al-Fath, tapi menangkap puluhan ribu, memenjarakan dan melakukan penyiksaan terhadap para tahanan, termasuk tahanan perempuan.
Sekarang menjelang pelaksanaan hukuman mati, mantan presiden Mesir, Mohammed Mursi terlihat mengenakan seragam terpidana mati berwarna merah ketika menyapa tim pengacaranya, dan menjadikannya mantan pemimpin negara pertama yang dipilih rakyatnya, dan terlihat mengenakan seragam terpidana mati, Ahad (21/6)
Dilaporkan oleh Al-Arabiya, Mursi, yang digulingkan oleh militer yang dipimpin oleh Marsekal Abdel Fattah al-Sisi, menghadapi pengadilan kembali atas tuduhan pembocoran dokumen rahasia ke Qatar pada bulan lalu. Mursi dijatuhi hukuman mati pada bulan ini atas berbagai tuduhan lainnya.
Sejumlah tuduhan yang dijatuhkan kepada Mursi termasuk merusak bangunan penjara, pembunuhan, percobaan pembunuhan, penjarahan depot senjata penjara, melepaskan tahanan dan melarikan diri dari penjara Kairo pada masa pemberontakan Januari 2011.
Mursi menghadapi hukuman mati ini atas putusan Pengadilan Pidana Kairo bersama sepuluh anggota Ikhwanul Muslimin lainnya.
Mursi, presiden Mesir pertama yang dipilih secara bebas, digulingkan pada 2013, atau setelah memerintah hanya satu tahun menyusul aksi protes besar-besaran yang menyebabkan jutaan orang turun ke jalan menuduhnya memonopoli kekuasaan dan menuntut pengunduran dirinya.
Sejak kejatuhannya, ribuan pendukung Mursi dipenjaradan dijatuhi hukuman mati oleh rezim Sisi. 90 anggota Ikhwanul Muslimin, termasuk ulama terkenal Youssef al-Qardhawi, dijatuhi hukuman manti in absentia.
Dilaporkan Reuters, pekan lalu Mursi mengajukan banding terhadap berbagai tuduhan terhadap dirinya. Tim pengacara Mursi meminta Pengadilan Tinggi, pengadilan sipil tertinggi di Mesir, memberhentikan hukuman penjara dan meminta pengadilan ulang terhadap semua terdakwa di pengadilan pidana lain.
Sebelumnya, 160 tokoh dan ulama, mengajukan 'eppeal' (petisi) kepada Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz, melakukan campur tangan menyelamatkan Presiden Mohamad Mursi, kemungkinan hukuman mati diatas tiang gantungan. Sebelumnya, beberapa tokoh Ikhwan sudah dihukum gantung oleh rezim al-Sisi.
Bagi para tokoh Ikhwan, hanya ada semboyan yang selalu mereka ucapkan dalam bentuk do'a Rabithah mereka, yaitu : "Ya Allah hidupkanlah dengan ma'rifat-Mu, dan matikanlah dalam keadaan mati syahid di jalan-MU'. Anggota dan para pemimpin Ikhwan menjadikan mati syahid sebagai cita-cita terrtinggi, dan memiliki semboyan 'hidup mulia atau mati syahid'.
Kematian sebuah keniscayaan yang tidak perlu ditakuti dan dihindari. Mereka menerima dengan penuh kebahagiaan menemui kematian di tangan para penguasa zalim.
Sepanjang sejarahnya Ikhwan terus istiqomah menjalankan dakwahnya, dan tidak pernah bergeser dari tujuan dakwahnya. Betapapun, mereka harus menderita dan berkorban di sepanjang sejarah Jamaah Ikhwan sejak berdiri, tahun l928.
Sudah terlalu banyak pengorbanan yang mereka berikan, meskipun belum berarti apa-apa, bagi mewujudkan sebuah cita-cita yang mereka perjuangkan, dan tertuang dalam 'RISALAH TA'LIM', yaitu tegaknya Daulah Islamiyah, dan sistem Islam. Pendiri Jamaah Ikhwan, Hasan al-Banna mati ditembak oleh seorang opsir yang menjadi kaki tangan Raja Farouk.
Di tahun l954, tokoh-tokoh Ikhwan, diantaranya Sayyid Qutb, Mohamad Ali Audah, dan sejumlah tokoh Ikhwan lainnya, digantung oleh Presiden Gamal Abdul Nasser, dan menuduh Ikhwan melakukan rencana pembunuhan atas dirinya. Tapi, semuanya itu hanyalah rekaan belaka, dan bohong.
Betapapun, di tengah-tengah berbagai badai fitnah yang menghantamnya, Ikhwan tetap eksis dan tumbuh. Sekarang memililki cabang hampir 100 negara di dunia. Bahkan, Ikhwan menjadi 'mainstream' politik di sejumlah negara Arab dan Afrika. Wallahu'lam
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!