Rabu, 14 Jumadil Akhir 1446 H / 13 Agutus 2014 07:14 wib
14.834 views
Amerika, Arab Saudi, Iran Mendukung al-Abadi Untuk Menggebuk ISIS
JEDDAH (voa-islam.com) - Pemerintah Arab Saudi dan Iran mendukung pencalonan tokoh Syi'ah, Haidar al-Abadi, menggantikan Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki. Ini sebuah langkah kebijakan baru pemerintahan Raja Abdullah terhadap Irak.
Dukungn Arab Saudi, Iran, dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, kepada calon Perdana Menteri Irak yang baru al-Abadi, dan tiga negara itu menyerukan kepada al-Abadi segera membentuk pemerintah yang mencakup semua gologan (inklusif) di Baghdad, Selasa, 12/8/2014.
Ali Shamkhani, wakil pemimpin tertinggi Syi'ah, Ayatollah Ali Khamenei di Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, menyatakan dukungan Iran kepada al-Abadi dalam sambutannya pada pertemuan para Duta Besar Iran di Teheran, ungkap kantor berita Fars dan Mehr, Iran.
"Kerangka yang diberikan oleh konstitusi Irak menetapkan bahwa perdana menteri telah dipilih oleh kelompok mayoritas di parlemen," kata Shamkhani.
“Ini pesan yang jelas bagi Maliki”, ujar Shamkhani. Selanjutnya, dia mengundang "semua faksi Irak untuk tunduk kepada aturan hukum dan bersatu bagi kepentingan nasional mereka ... pada saat yang sangat sensitif”, dan ketika negara menghadapi ancaman asing ISIS), tambah Shamkani kepada Reuters.
Dengan pernyataan resmi dari Shamkani, Arab Saudi, dan Amerika, ini menjadi sinyal yang jelas bagi Maliki, bahwa dia tidak lagi mendapat dukungan dari sesama para pemimpin Syiah dan politisi di Teheran untuk tetap sebagai kepala pemerintahan di Baghdad.
Sebelumnya, hari Senin, Presiden Irak Fuad Ma’sum memberikan mandat kepada Abadi, dan secara resmi menyampaikan kepada parlemen Irak, atas penunjukkan pada al-Abadi, memintanya segera membentuk pemerintahan baru, dan al-Maliki dengan nada marah mengecam Fuad Ma'sum, dan Maliki tetap menginginkan jabatan yang ketiga.
Situasi di ibukota Bagdad semakin tegang. Di mana kekuatan pendukung Maliki, yaitu pasukan millisi dan pasukan khusus berada di belakang Maliki. Jika Maliki tidak mau tunduk keputusan yang di ambil Presiden Irak Fuad Ma’sum, maka Irak akan terseret ke dalam kancah perang antara sesama kelompok Syi’ah.
Arab Menyambut al-Abadi
Raja Saudi Abdullah bin Abdulaziz mengucapkan selama kepada al-Abadi atas pencalonannya sebagai perdana menteri terpilih yang baru. "Raja Abdullah secara resmi mengirimkan ucapan selamat kepada Haidar al-Abadi, atas terpilihnya sebagai perdana menteri Irak," kata Saudi Press Agency.
“Saya ingin mengucapkan selamat kepada anda, atas nominasi (pencalonan) untuk jabatan perdana menteri , dan saya berdoa kepada Tuhan keberhasilan anda, serta membantu anda membangun kembali ikatan kesatuan antara rakyat Irak, menjaga keutuhan dan stabilitas Irak," kata Raja Abdullah dalam pesan.
Raja Arab Saudi, Abdullah mengatakan ia ingin melihat Irak di bawah perdana menteri baru, dan “Membawa Irak kembali tempat yang selayaknya di dunia Arab dan dunia Muslim”, ucapnya. Sementara itu, Nabil al-Arabi, pemimpin Liga Arab, juga "menyambut baik keputusan Presiden Irak Fuad Ma’sum yang mengangkat Haidar al-Abadi, dan membentuk pemerintahan baru”, kata sebuah pejabat Liga Arab di Cairo.
Pemerintah Baru Irak
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mendesak al-Abadi segera membentuk pemerintah yang inklusif, sementara Amerika mengesampingkan pengiriman pasukan tempur ke negara itu, Selasa.
"Kami mendesak dia segera membentuk kabinet baru secepat mungkin, dan Amerika siap mendukung pemerintah Irak yang baru, yang mencakup semua golongan di Irak (inklusif ), terutama dalam rangka memerangi ISIS”, kata Kerry.
"Tidak akan ada pengiriman kembali pasukan tempur Amerika ke Irak. Ini adalah perang dengan teroris dengan warga Irak, dan semua harus bergabung atas nama Irak menghadapinya ", tambah Kerry, mengacu pada serangan militer Amerika baru-baru ini terhadap ISIS yang berpusat di utara Irak.
Pertemuan Uni Eropa di Irak
Utusan Uni Eropa bertemu di Brussels, dan memuji upaya Amerika menghentikan kemajuan ISIS yang menciptakan kehancuran di seluruh bagian besar Irak, dan Komisi Eropa mendorong bantuan bagi warga sipil yang sudah putus asa di negara yang dilanda perang, khususnya kaum Kristen dan Yazidi yang terusir.
Uni Eropa melakukan pertemuan luar biasa dalam rangka lebih mengkoordinasikan langkah-langkah membantu kelompok Kristen dan Yazidi, dan mengkoordinasikan negara-negara anggota Uni Eropa yang dikatakan sangat darurat.
"Negara anggota Uni Eropa menyambut baik upaya Amerika dan mitra sekutunya menghentikan ISIS, dan memfasilitasi akses bantuan kemanusiaan”, ungkap pernyataan dari komisi kebijakan luar negeri Uni Eropa, akhir pertemuan.
Ramai-Ramai Menggebuk ISIS (Daulah Islam)
Dukungan sejumlah negara seperti Amerika, Arab Saudi, dan Iran kepada al-Abadi ini, hanyalah ingin mengangkat tokoh Syi’ah yang (moderat?), dan lebih bisa diterima di Irak dan dunia Arab, tujuan utama dengan pemerintahan baru di Irak itu, bersama dengan seluruh kekuatan Arab dan Barat, menghancurkan ISIS, yang sekarang dituduh menjadi ancaman mereka.
Sekarang, berlangsung koalisi Arab, Syiah, Amerika, dan Uni Eropa, bersama-sama menghadapi ancaman baru yaitu ISIS (Daulah Islam Irak). Para pemimpin Arab melihat ISIS sudah menjadi ancaman yang sangat menakutkan. Sama seperti mereka melihat Ikhwan di Mesir. Syi'ah di Irak dan Iran, mereka juga merasa terancam dengan ISIS.
Kalangan Barat dan Uni Eropa, kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani), sama merasa terancam dengan ISIS. Apalagi, ISIS sudah membersihkan wilayah-wilayah Irak yang sudah dikuasainya dari golongan Kristen, Katolik,dan Yazidi (Zoroaster). Ini membuat Barat dan Eropa segera melakukan campur tangan. Mereka bukan hanya melancarkan serangan udara terhadap posisi ISIS di Irak utara, tertapi juga mengirimkan bantuan besar-besaran kepada mereka.
Tak kurang Paus Fransiskus mengutuk ISIS yang memporak-porandakan kaum Kristen-Kaktolik dan Yazidi dari Irak.
Paus Fransiskus semakin menguatkan kalangan Barat dan Uni Eropa menggalang kekuatan memerangi ISIS. Jadi, Haider al-Abadi hanyalah akan dijadikan 'tunggangan', oleh penguasa Arab, Syiah, dan Barat, menggayang ISIS atau Daulah Islam Irak. Wallahu'alam. *mashadi
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!