Feminisme dan Delusi Kesetaraan GenderRabu, 25 Dec 2024 20:55 |
JAKARTA (voa-islam.com) - Jelang pesta akbar berbiaya belasan triliun akan di gelar April 2014 mendatang, banyak yang tinggal menunggu sebentar lagi menjadi OKB (Orang Kaya Baru) dan menikmati fasilitas nomor satu di kotanya masing-masing dan berlagak bak Julius Caesar, asal jangan goyang Caesar saja akibat sakit jiwa karena kalah dalam memperebutkan kursi legislatif yang tentunya menyedot dana puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Skenario Jokowitainment dalam penyadapan rumah dinas Gubernur DKI Jokowi dinilai janggal, ada waktu dua bulan untuk membangun skenario, termasuk pinjam pamor Bu Risma Walikota Surabaya yang 'terkesan' gigih melawan pelacuran di Dolly Surabaya.
Pilihan bagi peraih kursi legislatif ya cuma dua, yang menang bergaya bak Julius Caesar atau yang kalah akan sakit jiwa berjingkrak ala goyang Caesar.
Mana yang real dan mana yang settingan pencitraan?
Semua pihak, baik rakyat, umat Islam, penguasa, dan partai-partai akan begitu cermat menyikapi perkembangan dan dinamika politik yang ada di negeri ini. karena tiap detik dinamika politik ini akan cepat berubah.
Apa pasal? Demi memenangkan kursi Presiden yang di usung PDI-P Projo (Pro Jokowi) seakan kita kurang ceramat menyikapi dinamika politik yang sedang dihembuskan di masyarakat.
Bagi yang memperhatikan agenda ada beberapa hal yang saya anggap kurang kehati-hatian PDIP dan akhirnya hal itu malah menjadi blunder kepalang besar bagi partai berlambang Banteng moncong putih itu.
Belakangan partai PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) dinilai cukup fenomenal mengedepankan dua tokohnya dengan fragmen 'di dzalimi'. Yakni Jokowi dan Tri Rismaharini atau akrab di sebut Bu Risma kini membatalkan mundur dari tampuk kursi jabatan Walikota Surabaya.
belakangan partai PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) dinilai cukup fenomenal mengedepankan dua tokohnya dengan fragmen 'di dzalimi'. Yakni Jokowi dan Tri Rismaharini atau akrab di sebut Bu Risma
Mari Simak Blunder PDI-P, Jokowi, Bu Risma & Arus Besar Giring #Jokowitainment
Yang pertama adalah kasus isu pengunduran Tri Rismaharini, Kasus ini begitu menyita perhatian masyarakat yang bermula dengan ketidakhadirnya Tri Risma Harini dalam Pelantikan Wakil Walikota Surabaya Wisnu Sakti Buana oleh Gubenur Jawa Timur.
Ketidakhadiran Tri Risma Harini dengan alasan kesehatan. Selang beberapa hari kemudian muncul isu pengunduran diri Bu Risma dengan alibi dan alasan yang tidak secara gamblang di jelaskan oleh beliau.
Tapi kalau menengok kebelakang setelah Tri Rismaharini jadi walikota begitu banyak lika-liku yang di jalaninya. Dari awal kepemimpinanya Walikota Surabaya perempuan untuk pertama kalinya ini sudah di ultimatum DPRD Surabaya dengan pemakzulanatas kenaikan pajak reklame yang di keluarkan oleh PEMKOT Surabaya.
Tidak tanggung-tanggung ada enam fraksi ikut menyetujui hal itu, anehnya PDIP yang notabennya adalah pengusung Tri Rismaharini ikut pula di dalamnya. Hal inilah yang merupakan blunder pertama yang disadari ternyata bak drama panggung sandiwara PDIP untuk meraup suara di Surabaya.
Ramai Bu Risma pun akhirnya publik mencuat ke permukaan dan menjadi perbincangan hangat di hampir semua media.
Kalau selama ini masyarakat Cuma tau bahwa wali kota dengan berbagi macam prestasi yang di perolehnya ini adalah Salah satu kader PDIP terbaik dan membawa popularitas PDIP, sekarang masyarakat juga mulai tau kalau ada intrik-intrik tersembunyi yang sedang dimainkan.
Walhasil, dukungan yang semula mengarah kepada PDIP dan Tri Risma Harini sekarang berubah arah hanya kepada Tri Rismaharini sang Walikota Surabaya, Sudah terlambat bagi ku PDIP untuk meredam hal ini.
Yang kedua Isu sexy yang lagi hangat adalah tentang penyadapan Gubenur DKI Joko Widodo. Isu penyadapan ini memang begitu enak untuk di bicarakan karena kita semua tau Jokowi merupakan salah satu tokoh fenomenal media darling.
Berdasarkan pengakuan Eki Pitung, blusukan Jokowi bukan lagi di sokong pengusaha cukong semasa awal kampanye Gubernur DKI 2012 silam, akan tetapi sudah ditopang oleh anggaran DPRD DKI, sehingga tidak heran siang malam Jokowi - Ahok tampil di media bak selebritis haus sensasi.
Jokowi Disadap, Bu Risma di Tekan & Terdzalimi. Ciyyuus ?
Kini pesona Jokowi meredup pasca bencana banjir Jakarta sepanjang bulan Januari 2014 silam, energi yang bertahun-tahun dibangun seakan menemui tembok realita gelombang air hujan yang melumpuhkan ibukota negara Indonesia ini.
Demi menyalamatkan muka lugu Jokowi, tak kurang Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo urun suara. Ia menyatkan bahwa ada tiga alat sadap yang di temukan di rumah dinas Jokowi.
Lebih lanjut Tjahjo Kumolo menjelaskan bahwa pihak PDIP sering mendapat teror dan banyak tokoh yang di bajak oleh pihak lain. Isu penyadapan yang di lontarkan pihak PDIP ini secara tidak langsung akan berimbas pada extabilitas PDIP dan Jokowi, dalam hal ini pihak PDIP terlalu berani memainkan isu itu.
Berbagai pengamat politik silih berganti menyoroti kesan 'terdzalimi' Jokowi dengan curhat kepada media bahwa sejak Desember 2013 silam rumahnya di sadap oleh oknum tertentu dan tentunya KPK segera menangkis bola liar tersebut.
Ada dua imbas besar yang kemungkinan akan terjadi,yang pertama adalah naiknya elektabilitas PDIP dan Jokowi dengan catatan Pihak PDIP dan Jokowi mampu membuktikan siapa dalang di balik semua itu, yang kedua Elektabilitas PDIP dan jokowi akan anjlok bila mereka tidak mampu membuktikan pihak yang mendalangi semua itu, karena dengan pernyataan Tjahyo Kumolo yang di rilis di berbagai media seolah-olah PDIP dan jokowi jadi didzalimi oleh pihak-pihak tertentu.
Rumah Dinas Jokowi Sudah 3 Bulan Disadap Kok Baru Ngaku?
Menurut salah satu media penyadapan dirumah dinas Jokowi itu terjadi tiga bulan yang lalu, sekitar bulan Desember 2013.
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah mengapa baru sekarang isu ini mencuat kepermukaan, ada apa ini sebenarnya?
Ada satu hal yang sedang dimainkan oleh pihak PDIP. Kasus penyadapan ini mencuat bersamaan dengan isu hangat pengunduran Tri Rismaharini dan pada puncaknya undangan Tri Rismaharini ke gedung DPR.
Hadirnya Tri Rismaharini, yang akrab dipanggil Bu Risma secara tidak langsung berimbas pada PDIP, walau tokoh-tokoh PDIP mendukung Bu Risma melihat carut-marutnya internal PDIP di Surabaya.
Gejolak masyarakat mulai menggema dan menggurita kita mengtahui sikap dan tekanan PDIP terhadap Bu Risma, untuk meredam hal ini maka PDIP melakukan manuver dengan mengangkat isu penyadapan Jokowi.
PDIP pastinya mengetahui kalau sosok Bu Risma hanya mampu ditandingi oleh Jokowi untuk saat ini. Karena dua tokoh inilah yang menjadi sorotan publik saat ini.
Apapun itu secara tidak langsung dua isu besar ini saling berhubungan, manuver politik yang dilakukan pihak PDIP akan menjadi blunder dan berbalik menampar dirinya sendiri bila pihak PDIP tidak mampu mengungkap siapa dalang di balik penyadapan itu dan siapa pihak yang selama disebut Bu Risma telah menekannya agar mundur dari jabatan Walikota Surabaya.
Akhirnya simpul kusut mulai menampakkan benang merahnya, masyarakat akan menilai isu ini hanya menjadi isu pengalihan tentang tidak kekompakan internal PDIP dengan dua isu seragam, terdzalimi dalam isu pengunduran Tri Rismaharini dan kasus penyadapan Jokowi agar timbul rasa kasihan, simpati dan tepo seliro. Sesuai settingan sang empu.
Akal Bulus Penyadapan diungkap Pengamat Politik
Pengamat politik dari Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo, mengatakan ada tiga alasan sebab partai berlambang banteng itu memutuskan mempublikasikannya dua bulan kemudian.
"Pertama, karena harus mengumpulkan informasi yang valid dan menganalisis sebelum mengambil kesimpulan soal kebenaran adanya penyadapan. Kedua, fakta ini bisa juga dikapitalisasi menjadi salah satu strategi kampanye untuk menarik simpati masyarakat," ujar Karyono ketika dihubungi Tribunnews, Jakarta, Jumat (21/2/2014).
Menurut Karyono, pengumuman ke publik tersebut memang bisa saja digunakan PDI P sebagai strategi komunikasi atau manajemen isu. Pendeknya, kasus penyadapan tersebut digunakan untuk mengalihkan sebuah isu.
Karyono pun mengatakan bukan tidak mungkin isu penyadapan itu disebarluaskan untuk mengalihkan isu mandeknya pembangunan monorail dan masalah bus Transjakarta yang karatan di pelabuhan dan mogok di jalan.
"Dalam strategi komunikasi atau manajemen isu, kasus penyadapan bisa digunakan untuk pengalihan isu. Itu secara teorinya demikian. Tapi saya tidak ingin berspekulasi apakah masalah penyadapan ini digunakan untuk mengalihkan masalah pengadaan bus trans Jakarta yang karatan atau masalah monorail," tukas Karyono.
Berikut ini daftar pemenang tender beserta nilai kontrak bus-bus tersebut yang dihimpun dari berbagai sumber:
1. Pemenang tender bus gandeng (articulated):
- Paket I nomor bus TJ 01-30 PT Korindo Motor dengan pabrikan Cina Yutong Bus. Nilai kontrak Rp 113, 856 miliar, per unit Rp 3, 795 miliar.
- Paket II nomor bus TJ 31-60 PT Ifani Dewi dengan pabrikan Cina Ankai. Nilai kontrak Rp 110, 520 miliar per unit Rp 3, 624 miliar.
- Paket III nomor bus TJ 61-90 PT Saptaguna Dayaprima dengan pabrikan Cina Ankai. Nilai kontrak Rp 108, 745 miliar, per unit Rp 3, 624 miliar.
- Paket IV PT Putriasi Utama Sari dengan pabrikan Cina BCIBus. Nilai kontrak Rp 40, 536 miliar (masih dalam proses akan beroperasi), per unit Rp 3, 675 miliar.
- Paket V PT Mobilindo Armada Cemerlang dengan pabrikan Cina Zhongthong bus. Nilai kontrak Rp 110, 265 miliar (masih dalam proses akan beroperasi), per unit Rp 3, 684 miliar.
2. Pemenang bus single:
- Paket I PT Inka sebanyak 36 unit Rp 71, 28 miliar, per unit Rp 1, 980 miliar.
- Paket II PT Ifani Dewi sebanyak 36 unit Rp 67, 658 miliar, per unit Rp 1, 879 miliar.
- Paket III PT Putera Adi Karya sebanyak 36 unit Rp 63, 829 miliar, per unit Rp 1, 772 miliar.
- Paket IV PT Ifani Dewi sebanyak 35 unit Rp 62, 044 miliar, per unit Rp 1, 772 miliar.
- Paket V PT Adi Teknik Equipindo sebanyak 35 unit Rp 65, 972 miliar, per unit Rp 1, 888 miliar.
3. Pemenang bus medium untuk BKTB:
- Paket I PT Saptaguna Dayaprima sebanyak 93 unit Rp 58, 258 miliar, per unit Rp 787, 283 juta.
- Paket II PT Putera Sdi Kertahaya sebanyak 93 unit Rp 58, 258 miliar, per unit Rp 787, 250 juta.
- Paket IV PT Ifani Dewi sebanyak 135 unit Rp 97, 495 miliar, per unit Rp 786, 250 juta.
- Paket V PT Adi Teknik Equindo sebanyak 93 unit Rp 58, 249 miliar, per unit Rp 787, 160 juta.
Anyone, sudah ngerti alurnya? inilah wajah terdzalimi dalam sekuel baru #jokowitainment, "Skenario Jokowi-Risma: Siapa Disadap, Siapa Ditekan, Siapa Diuntungkan?" (Luluk/Rojul/voa-islam.com]
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com