SBY : Berawal Dengan Bencana, dan Berakhir Dengan Bencana

JAKARTA  (voa-islam.com) - Sungguh malang bangsa Indonesia dipimpin oleh Presiden SBY. Di mana Presiden SBY mengawali jabatannya disambut dengan bencana yang dahsyat, tsunami.  Presiden SBY dilantik Oktober, 2004, dan Desember 2004, terjadi tsunami di Aceh. 

Tsunami yang sangat dahsyat itu, memporak-porandakan Aceh dan kota Banda Aceh. Seakan-akan sebagai tanda, bahwa alam menolak kehadiran Presiden SBY memimpin Indonesia.

Sejak SBY berkuasa bencana dan musibah tidak pernah jeda. Terus menerus terjadi. Sejak tahun 2004, sampai menjelang akhir kekuasaannya tahun 2014, Indonesia terus dilanda bencana, dan berbagai musibah.

Tsunami, banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung berapi. Termasuk kecelakaan. Semunya menjadi bagian kehidupan  bangsa Indonesia, sejak SBY berkuasa, sampai menjelang akhir jabatannya. 

Berapa kali banjir bandang, gunung meletus, gempa bumi, dan berbagai kecelakaan, seperti pesawat jatuh, kapal tenggelam, dan berbagai bentuk musibah lainnya?

Gempa bumi sudah berulangkali. Gunung meletus sudah berulangkali. Paling besar gunung Merapi di Yogyakarta meletus, dan  menghancurkan wilayah sekitarnya. Sebelumnya, Yogyakarta  dilanda gempa bumi, dan menghancurkan banyak bangunan di Yogya, Bantul, Sleman, dan  tempat-tempat lainnya.

Sukabimi, Pangandaran, dan  daerah-daerah pantai selatan, tak lepas dari bencana, berulangkali gempa dan tsunami terjadi. Sangat luar biasa. Bencana dan musibah hampir merata tejadi di seluruh wilayah Indonesia.

Sekarang, di awal tahun 2014, usai merayakan tahun  baru masehi, dan ramai-ramai merayakan tahun baru kemusyrikan itu, seluruh wilayah Indonesia dihancurkan oleh bencana. Hujan dan badai melanda seluruh wilayah Indonesia. DKI Jakarta mengulangi lagi tahun lalu, di mana ibukota negara ini dihantam banjir. Ribuan rakyat sepanjang kali Ciliwung mengungsi, karena banjir.

Namun, bencana ini bukan hanya di Jakarta, tetapi di daerah-daerah lainnya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, semua menghadapi bencana yang sangat luar biasa. Di Menado, kotanya hancur, akibat banjir bandang melanda wilayah itu. Semuanya porak-poranda.

Banjir di daerah-daerah itu, berdampak terhadap kehidupan rakyat secara luas, dan termasuk kehidupan ekonomi mereka. Sungguh luar biasa penderitaan rakyat dan bangsa Indonesia akibat bencana dan musibah yang terjadi.

Di Sumatera, gunung Sinabung, selama lebih 6 bulan, erupsi, dan puluhan ribu penduduk, harus mengungsi. Mereka tinggal di tenda-tenda dan tempat pengungsian selama berbulan-bulan. Banyak diantara mereka yang meninggal, akibat bencana gunung Sinabung.

Meskipun, Sinabung sudah agak reda, tetapi sampai kepada kehidupan yang normal, terutama bagi penduduk sekitar Sinabung membutuhkan waktu yang sangat panjang.

Belum kering akibat banjir, dan Sinabung sedikit reda, sudah disusul dengan letusan gunung Kelut, yang terletak di kabupaten Kediri. Tinggi letusan mencapai 17 kilometer, dan  menyemburkan abu lava yang sangat dahsyat. Ribuan penduduk sekitar gunung Kelud mengungsi. Sampai sekarang status gunung Kelud, masih dinyatakan ‘awas’, dan penduduk belum diizinkan kembali ke kampung halaman mereka.

Mengapa alam seakan marah terhadap bangsa Indonesia selama dipimpin SBY? Alam seakan menunjukkan sikapnya yang sangat tidak senang terhadap SBY? SBY, mulai pemerintahan dengan didera bencana yang sangat dahsyat, tsunami di  Aceh, dan menjelang akhir kekuasaan terjadi bencana banjir dan gunung Kelud meletus. Entah bencana apalagi yang akan tejadi menjelang berakhirnya kekuasaan SBY, di bulan Oktober nanti?

Memang, selama pemerintahan SBY tidak membawa  berkah, karena penuh dengan maksiat dan kebohongan, bukan hanya kepada rakyat, tetapi juga terhadap Sang Pencipta. Kemaksiatan berlangsung secara massif. SBY tidak tegas terhadap pelaku kejahatan narkoba, bukan hanya memberikan grasi, tetapi juga membebaskan pelakunya.

Di era SBY ini, rakyat hanya disuguhi berbagai tontotan tentang korupsi yang tak habis-habis. Rezim SBY tidak dapat memberikan tauladan yang baik, karena hampir semua tokoh Partai Demokrat, tersangkut tindak pidana korupsi. Sungguh ini sebuah  tragedi dalam kekuasaan yang dipimpin oleh Presiden SBY. Berbagai penyimpangan para pemimpin partai politik, di pertontonkan secara telanjang kepada rakyat. Inilah sejarah paling hitam kelam.

Di era SBY ini, harga ‘umat Islam’ sangat murah. Betapa banyaknya para aktivis Islam, yang hanya diberi lebel ‘terduga’ teroris kemudian dibunuh oleh Densus 88. Bagaimana hanya dengan alasan adanya ancaman keamanan, kemudian aparat keamanan menghilangkan nyawa seseorang yang belum dibuktikan kesalahannya. Apa yang dilakukan oleh rezim SBY ini, tak lebih baik dibandingkan dengan rezim Soeharto perlakuannya terhadap umat Islam.

SBY mengakhiri kekuasaan dengan kesan yang sangat tidak baik. Memberikan grasi kepada Corby, membiarkan asing menguasai Indonesia,  membiarkan konglomerat Cina, menguasai asset ekonomi Indonesia, dan membiarkan bangsa Indonesia semakin miskin.

Sehingga, terjadi kesenjangan antara golongan ‘the have’ dengan golongan ‘the have note’, ini yang menurut Fuad Bawazir, mantan menteri keuangan di era Soeharto itu, nantinya akan  terjadi ledakan ‘revolusi’ akibat kesenjangan yang sangat lebar di Indonesia.

Tentu bencana dan musibah yang lebih dahysat nanti, yaitu saat berlangsung pemilu legislatif dan pemilu presiden 2014. Di mana bangsa Indonesia akan memilih pemimpin. Kalau rakyat dan bangsa Indonesia memilih dan mendapatkan pemimpin 'musyrik', dan memusuhi Allah dan Rasul-Nya, maka ini akan merupakan bencana dan musibah yang lebih dahsyat. Wallahu’alam. 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Opini Redaksi lainnya:

• Erdogan:Turki Tidak Akan Mengakui Al-Sissi Jika Terpilih Presiden
• Membandingkan Antara Kiai Hasyim Asy'ari, Gus Dur, dan Said Agil Siradj
• Tidak Ada Pengakuan Eksistensi Negara Yahudi di Palestina?
• Mengapa Indonesia Sangat Lemah Menghadapi Australia?
• Mengapa Pejabat Wakil AS di Sudan yang Masuk Islam Diancam Pecat?
• Puncak Ketegangan Hubungan Fathullah Gulen Dengan Erdogan
• AS Sudah Udzur dan Jompo Menghadapi al-Qaidah
• Jokowi, Prabowo, atau Kudeta?