Sabtu, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 18 Januari 2014 00:35 wib
17.719 views
Syam; Antara Pengorbanan Mujahidin dan Tipu Daya Kafirin
JAKARTA (voa-islam.com) - Segala puji bagi Allah, Pemelihara semesta alam, Penolong para hamba-Nya yang berjihad, Dzat Yang mengalahkan para thaghut yang sombong. Shalawat dan salam kiranya tercurahkan kepada kekasih dan panutan kita, Muhammad bin Abdullah, yang bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dan selainnya:
إنكم ستجندون أجنادا جندا بالشام والعراق واليمن، قالوا: فخر لنا يا رسول الله قال: عليكم بالشام، قالوا: إنا أصحاب ماشية! ولا نطيق الشام، قال: فمن لا يلحق بالشام فعليه بيمنه، فإن الله قد تكفل لي بالشام
"Sesungguhnya kalian akan membentuk beberapa pasukan: satu pasukan di Syam, Irak dan Yaman". Mereka berkata: "Pilihkan untuk kami wahai Rasulullah!". Beliau pun bersabda: "Pilihlah Syam". Mereka berkata: "Sesungguhnya kami adalah para penggembala dan tidak mampu terjun di Syam". Beliau bersabda: "Maka barang siapa yang tidak bergabung di Syam, maka ia harus memilih Yaman. Sesungguhnya Allah menjamin Syam untukku ".
Sholawat dan salam juga kiranya tercurah kepada para shahabatnya yang mulia, orang-orang yang memandang mudah hal-hal yang sulit serta terjun melawan bahaya demi menolong Islam dan membebaskan golongan mustadh'afin dari kelaliman. Amma ba'du:
Medan Syam yang agung masih memberikan contoh paling menakjubkan dalam soal ketegaran, pengorbanan dan keteguhan dalam menghadapi Basyar, si gemar menumpahkan darah, dan sekutu setannya.
Sungguh para pejuang umat ini dari kalangan mujahidin dan orang-orang yang mendukung mereka dengan harta dan keterangan memiliki andil yang besar dan saham yang sangat banyak dalam melawan kejahatan-kejahadan rezim yang kejam terhadap golongan mustadh'afin di Syam.
Para pejuang itu pun menjual murah nyawa mereka, membebaskan ikatan-ikatan dan menghancurkan dinding-dinding ketakutan yang meliputi umat kita dalam kurun tahun-tahun yang panjang. Para pejuang tersebut melindungi kehormatan-kehormatan dan mengorbankan leher-leher mereka demi melindungi saudara-saudara mereka.
Cukuplah bagi kau untuk memberikan bantuan materi dan menyebarkan penyadaran syar'ie di antara kaum muslimin. Kita telah menyaksikan pernyataan-pernyataan lewat media saudara-saudara kita yang valid, yang membuat gemberi teman, dan membuat marah musuh durjana! Sungguh terpuji mereka, alangkah tinggi tekad-tekad mereka dan alangkah suci tabiat mereka. Banyak pengorbanan yang telah dilakukan namun tidak saya singgung karena khawatir bertele-tele.
Semua itu dilakukan oleh para pahlawan itu. Mereka ingin menjelaskan bahwa ikatan Islam tidak disekat batas-batas yang ditetapkan penjajah dan dijaga para anteknya yang kini berjatuhan satu demi satu.
Mereka ingin menjelaskan bahwa kita adalah umat yang memiliki akidah yang menuntut untuk menolong orang teraniya, membantu orang yang berduka, dan menghalau pelampau batas yang menyerang dan merusak agama dan dunia. Bagaimana tidak, sedang kita hafal hadits shahih yaitu ucapan Nabi kita Saw:
المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا
" Orang mukmin dengan orang mukmin lainnya itu seperti bangunan yang saling menguatka."
Tidaklah seseorang kecuali dengan saudara-saudaranya, seperti telapak tangan yang menyatu dengan pergelangan tangan. Tidak ada kebaikan pada telapak tangan yang terpotong dan tidak ada kebaikan pada lengan yang buntung.
Sesungguhnya persoalan negeri Syam tidak akan mendapatkan solusinya, jika kita hanya duduk di depan layar sambil melelehkan air mata, seperti para wanita dan orang-orang lemah!
Persoalan Syam juga tidak akan mendapat penyelesaian jika kita mengharapkan fatamorgana dan janji-janji Barat dan orang-orang yang berjalan di orbitnya. Janji-janji yang kondisi terbaiknya seperti janji kalajengking!
Jangan meminta bantuan dan bergantung kepada negara-negara dan para pemimpin Arab, karena sejatinya mereka itu para pengkhianat. Mereka tidak akan pernah membantu mujahidin dengan tulus, karena memiliki kepentingan kepada kekuasaan mereka sendiri.
Para penguasa yang merupakan sumber penyakit dan sebab utama malapetaka yang diderita umat kita di seluruh aspek kehidupan!Bagaimana mungkin mereka akan membalut dengan perban luka kita, padahal mereka sendirilah yang menambahi luka itu setiap hari!!
Sikap Mujahidin Dalam Menghadapi Persoalan Syam
Orang-orang memiliki sikap, usaha dan jalan penyelesaian yang bermacam-macam sesuai kecenderungan dan ambisi masing-masing. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada seluruh persoalan-persoalan kekinian umat kita. Sikap umat Islam dan jajaran depannya dari kalangan para ulama mujahidin adalah jelas, tidak ada kesamaran dan tidak ada basa basi, bahwa kebenaran harus diperjuangkan dan tidak dikorbankan.
Sebagaimana kita adalah hamba Allah, kita diciptakan untuk mengabdi kepada-Nya dan diperintah untuk memberlakukan syari'at-Nya. Kita tidak akan pelit untuk mengeluarkan tenaga dalam rangka memberlakukannya dan melakukan usaha serius untuk hidup di bawah naungannya, meski hal itu meminta kita untuk mengorbankan ceceran-ceceran anggota badan, darah, dan membuat kita dipenjara.
Bagi kita, alangkah murahnya jiwa dan potongan-potongan anggota badan demi mendapatkan keridhaan Allah SWT. Di sini, setiap muslim dari ras dan daerah mana saja asalnya, harus tahu bahwa persoalan Syam dan tragedi-tragedi lainnya adalah persoalan-persoalan Islam, maksudnya persoalan seluruh kaum muslimin.
Membatasi persoalan itu pada sebuah kelompok, golongan, kaum atau keturunan adalah perkara yang tidak diterima secara syari'at dan akal sehat. Persoalan-persoalan itu tidak bisa diselesaikan kecuali dengan bersatu di bawah syari'at Allah, jauh dari fanatisme yang dibenci, hawa nafsu yang sakit, dan undang-undang jahiliyyah busuk, yang merusak ladang dan keturunan.
Setiap muslim juga harus tahu bahwa langkah-langkah perjuangan yang harum ini dan usaha-usaha penuh berkah yang sudah matang buahnya, mengharuskan kita untuk bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla. Sebab, bersyukur balasannya adalah ditambahnya nikmat tersebut! Sebagaimana firman Pemelihara kita:
ولئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد
"Dan sungguh jika kalian bersyukur sungguh benar-benar Aku tambahi kalian, dan sungguh jika kalian kafir sesungguhnya siksa-Ku sungguh dahsyat."
Sesungguhnya di antara sebab-sebab hilangnya nikmat-nikmat ini – kita berlindung kepada Allah dari itu - adalah kita berpindah dari posisi sebagai penolong Allah serta syari'at dan agama-Nya menjadi penolong hawa nafsu, diri dan golongan-golongan kita, lantas kita tersibukkan dengan perdebatan dalam persoalan-persoalan parsial dan furu', yang notabene persoalan yang termasuk khilafut tanawwu' di antara kaum muslimin.
Persoalan khilafut tanawwu' ini adalah rahmat Allah untuk para hamba-Nya, namun kita membesar-mbesarkannya ibarat menganggap biji sebagai kubah, padahal kita bersepakat dalam soal akidah, tujuan dan musuh! Bagi Allahlah segala puji dan kebaikan.
Demi Allah, sesungguhnya menyia-nyiakan waktu pada perkara-perkara seperti ini, adalah hal yang membinasakan. Tidak ada yang mencegah dari kebinasaan itu kecuali dengan mengekang ambisi-ambisi pribadi, melepaskan diri dari hawa nafsu dan sikap tinggi, dan meletakkan tangan-tangan kita di tangan-tangan setiap orang yang ikhlas menolong agama Allah dari kalangan para ulama dan mujahid, serta seluruh orang-orang pilihan dari para pejuang umat kita yang banyak, terlepas dari nama organisasi selama tujuannya mulia dan cita-citanya terhormat.
Hendaklah kita tahu bahwa organisasi-organisasi dan golongan-golongan hanyalah wasilah (perantara) untuk tujuan mulia yang kalian berusaha untuk merealisasikannya. Organisasi-organisasi itu bukanlah tujuan itu sendiri. Islam lebih agung dari organisasi manapun! Dengan Islamlah kita berbangga, dan tentangnyalah kita bertanya-tanya.
Dengan Islamlah kita mengikatkan diri dan dengannya kita menamakan diri. هو سماكم المسلمين…. Dia (Allah) menamakan kalian kaum muslimin…. Nenek moyangku adalah Islam, tidak ada nenek moyang selainnya…. Jika mereka berbangga-bangga dengan Qais dan Tamim… Saudara-saudaraku mujahidin di atas tanah negeri Syam, sesungguhnya kalian hari ini adalah sinar harapan, yang mulai bercahaya dan nampak menaranya di atas permukaan bagi orang yang melihatnya dengan jelas.
Sehingga, para mustadh'afin menggantungkan harapan mereka kepada kalian. Para mustadh'afin yang lisan-lisan mereka dengan tekun berdo'a untuk kemenangan kalian, persatuan kalian, dan hancurnya musuh kalian. Karena itu, janganlah kalian membuat kecewa harapan-harapan mereka dan menghancurkan hati-hati mereka.
Sesungguhnya nikmat yang kalian rasakan ini, yakni nikmat jihad fi sabilillah, di samping terdapat keutamaan padanya berdasarkan nash-nash Al-Qur`an dan As-Sunnah, adalah seperti seluruh amalan-amalan yang manfaatnya bisa dirasakan orang lain! Para ulama kita –rahimahumullah- telah menyatakan bahwa sesuatu yang manfaatnya bisa dirasakan orang lain, dampak negatifnya pun juga bisa dirasakan orang lain jika dilakukan dengan menyelisihi cara yang disyari'atkan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, An-Nawawi dan selainnya menyebutkan hal itu.
Karena itu, saudara-saudaraku, kalian harus saling berbelas kasih dan saling bersikap lembut. Kalian harus merapikan barisan dan itulah yang dicintai Allah SWT. Kalian harus merujuk kepada para ulama yang mengambil ilmu dari tempatnya, melakukan perjalanan menuju para pembawanya, dan bekerja keras demi mendapatkannya. Kalian harus meminta fatwa mereka dalam peristiwa-peristiwa yang berkenaan dengan fikih, khususnya yang berkaitan dengan darah, kehormatan dan harta!
Mereka tidak lagi tersembunyi dari kalian. Sebab, pada zaman ini dengan cara penggalian modern, berhubungan dengan orang yang jauh adalah mudah , sehingga seluruh dunia menjadi ibarat satu desa sebagaimana yang orang-orang katakan.
Kalian, wahai saudara-saudaraku yang kucintai, harus menghindari para pelaku study yang setengah matang, yang berbicara dengan serampangan tanpa pembuktian dan pertimbangan. Untuk itu kalian harus mendekatkan para penuntut ilmu dan para pembawanya yang amanah, yang sudah terbukti berpengalaman dalam soal keilmuan. Saya menyangka medan kalian dan komite-komite syari'at kalian tidak sepi dari keberadaan mereka. Semoga Allah memperbanyak orang-orang semisal mereka dan memberkati mereka.
Kalian juga harus merintangi orang yang hendak menyebarkan rahasia-rahasia kalian dan aib-aib saudara-saudara kalian! Ia sebarkan rahasia-rahasia itu lewat halaman-halaman jejaring sosial. Aksinya itu membuat musuh senang dan gembira serta mengangkat moral-moral mereka yang sedang runtuh, sebagaimana yang difirmankan Dzat Yang Maha mengetahui dengan apa yang disembunyikan dada-dada mereka:
ودوا ما عنتم قد بدأت البغضاء من أفواههم
"Mereka sangat menginginkan apa yang kalian susahkan. Sungguh tampak kebencian dari mulut-mulut mereka"
Sebaliknya, kelakuan tersebut membuat para penolong dan pecinta kalian dari umat ini, khususnya para ulama, merasa sedih dan sempit sampai orang tidak bisa menggambarkan bagaimana kesedihannya.
Di samping itu penyebaran berita-berita semacam ini mengendurkan para penolong (jihad) dan membuat tekad mereka melemah. Tidak diragukan lagi bahwa syari'at datang untuk menutup hal-hal yang menyebabkan perbuatan-perbuatan tercela semacam ini. Milik Allahlah segala urusan sebelum dan sesudahnya.
Saya juga berwasiat kepada para saudara-saudaraku tercinta: untuk berbuat adil. Ini adalah akhlak mulia. Pemelihara kita Yang Maha Mulia menyeru kita untuk berlaku adil. Berlaku adil juga merupakan kunci kebenaran, pemersatu kalimat, dan pelunak antara hati-hati.
Sebab, banyak perselisihan-perselisihan yang muncul kadang-kadang saat dicari sumbernya, ternyata kau dapati sebab utamanya adalah kedhaliman, sikap melampau batas dan tidak berlaku adil dan obyektif. Tidak ada kekuatan dan daya kecuali dengan Allah, Dzat Yang Maha Tinggi dan Agung.
Seandainya setiap orang dari kita berusaha mengendalikan dirinya, mengekang nafsunya, dan melatihnya untuk bersikap adil dan obyektif terhadap saudara-saudaranya sesama muslim, sungguh niscaya mudah urusan ini dan selesai persoalan-persoalan kita.
Kita pun bisa membungkam dengan batu orang yang menanti-nanti kehancuran jihad kita dan membuat makar untuk menggagalkan proyek kita! Lalu ia akan pulang secara diam-diam dengan ratap tangis, tanpa perlu disedihkan!
Dari sini, para ulama pembawa petunjuk berhias dengan sikap obyektif terhadap orang-orang yang menyelisihi mereka, sampai Asy-Syafi'ie –rahimahullah- berkata: "Aku tidak menolak persaksian seorang pun dari pengikut hawa nafsu kecuali Khithabiyyah, sebab di antara prinsip mereka adalah, bahwa mereka membolehkan kedustaan untuk menolong orang yang menyetujui madzhab mereka".
Terpujilah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah saat berkata: "Kebahagiaan dalam bergaul dengan makhluk adalah, kau bergaul dengan mereka karena Allah; kau mengharapkan pahala Allah dalam bergaul dengan mereka tapi kau tidak mengharap kebaikan mereka dalam membela Allah! Kau takut kepada Allah dalam mempergauli mereka tapi kau tidak takut mereka dalam membela Allah! Kau berbuat baik kepada mereka karena mengharap pahala Allah, bukan untuk mendapatkan balas budi mereka, kau menahan diri dari sikap mendhalimi mereka karena takut kepada Allah, bukan kepada mereka sendiri".
Beliau –rahimahullah- menyebutkan juga urgensi bersikap adil terhadap lawan dan orang-orang yang menyelisihi Ahlussunnah!!
Beliau berkata: "Orang-orang yang berpegang teguh dengan As-Sunnah, ilmu dan iman mengetahui kebenaran, berbelas kasih kepada makhluk, mengikuti Rasul Saw.,dan tidak melakukan bid'ah. Siapa yang berijtihad lantas membuat kesalahan yang Rasul Saw. memberinya udzur (permaafan), merekapun juga memberinya udzur…….".
Beliau berkata: "Dan Allah mencintai berbicara dengan ilmu dan keadilan, dan benci perkataan dengan kebodohan dan kedhaliman! Sebagaimana sabda Nabi Saw:
القضاة ثلاثة . قاضيان في النار وقاضٍ في الجنة ، رجل قضى للناس على جهل فهو في النار، ورجل علم الحق وقضى خلافو فهو في النار ، ورجل علم الحق وقضى بو فهو في الجنة. انتهى
" Hakim itu ada tiga; dua di neraka dan satu di surga: orang yang memutuskan untuk manusia berdasarkan kebodohan maka ia di neraka, orang yang mengetahui kebenaran namun memutuskan dengan sebaliknya maka ia di neraka, dan orang yang mengetahui kebenaran dan memutuskan dengannya maka ia di surga."
Saudara-saudaraku mujahidin: sesungguhnya usaha melembutkan hati-hati, memulihkan perpecahan dan kemauan keras untuk menyatukan kaum muslimin, adalah perkara yang sangat penting, berdasarkan nash-nash mutawatir dari Al-Qur`an dan As-Sunnah.
Maka jadilah wahai saudara-saudaraku, kunci-kunci kebaikan dan gembok-gembok keburukan. Hindarilah menyibukkan diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat. Sebab, para pemilik hati yang sehat serta fitrah yang bening dan normal, akan memaafkan ketergelinciran-ketergelinciran dan kesalahan-kesalahan kecil, karena mereka menjual segala sesuatu untuk Allah.
Keinginan besar mereka adalah tampaknya kebenaran dan terangkatnya panji kebenaran, sama saja melalui tangan Zaid atau Umar! Mereka adalah para pencari kebenaran, bukan pencari kepentingan-kepentingan dan keuntungan-keuntungan pribadi. Mereka bersikap obyektif terhadap setiap orang, bahkan terhadap orang-orang kafir! Agar mereka mudah kembali kepada kebenaran saat melakukan kesalahan.
Sebab kembali kepada kebenaran lebih baik daripada terus-menerus dalam kebathilan, sebagaimana ucapan Umar bin Khattab pada suratnya yang masyhur kepada Abu Musa Al-Asy'ari –semoga Allah meridhai keduanya- : " Keputusan yang kau putuskan kemarin lantas dirimu menimbang ulang lalu kau mendapat petunjuk, janganlah menghalangimu untuk kembali kepada kebenaran. Sebab, sesungguhnya kebenaran itu lebih dulu tidak dirusakkan sesuatu pun, dan sesungguhnya kembali kepada kebenaran itu lebih baik daripada berterus-terusan dalam kebathilan ".
Sesungguhnya orang berakal yang cerdik saat merasakan adanya sesuatu yang mengancam saudaranya dan keburukan yang sedang mengintainya, hal itu akan mendorongnya untuk berada di sampingnya, menguatkannya, mengangkat moralnya dan bekerja sama dengannya agar terbebas dari ancaman keburukan itu!
Ia akan mengubur rasa dendam yang ada di antara keduanya, serta mengubur hal-hal yang akan menghilangkan nilai-nilai dan akhlak-akhlak baik dimana dien kita yang lurus menganjurkan kita untuk menjalankannya. Tidaklah membawa kedengkian orang yang martabatnya tinggi, dan tidak mendapatkan ketinggian orang yang tabiatnya adalah marah!
Saudara-saudaraku mujahidin: kalau bukan amanah dan perjanjian yang Allah ambil atas kita serta desakan sebagian saudara tercinta untuk menulis tema ini, niscaya saya tidak menulis satu huruf pun, ditambah lagi dengan tersebarnya berita tentang kekacauan yang hebat (chaos) yang apinya sedang menyala, sebagian lewat jejaring sosial, yang disebut-sebut terjadi pada kalian, namun kami yakin bahwa kalian bersih dari tuduhan itu.
Isu-isu yang tersebar ini adalah pintu yang dimasuki musuh untuk membesar-besarkan perselisihan-perselisihan di antara kaum muslimin, merobek-robek barisan mereka, serta membuat penghalang-penghalang di antara mujahidin, para ulama, orang-orang sholih dan selain mereka. Kami telah menyaksikan musuh bagaimana mereka memanfaatkannya, lantas menambahi sesuai hawa nafsunya.
Musuh menyebarkan isu-isu itu lewat media-media massa mereka yang selama ini mereka gunakan untuk melancarkan peperangan yang kejam terhadap para pejuang kebaikan dari umat ini. Kita meminta kepada Allah untuk mengatasi keburukan mereka dan keburukan makar mereka.
Sikap Kafirin
Adapun sikap kedua adalah sikap Barat Salibis. Mereka ingin agar Syam tetap berada di bawah hegemoninya. Mereka berusaha pada hari ini untuk menampakkan hubungan mesranya dengan Iran yang sudah berlangsung lama.
Mereka ingin menjadikan para penguasa teluk sebagai penyokong untuk proyeknya, body guard dan para sekutu Suriah menurut versi mereka! Tujuannya untuk menjaga kepentingan-kepentingannya, terutama negara kecil Yahudi (Israel) Sesungguhnya sikap Barat ini bukanlah aneh bagi kita.
..." Maka berjalanlah, dan penuhilah dunia dengan sinar dan kegembiraan * Ufuk yang gelap memerlukan cahaya itu Aku sangat berharap tekad itu tidak tumpul tajamnya *Tujuan yang terjauh adalah di masjidil Aqha dan keputusan ini sudah ditetapkan Sungguh Baitul Maqdil menjadi suci *dan tidak ada selain aliran darah sebagai penyuci baginya! Sungguh penutup kepala besi telah menunaikan kewajiban-kewajibannya *maka sudah bukan zamannya penggunaan punggung pedang."...
Kita adalah kaum muslimin dan bukan bayi kemarin sore. Keinginan kaum salibis untuk mengusai Syam, peperangan-peperangan mereka yang berturut-turut terhadapnya, kejahatan-kejahatan mereka terhadap kaum muslimin, serta keinginan mereka agar Baitul Maqdis tetap berada di bawah kekuasaannya, atau kekuasaan sekutu-sekutu mereka untuk merealisasikan keyakinan-keyakinan menyimpang mereka, itu semua adalah sesuatu yang tercatat dalam sejarah.
Semua ini mereka lakukan agar tanah Syam tetap berada di bawah kekuasaan dan hegemoni mereka! Paus Urban II pernah berdiri memberi semangat kepada orang-orang Nashrani pada salah satu kampanye penyerangan mereka terhadap kita. Ia menyebut secara khusus Baitul Maqdis.
Di antara kata-katanya dalam sebuah perkumpulan dengan mereka di Perancis: "Berangkatlah ke Baitul Maqdis! Rebutlah tanah yang suci itu! Dan jagalah untuk diri-diri kalian. Tanah itu berlimpah minyak dan madu. Sesungguhnya kalian jika menang melawan musuh kalian, kalian pasti mewarisi kerajaan-kerajaan buruk!! Dan jika kalian dikalahkan, maka kalian akan mati seperti Yesus dalam kenikmatan yang abadi!! Pergilah untuk berperang! Kami akan menangani urusan-urusan kalian dan harta-harta kalian saat kalian tidak ada! Aku akan mengampuni dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kalian, dengan kekuatan yang Allah membekaliku dengannya" (Al-Quds wa Ma'arikunal Kubra 1/366)
Pernyataan ini dan banyak pernyataan lainnya, menerangkan dengan jelas kedengkian kaum salibis dan target mereka di Syam. Ini tidak cukup. Salah satu di antara keyakinan-keyakinan bathil mereka adalah, bahwa Al-Masih tidak akan ridha dari mereka, kecuali jika mereka mengambil kuburan yang disucikan (yakni kuburan Isa Al-Masih) dari tangan kaum muslimin, dan menyelematkan kuburan itu dari orang-orang yang tidak beriman dengan agamanya!
Karena itu, keberadaan jamaah-jamaah jihad yang bebas, tidak tunduk kepada sistem dunia serta undang-undang jahiliyyah yang dibuatnya, berusaha mengembalikan Khilafah Rasyidah dan membebaskan Baitul Maqdis dari najis Yahudi, merupakan hal yang menggoncangkan tempat tidur Salibis Barat. Sebab, mereka menginginkan agar kita tetap menjadi budaknya, di bawah cengkeraman boneka-bonekanya! Hal ini juga akan membahayakan anak emas Amerika yaitu Israel.
Karena itu, Barat dan antek-anteknya berusaha keras mengetuk semua pintu dan mencari seluruh cara untuk mencuri revolusi Suriah. Sebab persoalan mereka bukanlah pada Basyar, si hobi membunuh, sebagaimana yang mereka tampakkan melalui media mereka. Mereka sendiri yang telah membuat kita biasa menyaksikan, bahwa boneka mana saja yang dirasa tidak lagi berguna, ia memiliki pengganti yang telah mereka siapkan!
Persoalan mereka terletak pada orang-orang (yakni mujahidin) yang terlepas dari peraturan-peraturan dan kecongkakan mereka. Contoh-contoh dalam hal ini terlalu banyak untuk dibatasi di tempat ini.
Tujuan kongres yang mereka selenggarakan adalah mencuri pengorbanan-pengorbanan orang-orang yang ikhlas (mujahidin ), menggantikan boneka dengan boneka yang lain, serta mengembalikan Suriah dalam tembok kekuasaan Amerika, di bawah hukum Demokrasi, negara beradab serta kebohongan-kebohongan lainnya. Mereka menertawakan kita dengan slogan-slogan itu selama bertahun-tahun. Kepada Allahlah tempat mengadu.
Para ikhwah kami yang mulia yang ada di kelompok-kelompok jihad di Syam yang tercinta, harus menyadari bahwa makar ini besar, dan bahwa bahaya yang mengintai mereka sangatlah besar. Hal itu mengharuskan mereka untuk menyatukan upaya-upaya dan menutup celah-celah, serta berdiri satu barisan menghadapi rencana buruk untuk menggagalkan proyek umat di Syam ini.
Saya ulangi seruan kepada saudara-saudara kami tercinta: hindari dan hindarilah dari sikap berpecah belah. Sebab, hal itu melemahkan barisan dan menguatkan musuh. Hal itu adalah sarana bagi musuh untuk menguasai kehormatan dan tanah air!! Sesungguhnya Syam hari ini dan para pejuangnya adalah harapan setelah Allah untuk membebaskan kita dari keterlantaran, dimana anak kecil tumbuh menjadi dewasa dan orang dewasa menjadi tua dalam kondisi itu.
Demi Allah, sungguh saya sangat mengharapkan bersatunya para pejuang Syam dan kelompok-kelompok mereka. Saya membayangkan mereka maju untuk membebaskan Baitul Maqdis, dipimpin oleh para panglima mereka yang cerdik dan para ulama yang memiliki keutamaan. Setiap mereka mendengung-ndengungkan ucapan penyair asal Syam, Ibnul Qaisirani saat menghasung Nuruddin Zanky untuk meneruskan jihad dan menaklukkan Baitul Maqdis:
" Maka berjalanlah, dan penuhilah dunia dengan sinar dan kegembiraan * Ufuk yang gelap memerlukan cahaya itu Aku sangat berharap tekad itu tidak tumpul tajamnya *Tujuan yang terjauh adalah di masjidil Aqha dan keputusan ini sudah ditetapkan Sungguh Baitul Maqdil menjadi suci *dan tidak ada selain aliran darah sebagai penyuci baginya! Sungguh penutup kepala besi telah menunaikan kewajiban-kewajibannya *maka sudah bukan zamannya penggunaan punggung pedang."
Sebagai penutup: saya kirimkan ucapan selamat cinta, rindu dan penghormatan untuk seluruh saudara-saudaraku mujahidin di atas tanah Syam yang tercinta, baik para panglima, tentara, orang-orang tua dan para pemuda. Semoga Allah memutihkan wajah-wajah mereka dan membalas usaha mereka.
Saya juga memanfaatkan kesempatan yang ada ini untuk mengirimkan ucapan selamat khusus yang terukir dengan kecintaan dan penghormatan, untuk saudaraku Al-Fadhil Asy-Syaikh Doktor Abdullah Al-Muhaisini –semoga Allah memberkati usaha-usahanya yang harum dan langkah-langkahnya yang penuh berkah, yang menggembirakan hati-hati kita dan menaikkan tekad-tekad kita, seperti seruannya kepada para penuntut ilmu untuk bergabung di medan Syam, kampanye beliau untuk berjihad dengan harta, dan yang terakhir langkahnya yang menakjubkan dan harum dengan mendirikan pengadilan Islam.
Kita meminta kepada Allah agar menyelimutinya dengan kesuksesan dan petunjuk, menjadikannya sebagai pintu kebaikan untuk menyelesaikan persengketaan-persengketaan dan menutup pintu tersebarkan isu-isu negatif!
Saya bersyukur kepada Allah SWT karena Dia menunjuki beliau untuk terlepas dari alasan-alasan orang-orang yang tertinggal dari jihad, dan bergabung dengan kafilah Mujahidin di Syam, agar hidup pada jiwa-jiwa orang-orang yang beriman sikap-sikap orang-orang yang mengumpulkan antara ilmu dan amalan saat terjadinya musibah dan krisis, dari kalangan para ulama petunjuk dan para lentera kegelapan.
Pantaslah Ay-Syaikh Abdullah Al-Muhaisini –semoga Allah memberinya taufiq-,dan semisalnya dari kalangan para ulama amilin di tanah Syam dan selainnya, menjadi menara-menara hidup bagi para penuntut ilmu, untuk membuktikan kebenaran ucapan mereka! Ilmu itu sendiri bukanlah tujuan. Tapi beramallah yang menjadi tujuan!
Pengklaim adalah pendusta selama mereka tidak mendatangkan bukti! Kita meminta kepada Allah untuk menolong saudara-saudara kita di Syam, membinasakan musuh mereka, melunakkan antara hati-hati mereka, menjaga mereka dari keburukan orang-orang jahat, tipu daya para penjahat, makar orang-orang kafir, serta menurunkan kemenangan lewat tangan-tangan mereka…
Sholawat dan salam kiranya tercurahkan kepada Muhammad, keluarga dan para shahabat beliau seluruhnya. Akhir ucapan kita adalah segala puji bagi Allah
Saudara kalian, Abu Yahya Asy-Syinqithi, semoga Allah memaafkannya.
Sumber: www.tawhed.ws
(Hafmin/Abu Fatih/voa Islam)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!