Selasa, 19 Jumadil Akhir 1446 H / 19 November 2013 08:32 wib
14.539 views
Seks Jihad Hanyalah Rekaan dan Propaganda Intelijen Iran
Damaskus (voa-islam.com) Al-Arabiya menerbitkan laporan tentang kampanye propaganda anti -Islam yang dibeberkan oleh pers Barat, dan menghinakan nilai-nilai Islam secara vulgar. Salah satu tujuan utamanya menjelekkan jihad yang sekarang berlansung di Suriah, terutama dari kalangan Mujahidin.
Media Barat memperkenalkan slogan tentang, "Sek Jihad" dalam konteks perang di Suriah.
Saluran TV Al - Arabiya dengan mengacu seorang ahli Noman Benotman, mengatakan bahwa kekuasaan di balik mitos propaganda anti-Islam adalah intelijen Iran dan rezim Syiah Alawiyyin Bashar al-Assad, ungkap Noman Benotman mantan anggota "Kelompok Pejuang Islam Libya".
Dengan demikian, kata Noman, kaum Syiah berusaha menghancurkan gambaran tentang, "Sunni dan Islam”, tukasnya. Dia menunjukkan bahwa apa yang disebut “fatwa” yang memungkinkan prostitusi (pelacuran) dalam bentuk yang disebut “pernikahan sementara”, yang dikeluarkan oleh ulama Islam, semata-mata, rekayasa intelijen Iran .
Perlu disebutkan dalam konteks ini ya adan fakta bahwa prostitusi secara resmi diperbolehkan dalam Syi'ah. Hal ini dilakukan dalam bentuk yang terkenal, “kawin kontrak” yang menurut ajaran Syiah dapat melakukannya dalam jangka waktu beberapa jam sampai beberapa bulan atau tahun. Di Iran, Irak dan Libanon, ada perusahaan publik khusus untuk merekrut pelacur yang seharusnya “membantu tentara Syiah dalam perang melawan Mujahidin di Suriah”.
Islam dengan sangat tegas melarang pernikahan sementara, hukuman yang oleh hukum Syariah adalah sama seperti melakaukan perzinahan.
Noman Benotman menunjukkan bahwa informasi pertama tentang dugaan prostitusi diizinkan oleh ulama Islam dan perekrutan perempuan Tunisia diterbitkan oleh situs Lebanon yang dekat dengan Bashar al - Assad. Namun, informasi ini tidak ada hubungannya dengan realitas kehidupan di Tunisia.
Kalangan pakar yang berhimpun dalam Yayasan Quilliam yang dipimpin Noman Benotman, mengatakan bahwa fiksi yang dibuat oleh intelijen Iran benar-benar bertentangan dengan Islam. Menurut dia, adalah kelompok Syiah yang menyebarkan legenda ”Sek jihad di Suriah” dalam konteks terungkapnya dalam perang di Suriah yang dijalankan oleh Rezim Syiah Bashar al-Assad melawan kekuatan Islam. Tujuannya melindungi rezim Assad dan dari kekalahan menghadapi kalangan Jihadis dan Mujahidin yang berjuang untuk membentuk Imarah yang berlandaskan Syariah Islam.
Benotman mengatakan, “Jihad dan kelompok-kelompok Mujahidin dari berbagai negara melarang kehadiran perempuan di tempat-tempat pertemuan kelompok besar. Beberapa Mujahidin menolak, bahkan menjawab panggilan telepon dari istri mereka . . ", ungkap Benotman.
Benotman menunjukkan bahwa “Sejumlah perempuan Tunisia berada di Suriah, ada sebelum perang, dan beberapa dari mereka mencari nafkah sebagai pelacur, tapi itu tidak ada hubungannya dengan apa yang disebut fatwa ”pernikahan jihad” yang sepenuhnya mendistorsi Islam dan komunitas Muslim”.
Wartawan Al- Arabiya, Alia Ibrahim , mengatakan bahwa dia telah melakukan kunjungan ke Tunisia, melakukan penyelidikan jurnalistik (investigasi) pada kasus yang ada, terkait dengan perempuan Tunisia yang menjadi subjek dan bertemu dengan Menteri Urusan Perempuan Sihem Badi. Badi mengatakan bahwa sama sekali tidak ada bukti praktik pelacuran di medan jihad seperti itu, dan bertentangan dengan tulisan-tulisan orang Iran dan pers Barat .
Alia juga berbicara dengan wartawan Tunisia yang sedang menyelidiki laporan seorang gadis Luma, diduga kembali dari Suriah hamil. Kisahnya masih diulang oleh pers Barat. Ternyata gadis Luma tidak ada, dan itu tidak lebih dari fabrikasi (rekaan) lain pers Barat.
Benotman mengatakan bahwa informasi tentang pelacur Tunisia di Suriah awalnya diedarkan oleh stasiun televisi Syiah Lebanon, dan pemerintah Tunisia mulai " “mengambil alih dan memecahkan masalah itu”, dan bahkan memeriksa kebenaran informasi itu.
Foto yang terkenal beberapa “gadis”, yang diduga pergi ke Suriah bergabung dengan “pernikahan jihad” telah diumumkan di semua situs Arab dan benar-benar telah direkayasa dan foto itu sendiri diambil di Chechnya .
Disebutkan dalam konteks ini fakta bahwa tema terbaru dari “pernikahan sementara jihadis”, memang aktif digunakan propaganda oleh FSB (Intelijen Rusia). Jadi beberapa hari yang lalu, Televisi Rusia memperlihatkan reportase secara besar-besaran menipu tentang ”wanita jihad” di Stavropol dan “perekrut pembom bunuh diri wanita” di pinggiran kota.
Terlepas dari kenyataan yang ada bahwa cerita-cerita ini dengan tegas membantah, stasiun televisi Rusia dan media lain gagal untuk menyebutkan adanya fakta yang sesungguhnya.
Intelijen Iran, Lebanon, Suriah, dan Rusia berusaha dengan melalui cara-cara kotor, dan tidak beradab dan melakukan fitnah yang sangat keji, memberikan gambaran yang sangat buruk dengan “Sek Jihad” yang ingin memperburuk gambaran tentang Jihad, Mujahidin, dan Islam. Itulah yang sekarang berlangsung di Suriah. Intelijen Iran menyebarkan kebohongan palsu dalam rangka membela Bashar al-Assad. Wallahu'alam.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!