Selasa, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 5 November 2013 12:52 wib
27.157 views
Barisan yang Kebelet Ingin Jokowi Jadi Presiden Tak Tahu Malu
Jakarta (voa-islam.com) Meskipun, pemilihan presiden masih lebih lima bulan, tetapi mereka yang sudah sangat kebelet menginginkan Jokowi jadi presiden di 2014, sudah tidak dapat menutupi "wajahnya" lagi.
Karena itu, sekarang mereka memanfaatkan segala momen atau kegiatan untuk melakukan sosialisasi tokoh pujaannya. Mereka akan berjibaku dengan segala cara memenangkan tokoh yang baru setahun menjadi gubernur DKI ini.
Seperti saat hari minggu, di sepanjang Jalan Sudirman dan Thamrin, di mana ada kebijakan car free day, para pendukung Jokowi sebagai calon presiden (capres) 2014, berkampanye di acara car free day, di depan Bundaran HI Jakarta, Minggu (3/11/2013).
Mereka menamakan diri Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 (Bara JP 2014). Puluhan relawan ini menggalang tanda tangan peserta car free day untuk mendukung Jokowi sebagai capres 2014.
Beberapa lagi terlihat menandatangani kain berukuran dua meter yang telah dibubuhkan tanda tangan oleh peserta yang lainnya. Mereka juga membagikan kartu nama DPP Bara JP 2014. Di kartu nama ini, mereka mencantumkan visi misi Jokowi.
Bara JP 2014 ini juga yang memaksa PDIP pada Rakernas III awal September 2013 menetapkan Jokowi sebagai capres PDIP 2014. Mereka melalui berbagai tokoh politik, dan memiliki kedekatan maupun pengaruh terhadap Mega, berusaha mempeta-comply (memaksa) Mega, nantinya mengeluarkan kartu"Jokowi" di pilpres di tahun 2014.
Mereka sangat yakin-seyakinnya, bahwa Jokowi akan menjadi presiden mendatang. Mereka juga menggunakan cara-cara perdukunan dan perklenikan, khususnya dalam rangka mendukung Jokowi. Karena, perdukunan dan perklenikan ini, mereka yakini dapat membantu suksesnya Jokowi di pilpres nanti.
Di bagian lain, mereka-aktivis pendukung Jokowi ini, sekarang menggunakan baju serba putih dengan gambar Jokowi, mereka aktif memprovokasi dukungan untuk Jokowi kepada peserta car free day yang memadatinya. Momen yang ada setiap minggu pagi, tidak mereka sia-siakan, mereka gunakan mengkampanyekan Jokowi.
Mereka tidak lagi menggunakan baju kotak-kotak merah, karena sudah tidak"ngaruh" alias "sakti" lagi di masyarakat. Karena, calon gubernur dari PDIP di Jawa Barat dan Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Utara yang menggunakan Jokowi, ternyata kalah.
Sekarang relawan Jokowi menggunakan baju mirip Jokowi dengan baju putih. Baju putih sebagai citra, Jokowi itu suci-bersih, tidak tersentuh korupsi. Di mana sekarang kasus korupsi mendera para politisi dan pejabat di negeri ini.
Apalagi, saat Jokowi menyelengarakan "religius night" malam Idul Adha di Monas, dan Jokowi menggunakan baju koko, plus sorban putih, bikin penduduk DKI bisa-bisa ngiler, dan ketipu. Ini sebuah modus dan taktik yang ingin dijalankan oleh Jokowi, agar masyarakat Jakarta yang "religius" tidak usil terhadap Jokowi, dan bahkan dapat mendukunghya nanti di tahun 2014.
Dibagian lain, gerakan Joko Widodo "for president 2014" telah memunculkan cyber armys alias pasukan dunia maya. Kelompok ini siap menghantam setiap saat bila ada siapapun yang mengkritik Jokowi.
Gerakan ini didesain oleh berbagai media di Jakarta, dan dibelakangnya kepentingan konglomerat Cina yang sudah "in group" dengan Mega. Ini sebuah desain besar, dan memang ingin berjuang menggoalkan Jokowi.
Pernyataan Jokowi menggunakan Cyber Armys (pasukan dunia maya) yang mengelilingi Jokowi, dimunculkan oleh mantan Ketua MPR Amien Rais.
Belakangan pernyataan Amien diamini oleh lainnya. Pengakuan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok ihwal pasukan dunia maya di sekitar Jokowi membenarkan informasi Amien Rais sebelumnya.
"Sudah banyak orang yang mengatakan bahwa Jokowi tidak bisa dikitrik, karena akan ada serangan balik caci maki.Serangan caci maki ini tidak alamiah dan dilakukan oleh tim dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial," ujar Mubarok kepada wartawan saat dihubungi, Jumat (1/11/2013).
Pernyataan ini melengkapi pernyataan sebelumnya yang disampaikan mantan Ketua MPR Amien Rais. Menurut dia, ada kekuatan besar yang mengarahkan Jokowi pada aras politik seperti saat ini, salah satunya keberadaan pasukan dunia maya.
"Pengerahan cyber armys, orang kritik Jokowi di media, nanti ada ratusan yang menghantam tanpa ampun dengan kata-kata semestinya tidak layak," ungkap Amien yang mengaku tidak gentar dengan komentar-komentar pendukung Jokowi.
Amin Rais membuat kelompok pendukung Jokowi meradang dan mendidih, saat Amin membuat pernyataan jangan memilih pemimpin "kafir".
Pernyataan Amin ini membuat kalangan pendukung Jokowi, sangat murka, karena Jokowi dianggap manusia sempurna, tanpa cacad. Padahal, Jokowi hanyalah manusia "jadi-jadian" yang ingin dipakai oleh konglomerat hitam (Cina) mencaplok Republik ini, dan pribumi menjadi budak mereka.
Padahal, kalau di itung-itung Jokowi setahun menjadi Gubernur DKI, belum ada yang dapat diacungi jempol. Paling-paling lelang jabatan, plus-ngusir pedagang kaki lima dari Tanah Abang, Pasar Minggu, atau memindahkan kaum jembel penghuni danau Sunter, membuat target "2014 DKI Bebas Topeng Monyet", dan sekarang mau melakukan denda pelanggar jalur "Bus way", atau memberikan proyek kepada konglomerat Edward Soerjadjaja. Baru cuma segitu prestasi Jokowi.
Selebihnya, penataan kawasan kumuh, Jakarta Utara yang kena rob, banjir, kemacetan, dan bahkan sekarang Jokowi, punya musuh baru, yaitu kalangan buruh, di mana Jokowi sudah mengetuk palu, buruh DKI dihargai oleh Jokowi hanya Rp.2,4 saja.
Di Bekasi saja UMR sudah Rp 2,9 juta. Omo tumon Jokowi? Jokowi yang memiliki "jimat" bernama "blusukan", dan selalu dicitrakan dekat dengan "wong cilik", tetapi kenyataan dalam waktu satu tahun menjadi Gubernur DKI yang menjadi "korban" wong cilik.
Jadi? Anak buah Mega ini membela kaum lemah-buruh atau pemilik modal? Pasti membela konglomerat, persis seperti bosnya, Mega, yang digembar-gemborkan sebagai pemimpin PDIP yang membela kepentingan wong cilik. Wallahu'alam.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!