Jum'at, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 5 Juli 2013 14:03 wib
28.758 views
Reaksi Tokoh Dunia Islam Atas Kudeta Terhadap Presiden Mohamad Mursi
Karthoum (voa-islam.com) Pemimpin oposisi Sudan, Hassan al-Turabi, seorang ulama Sunni terkemuka, mengecam penggulingan Presiden Mesir Mohamad Mursi sebagai "kudeta terhadap legitimasi". "Tindakan militer telah memberangus kaum Islamis secara semena-mena", ungkap Turabi, Kamis, 5/7/2013.
Di Tunis, Pemimpin An-Nahdhah, Prof Rasyid al-Ganoushi mengatakan, tindakan militer melakukan kudeta terhadap Presiden Mursi, sebagai tindakan tidak bertanggung jawab, dan tidak akan menciptakan perbaikan apapun yang dilakukan oleh militer Mesir. "Kudeta tidak akan menghasilkan apapun bagi rakyat Mesir, kecuali bagi kepentingan asing", ujar Ganoushi.
Sebelumnya, Pemerintah Islam Sudan telah menyambut baik hasil pemilu tahun lalu yang dimenangkan oleh Mursi, yang kemudian digulingkan bersama komplotan militer yang didukung oleh masa demonstran dari kalangan koptik, sekuler, liberal dan nasionalis.
Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir dan Mursi bertemu beberapa kali untuk membahas meningkatkan hubungan perdagangan - Bashir telah diharapkan melakukan kunjungan ke Kairo hanya minggu ini, kata para diplomat.
Turabi, yang menjadi pemimpin ulama, dan pernah masuk dalam pemerintahan, kemudian dikudeta oleh Hasan el-Bashir taun 1989, sampai keduanya kemudian jatuh. Menurut Hasan Turobi, sejatinya Mursi menjadi korban antara komplotan tentara, Kristen koptik dan "liberal yang hanya percaya pada demokrasi, tetapi hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi tidak untuk orang lain", ungkapnya.
"Ini adalah kudeta terhadap konstitusi, terhadap legitimasi," kata Turabi kepada wartawan. "Dia (Mursi) adalah pemimpin pertama yang terpilih secara demokratis. Dia mengeluarkan sebuah konstitusi yang rayat inginkan", tambahnya.
Dibagian lain, Perdana Menteri Turki Tayyeb Erdogan dan Menteri Menlu Ahmet Davutoglu menggambarkan kudeta terhadap Presiden Mesir Mohamad Mursi sebagai tidak dapat diterima, dan merupakan intervensi militer, serta sebagai "kudeta militer".
"Seorang pemimpin yang berkuasa dengan dukungan dari rakyat hanya dapat digantikan melalui pemilihan. Hal ini tidak dapat diterima bagi para pemimpin yang terpilih secara demokratis dengan alasan apa pun, yang akan menggulingkan melalui cara ilegal, bahkan kudeta, "kata Davutoglu wartawan dalam sebuah jumpa pers pada hari Kamis, 5/7/2013.
Kekhawatiran di dalam negeri dan di seluruh dunia muncul sebagai era pasca-kudeta mungkin terjadi kekerasan, dan berdampak akan mendestabilisasi negara Arab yang paling padat penduduknya.
Pemimpin Partai Keadilan dan Partai Pembangunan (AK Party) Turki, Hüseyin Çelik, mengutuk penggulingan Presiden Mursi. Çelik, seorang wakil ketua dan juru bicara Partai AKP, mengecam penggulingan Morsi secara anti-demokratis dan menyerukan pendukung Morsi untuk mempertahankan suara mereka. Pejabat Partai AK memiliki hubungan erat dengan anggota partai Islam moderat Morsi, para Partai Kebebasan dan Keadilan.
"Saya mengutuk kudeta kotor di Mesir. Saya berharap massa yang mendukung Mursi berkuasa akan membela suara mereka, "kata Çelik pada akun Twitter-nya pada Rabu malam.
Memperhatikan bahwa Morsi memenangkan pemilu melalui usaha sendiri, Çelik mengatakan bahwa demokrasi telah "menang" dalam pemilihan umum tahun lalu di Mesir dengan Mursi.
"Kami tidak tahu sampai hari ini, apakah Morsi akan menolak militer. dan apakah bentrokan akan pecah jika Mursi melakukannya. Tapi kita harus mendukung dan bersimpati atas sikap Mursi yang pantang menyerah dalam menghadapi ultimatum militer dua hari lalu. Darah akan ditumpahkan jika Mursi pendukung bentrok dengan militer dan kelompok anti-Morsi. Kami tidak akan menyetujui itu. Namun, kita tidak mengatakan Mursi dan para pendukungnya hanya harus menelan kudeta ini, "tambah Çelik.
Dia juga menuduh beberapa negara Barat yang tidak ingin Ikhwanul Muslimin untuk memerintah Mesir berada di balik kudeta militer. Dia mengatakan bahwa kalangan Barat tidak bisa "mencerna" kenaikan Ikhwanul Muslimin kepada kekuasaan, sehingga memobilisasi massa melawan kekuasaan Ikhwan.
Deputi Perdana Menteri Bekir Bozdağ juga mengkritik militer yang melakuan kudeta Presiden Mursi dengan kekuatan militer, dan mengatakan, "Demokrasi, nasional, keadilan, martabat manusia dan kebebasan telah dihancurkan melalui kudeta di Mesir," dalam akun Twitter, Rabu, 4/7/2013.
"Tidak ada pernyataan dari Barat atau kekuatan-kekuatan yang dikenal (mengutuk kudeta). Dimana sikap Barat dalam mensikapi terhadap kudeta ini? "Ia menambahkan dalam tweet.
Presiden AS Barack Obama dalam sebuah pernyataan mengatakan ia "sangat prihatin" oleh intervensi politik militer Mesir, tapi Obama tidak mengatakan sebagai kudeta. Pernyataan itu menyerukan "transisi yang lebih cepat ke kepada kuasaan sipil".
Mengomentari kudeta, Perdana Menteri Turki Erdogan , mengatakan "Tidak ada pembenaran untuk setiap kudeta militer." Sumber-sumber diplomatik mengatakan kepada media Turki bahwa Menlu Davutoglu mengadakan pembicaraan telepon dengan rekannya di AS, Inggris, Perancis, Jerman dan Qatar mengenai perkembangan terbaru di Mesir.
Situasi di Mesir sangat memprihatinkan dan akan mempunyai dampak secara regional. Wallahu'alam.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!