Jum'at, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Februari 2013 19:34 wib
4.506 views
Setelah Diizinkan Pulang, Veteran Muslim Kembali Dilarang Naik Pesawat
OKLAHOMA, muslimdaily.net, - Seorang Muslim veteran Angkatan Udara AS kembali menghadapi masalah karena dilarang meninggalkan negara itu setelah diizinkan masuk kembali ke Amerika untuk menjenguk ibunya yang sakit.
"Sama seperti warga negara Amerika yang tidak boleh dicegah untuk kembali ke tanah airnya, seorang warga juga tidak boleh dicegah dari meninggalkan negara tanpa proses hukum," Adam Soltani, Direktur Eksekutif dari Council on American-Islamic Relations (CAIR) wilayah Oklahoma mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diperoleh oleh OnIslam.net, Kamis 8 Februari.
Saadiq Long, yang bertugas selama satu dekade di militer AS, telah mengeluh karena dilarang meninggalkan Amerika Serikat ke Qatar, di mana dia saat ini dia bekerja dan tinggal bersama keluarganya. Menurut CAIR, Saadiq berusaha untuk check-in dengan Delta Air Lines tapi diberitahu oleh otoritas AS bahwa namanya masih dalam daftar larangan terbang dan tidak akan diizinkan untuk melakukan perjalanan.
Veteran Muslim itu diizinkan masuk ke Amerika Serikat pada bulan Desember untuk melihat ibunya yang sakit setelah dilarang dua kali dari memasuki negara itu. Kunjungannya adalah yang pertama setelah menghabiskan satu dekade mengajar bahasa Inggris di tiga negara Arab, Mesir, Uni Emirat Arab dan Qatar.
Saat pulang ke Amerika Serikat, Saadiq mengeluh dilecehkan oleh otoritas penegak hukum federal. Dia mengatakan agen FBI mengintai rumah ibunya dan mengikuti ke mana pun dia pergi. Padahal dia tidak pernah didakwa atau diindikasikan dalam kejahatan apapun.
Saadiq bukan muslim pertama yang menghadapi masalah karena ditempatkan pada daftar larangan terbang tanpa alasan yang jelas.
Dijalankan pada tahun 2003 dan dikendalikan oleh Pusat Skrining Teroris FBI, daftar "larangan terbang" mencakup sekitar 20.000 orang yang dianggap oleh lembaga yang dikenal memiliki, atau patut diduga memiliki, hubungan dengan terorisme. Sekitar 500 dari mereka adalah warga negara AS, menurut juru bicara lembaga itu.
Pada bulan Mei tahun 2012, lima belas Muslim Amerika, termasuk empat veteran militer, menggugat pemerintah federal karena ditempatkan pada daftar "no-fly" tanpa alasan yang jelas.
Pada tahun 2009, sembilan anggota keluarga Muslim dikeluarkan dari penerbangan domestik AirTran Airways ke Orlando, Florida, setelah mereka mengobrol tentang kursi mereka di pesawat.
Insiden lain terjadi pada 2006 ketika enam imam telah dikeluarkan dari penerbangan domestik karena dianggap berperilaku yang mencurigakan. Mereka dikeluarkan dari penerbangan, diborgol dan ditahan di bandara untuk diinterogasi selama lebih dari lima jam.
CAIR sebelumnya telah menyerukan Departemen Kehakiman untuk menyelidiki tindakan "pemaksaan dan intimidasi" yang digunakan oleh FBI untuk menekan warga Muslim agar memberi hak konstitusional mereka jika mereka ingin kembali ke Amerika Serikat dari luar negeri. [har]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!