Kamis, 28 Jumadil Akhir 1446 H / 20 Januari 2011 14:10 wib
3.030 views
Perang AS Terhadap Whistleblower Meningkat
Departemen Kehakiman AS mengatakan bahwa seorang whistleblower atau pembocor rahasia yang membocorkan informasi kepada media adalah "ancaman yang jauh lebih besar bagi masyarakat" dari mata-mata yang menjual informasi kepada musuh.
Menurut managing editor berita di Antiwar.com, Jason Ditz, pernyataan yang dibuat oleh peradilan negaraAmerika ini adalah sejalan dengan upaya di AS "untuk mengintimidasi pelapor potensial dan mencegah mereka dari aktivitas semacam ini."
"Sepertinya mereka berusaha untuk membuat pernyataan yang luas tapi saya pikir mereka pasti mengarah pada Wikileaks dalam pikiran mereka," kata Ditz dalam sebuah wawancara dengan Press TV, Selasa 18 Januari.
Departemen Kehakiman AS membuat komentar itu sebagai bagian dari pengajuan penahanan whistleblower Jeffrey Sterling. Pengajuan itu dianggap sebagai hal yang umum bukan dikhususkan untuk kasus Sterling.
Rincian kasus whistleblower Jeffrey Sterling tidak pernah dipublikasikan. Ada spekulasi bahwa hal tersebut terkait dengan buku "State of War" oleh James Risen.
Sterling adalah orang kelima yang akan dikenakan tuduhan berdasarkan Undang-Undang Spionase atas hal yang berkaitan dengan kebocoran informasi rahasia.
Para kritikus percaya bahwa pengadilan adalah "uji kasus" terhadap pendiri Wikileaks Julian Assange.
Wikileaks telah merilis sekitar 2.700 kabel diplomatik sejauh ini. Wikileaks diperkirakan mendapatkan data dari departemen luar negeri sebanyak 99 % dari keseluruhan data. Sekitar 258.187 kawat diplomatik yang dimiliki Wikileaks belum sempat dipublikasikan.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!