Rabu, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 19 Mei 2010 08:06 wib
3.599 views
Pemakaman Maulana dan Saptono alias Pak Tuo
PAMULANG BARAT - Hari ini, Selasa 18 Mei 2010, jenazah Ahmad Maulana dapat dibawa pulang dari RS Polri Kramat Jati, setelah hampir sepekan jasad Maulana berada di Kamar Es RS Polri Kramat Jati tersebut.
Sekitar pukul 10:00 WIB, dua mobil Avanza rombongan keluarga Maulana tiba di RS Kramat Jati. Begitu mengenali jika jenazah tersebut benar Maulana, keluarga segera memandikan dilanjutkan dengan mengkafani. Pada saat dimandikan, terlihat darah masih mengalir keluar dari mulut dan lubang telinga. Luka tembak terlihat pada ulu hati hingga tembus ke bagian pinggul ke bawah pada tubuh Maulana yang kekar tersebut.
Menjelang Dhuhur mobil ambulance yang sehari sebelumnya juga dipakai untuk mengantar jenazah Saptono (pria yang ditembak mati Densus88 di Cikampek) mulai keluar dari komplek rumah sakit. Sekitar pukul 12:30 WIB jenazah tiba di rumah orang tua Maulana yang beralamat di Reni Jaya Baru AA6/2, Jalan Flamboyan 3, Pamulang Barat.
Jenazah disemayamkan beberapa saat dirumah, kemudian dibawa ke mushola Al Hikmah yang berjarak sekitar 200 meter untuk disholatkan puluhan jamaah.
Selesai disholatkan, jenazah Maulana dibawa ke pemakaman Pondok Petir, Depok yang berjarak sekitar 4 km dari rumah orang tua Maulana. Puluhan pemuda yang mengantar jenazah tak henti-henti meneriakkan takbir. Sekitar pukul 13:30 WIB prosesi pemakaman selesai.
Maulana meninggalkan seorang istri bernama Siti Hamimah dan seorang putra berumur 8 tahun bernama Ahmad Dahlan dari istri pertamanya yang sudah meninggal lebih dulu.
Dalam prosesi pemakaman Ahmad Maulana ini, tidak terlalu banyak polisi yang melakukan penjagaan serta hambatan yang berarti. Warga sekitar rumah orang tua Maulana tidak mempersoalkan jenazah Maulana dibawa ke Pamulang Barat serta dimakamkan disana.
Pemakaman Saptono alias Pak Tuo
Namun pada pemakaman Saptono alias Pak Tuo yang dilaksanakan sehari sebelumnya, yakni hari Senin 17 Mei 2010. Terdapat beberapa insiden yang dialami pelayat yang datang dari luar desa Lebak.
Informasi dari keluarga yang menghubungi MuslimDaily lewat telefon mengatakan, jenazah Saptono tiba di rumahnya di desa Sajirah, Lebak, Banten pada pukul 15:00 WIB, kemudian disemayamkan sebentar di rumah dan disolatkan oleh keluarga. Setelah itu jenazah dibawa ke pemakaman desa yang berjarak sekitar 500 meter. Jenazah Saptono dimakamkan disebelah makam kakaknya yang tak lain adalah Pura Sudarma alias Jaja, pria yang tertembak mati dalam baku tembak di Aceh beberapa waktu lalu.
Terjadi beberapa kali keributan pada akhir prosesi pemakaman, beberapa pelayat dari luar kota yang "ngeyel" datang dikabarkan mendapat intimidasi dari "intel". Seorang pelayat dibekap lehernya dan ditanyai datang dari mana serta dimintai KTP. Insiden ini mendapat perlawanan dari pelayat lain hingga terjadi tarik menarik. Akhirnya "provokator" tersebut mundur dan menghilang di kerumunan pelayat.
Dalam acara takziyah di kediaman Saptono di desa Sajirah, Lebak, Banten ini terlihat hadir pula Ummi Embay Badriyah yang tak lain adalah ibunda dari almarhum Imam Samudra.
Ahmad Said Maulana
Maulana dianggap sebagai salah satu aktor penting dalam aksi kelompok bersenjata yang melakukan pelatihan di pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar. Sedikit informasi yang bisa diungkap, Maulana pada awalnya mulao aktif di medan jihad Ambon tahun 1999-2000. Kemudian medan jihadnya berpindah ke Poso mulai tahun 2000. Di beberapa video dokumentasi dari wilayah konflik yang dimiliki KOMPAK, tampak gambar Maulana terjun dalam medan-medan perang saat itu.
Tahun 2003, Maulana berangkat ke Filipina untuk berlatih persenjataan serta pertempuran militer. Dalam perjalanan pulang dari Filipina, Maulana ditangkap di Malaysia, dan menjalani hukuman penjara 5 tahun setelah terkena UU ISA.
Tahun 2008 akhir, Maulana dibebaskan dan pulang ke Indonesia. Rupanya hasrat berjihadnya masih terus membara walaupun selama 5 tahun ia mendekam di penjara Malaysia yang kabarnya penjara disana lebih kejam dari penjara-penjara di Indonesia, belum lama bebas ia pun dikabarkan menjadi buronan polisi Kalimantan setelah dituduh terlibat perdagangan senjata. Hingga akhirnya muncul kabar santer mengenai kelompok bersenjata di Aceh yang menamakan diri Tandzhim Al Qaidah Serambi Mekah awal tahun ini.
Bersama Abdullah Sunata yang saat ini menjadi DPO nomor satu di Indonesia, rekannya dalam kancah jihad Ambon-Poso di bawah organisasi Laskar Mujahidin Kompak, Maulana dianggap mengotaki pelatihan bersenjata di Aceh. Kini Maulana sudah gugur, ia beristirahat tenang di makamnya di Pondok Petir, Depok. Di salah satu lengan Maulana, terdapat luka bekas tombak yang menancap hingga tembus, menurut penuturan ibunya itu adalah luka yang didapatnya ketika ia berjihad melawan kafir Kristen primitif di pulau Buru, Ambon sekitar tahun 2000.
Beberapa hari terakhir, di situs jejaring sosial Facebook beredar foto pria mirip Maulana, dalam gambar itu terlihat pria tersebut sedang memegang senjata laras panjang. Foto tersebut bertuliskan Mujahid Maulana Rahimahullah. Belum diketahui siapa yang pertama kali memposting foto tersebut.
[muslimdaily.net]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!