Kamis, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 15 April 2010 13:53 wib
2.647 views
Standar Ganda AS di KTT Nuklir Untuk Israel
Acara KTT nuklir baru saja selesai dihelat di Washington. Tidak kurang dari 47 negara, termasuk Amerika Serikat dan Rusia, negara-negara anggota PBB, IAEA dan Uni Eropa ikut berparitisipasi dalam acara tersebut. Iran dan Korea Utara karena keengganan Amerika Serikat tidak mendapat undangan untuk hadir .
Dalam konferensi internasional tersebut, AS yang menjadi tuan rumah menyuarakan misi penyelamatan terhadap pengembangan teknologi nuklir di seluruh dunia. Misi tersebut juga disetujui oleh para peserta konferensi dengan menindakinya secara lebih nyata. Mereka secara bersama-sama mendaulat Obama, presiden AS, sebagai pemimpim di garis depan untuk menjamin keselamatan terhadap pengembangan bahan nuklir yang rentan dalam empat tahun terakhir.
Obama dalam pidatonya memperingatkan dunia dari ancaman terorisme dalam pengembangan teknologi nuklir. Secara tidak langsung ia menyinggung Iran sebagai negara pengembang nuklir yang selama ini tidak kooperatif dan terus menjadi ancaman bagi Eropa dan Barat.
Tetapi ancaman tersebut ternyata tidak berlaku bagi presiden Rusia, Dmitry Medvedev. Ia justru memprediksi kalau program nuklir Iran tidak akan bermasalah. Baginya, Iran seperti anggota masyarakat internasional lain yang memiliki hak untuk mengembangkan program nuklir dibawah misi damai, walaupun selama ini Iran belum bisa meyakinkan masyarakat internasional kalau program nuklir mereka adalah murni untuk misi damai. Apalagi tindakan Iran baru-baru ini justru membuat suasana menjadi lebih runyam. "Sayangnya, Iran mengabaikan masalah-masalah tersebut. Mereka juga tidak memberi tanggapan yang jelas terhadap pertanyaan-pertanyaan dunia Internasional." kata Medvedev.
Pada saat yang sama Medvedev mengatakan kalau ia tidak setuju terhadap sanksi apapun yang akan dikenakan terhadap Iran karena sanksi tersebut biasanya berbuntut terhadap penderitaan rakyat. Selain itu ia berharap dunia Internasional mau menimbang kembali pemberian sanksi tersebut karena pertama, hal itu sangat tidak konsisten dengan moralitas. Kedua, hal itu dapat menyebabkan akibat yang mungkin justru berbahaya.
Pada konferensi tersebut, standar ganda sepertinya masih diterapkan Barat dan Eropa, karena mereka tidak sepatah katapun menyinggung kepemilikan senjata nuklir Israel. Israel sendiri tidak seperti Iran yang harus tunduk kepada undang-undang Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) (disetujui oleh Majelis Umum PBB pada 12 Juni 1968), karena kepemilikan senjata Israel belum diakui dunia Internasional.
Saat ini ada 4 negara yang memiliki kekuatan nuklir tapi belum diakui dunia Internasional : Israel, Korea Utara, di India dan Pakistan. Israel sendiri walaupun secara resmi tidak mengakui kepemilikan senjata nuklir, tapi tidak pernah menyangkal. Informasi yang didapat sekarang ini tentang program nuklir Israel juga tidak pernah valid, tapi para ahli percaya kalau negara tersebut memiliki sekitar 200 senjata nuklir. Adapun India memiliki 100-150 senjata nuklir, sedangkan Pakistan memiliki 30-50 senjata nuklir. Adapun untuk Korea Utara hingga hari ini belum diketahui berapa banyak senjata nuklir yang mereka miliki.
Dunia Internasional memang terus "menganakemaskan" Israel. Selama 30 tahun sejarah menyaksikan program nuklir Israel tidak pernah secara resmi ditanyakan.
[muslimdaily.net/Cno]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!