Rabu, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 17 Maret 2010 08:08 wib
1.510 views
Belajar Dari Suporter Sepak Bola
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam Keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. (yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung”.(Ali Imron : 169-172)
Bila melihat para supporter bola, saya sering ingat dengan para pendukung mujahidin di dunia maya dan nyata. Sungguh pemandangan yang sangt kontras sekali . Bila para supporter sepak bola semakin antusias bila klub sepkbola kesayangannya sedang beraksi maka supporter mujahidin bungkam seribu bahasa dan berlepas tangan dari aksi yang di lakukan para mujahidin, tapi tidak semua para supporter mujahidin itu lari dari gelanggang dalam mendukung mujahidin.
Para supporter sepak bola rela mati dan mempertaruhkan nyawa dan total berkorban demi klub sepak bola yang mereka bela tapi para supporter mujahidin hanya numpang tenar dan numpang nama “mujahid” bila keadaan aman dan tidak membahayakan nyawa mereka.
Ada sebuah ayat yang akan menjadi renungan para pendukung mujahidin dimanapun mereka berada, agar tetap tegar dalam memperjuangkan pemikiran, dakwah dan jihad para mujahidin di saat senang dan susah.
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlaku sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia wafat atau terbunuh kalian akan berpaling ke belakang (menjadi murtad)? Barang siapa berpaling ke belakang, maka ia tidak mendatangkan mudharat sedikitpun pada Allah dan Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS Ali Imran: 44)
Hendaknya kita semua berkaca dari ayat itu, walaupun ayat itu di tujukkan kepada Rasulullah, tapi bisa untuk bermuhasabah diri kita dalam perjuangan ini. Dimana ayat ini bertanya bila Rasul meninggal apakah para sahabat akan kembali kebelakang dan meninggalkan dakwah dan jihad. Ini juga bisa jadi gambaran buat diri kita, apakah dalam perjuangan dakwah dan jihad, bila diantara kita terbunuh dalam perjuangan, apakah kita kan menjadi lemah dan berbalik kebelakang dan meninggalkan amal yang paling agung yaitu : jihad.
Maka belajar kepada para supporter bola sangatlah penting dan perlu, mereka menjual dirinya untuk mati membela klub sepak bola yang mereka cintai, dan kita sudah melakukan perjanjian jual-beli kepada Allah dengan sadar, tidak juga memberikan pembelaan kepada mujahidin yang saat ini namanya dan citranya sedang di bikin buruk oleh musuh-musuh Allah, mari kita buka lagi ayat jual beli yang tidak pernah akan merugi ini.
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar”. (At-Taubah:111)
Tulisan ini sebenarnya ditujukan untuk diri penulis pribadi yang begitu penakut dan kerdil, tak pernah berkorban layaknya para mujahidin yang teguh di jalan dakwah dan jihad hingga ajal menjemput, tapi penulis ingin memberikan kontribusi walaupun kecil kepada para mujahidin yang berjihad dengan tulisan dan pikiran, agar kelak di akhirat penulis bisa mendapat ampunan dari Allah karena duduk-duduk tidak berdakwah dan berjihad membela dienNya yang hari ini dihinakan dan dinista oleh musuh-musuh Allah.
Ya Allah ampuni hamba-Mu yang tidak mampu berbuat apa-apa, semoga amal yang kecil ini berharga untuk perjuangan dalam membela DienMu.
[muslimdaily.net/Hanif]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!