Senin, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Februari 2010 09:30 wib
4.568 views
Hong Kong Library Menolak Eramuslim, Menerima Muslimdaily
Hari ini hujan mengguyur kota Hong Kong. Sejak pagi hingga sore, sehingga beberapa agenda terpaksa saya batalkan. Diantaranya menghadiri undangan di acara yang menghadirkan Palapa. Beberapa waktu yang lalu teman sesama kontributor dari tabloid RoseMawar menelepon dan menyuruh saya menghadiri undangan diacaranya Palapa (kalau gak salah, group dangdut dari Indo ya?).
Tapi karena hujan yang deras dan bawaan saya bertambah berat (dapat tambahan buku tebal enam eksemplar), maka saya tidak bisa ke sana. Pertemuan dengan beberapa temanpun terpaksa saya batalkan.
Dzuhur melewati depan gedung KJRI, ternyata di sana banyak teman-teman yang sedang berdemo. Sayup-sayup yang saya dengar dari teriakannya, mereka meminta agar biaya penempatan pekerja dikurangi. Wajar, selama ini biaya penempatan pekerja di Hong Kong tujuh bulan potongan gaji (seputar Rp 30 juta). Bagi kami uang segitu lebih dari sekedar banyak. Padahal pemerintah Hong Kong sendiri hanya menerapkan biaya yang dikenakan dari pekerja adalah 10% dari gaji pertama. Enak bangetkan para Agency dan PJTKI Indonesia (Dalam novelku yang akan segera terbit, insya Allah, saya menuliskan, “Sebuah pemerasan yang dilegalkan. Terkutuk mereka dengan semua pihaknya.” Mohon tidak komplain)?
Saya berniat mengambil camera ketika payung saya terjatuh diterpa angin. Akhirnya saya batalkan niat mengambil photo aksi pendemo. Karena tas sayapun turut basah. Saya lanjutkan berjalan menuju FSM (Forum Silaturrahmi Muslimah) di gedung BRI (numpang sholat). Ketika hendak sholat, seorang teman lain yang baru datang, meminta saya untuk menjadi imam, meskipun saya belum seberapa berani untuk menjadi imam, demi 27 derajat yang dijanjikan, maka sayapun menerima. Lebih baik dari pada sholat sendirian saya rasa.
Usai sholat langsung berangkat ke Hong Kong Library (Perpustakaan Hong Kong – ini diluar rencana-). Di sinilah cerita sebenarnya yang ingin saya tulis. Di tempat ini saya bertemu dengan tiga orang teman sesama penulis. Satu diantaranya meminta saya untuk membantu mengkoreksi tulisannya (padahal yang diminta tidak lebih pandai dari yang meminta). Sekitar satu jam kami bersama. Setelah kepergiannya saya kembali meneruskan ketikan, namun baru dapat beberapa kalimat saja, saya teringat sesuatu yang akhirnya mendorong saya untuk membuka sebuah situs Islam, Eramuslim.
Tapi, tuing tuing, begitu nada dalam benak saya, saya ulangi sekali lagi mengklik Eramuslim, masih sama, sekali lagi hingga berkali-kali. Tetap sama, dengan jawaban, Internet organisasi Anda menggunakan kebijakan membatasi akses ke halaman ini saat ini. Reason: The Websense category "Racism and Hate" is filtered
Heh? Apakah aturan ini berlaku untuk semua situs Islam? Penasaran. Saya coba mengingat semua situs Islam yang pernah saya kunjungi. Namun yang ketemu hanya dua saja, (bahasa Inggris saya kurang bagus, maka saya tanya kebeberapa teman di YM untuk meyakinkan. Salah satu jawaban yang saya terima adalah: “Untuk web yang termasuk kategori berbau rasisme (SARA, Suku, Antar Golongan, Ras, Agama) dan kebencian maka akan disaring atau lebih tepatnya ditolak”). Muslimdaily dan Dakwatuna. Dan ternyata keduanya bisa dibuka. Saya coba kembali ke Eramuslim. Tetap menolak. Akhirnya saya menyerah dan kembali dengan ketikan yang tertunda. Apa bedanya Eramuslim dan kedua situs yang lain? Mengapa ia ditolak sementara yang lain tidak? Sayangnya tidak terpikir untuk menggunakan Firefox, dibenak saya. Baru beberapa jam kemudian dapat masukan dari seorang teman di YM, ketika saya sudah sampai di rumah.
Ida Raihan
Cause Way Bay, Ahad 7 Februari 2010
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!