Selasa, 17 Jumadil Awwal 1446 H / 2 Februari 2010 07:02 wib
2.009 views
Kabar Muslim Hong Kong: Program Laboratorium Social Entrepreneur
“Perhatikan olehmu sekalian, sesungguhnya di dunia ini sembilan dari sepuluh pintu rizki terdapat dalam usaha perdagangan.” [HR. Ahmad].
Pesan nabi tersebut di sampaikan sudah sejak berabad-abad yang lalu. Tidak sedikit ummat beliau yang memperhatikan dan melakukannya. Nabi pun bukan hanya mengatakan. Tapi beliau menjalani dan membuktikan kesuksesannya.
Sekarang lihatlah warga China. Kalau kita perhatikan warga China di Indonesia, sebagian besar orang-orangnya bergerak di dunia perdagangan. Secara ekonomi, mereka tampak lebih sukses dari kita. Mereka tahu bagaimana memegang hadits nabi di atas.
Di dalam negeri, banyak sekali produk yang bertuliskan Made In China. Dunia perdagangan telah didominasi oleh mereka orang-orang China, yang notabenenya bukan orang Muslim. Sementara kita, yang seorang Muslim, yang seharusnya lebih dulu tahu maksud sabda nabi tersebut, hanya rela menjadi pembeli. Ironis sekali.
Bahkan sebagian dari kita, setelah hijrah di Hong Kong pun masih juga bekerja pada orang China. Belanja kebutuhan sehari-hari pada orang-orang China.
Meskipun sudah ada beberapa Rumah Makan dan Warung milik orang Muslim Indonesia (sebagiannya milik teman-teman perantau). Namun itu masih sulit dijangkau. Selain adanya hanya di pusat kota, toko yang jumlahnya masih sangat sedikit ini selalu dipenuhi oleh pengunjung. Sehingga banyak yang tidak punya cukup waktu untuk menunggu antrian, akhirnya memutuskan untuk memilih toko lain. Yang tidak lain milik orang-orang China.
Menanggapi fenomena ini, dengan berpegang pada hadits Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wa ‘alihi wassalam di atas, beberapa teman-teman Perantau Indonesia (PERI) bekerja sama dengan lembaga Dompet Dhuafa-Hong Kong (DD-HK), dipelopori oleh Bpk. Bambang S. Soedjadi, akhirnya memutuskan untuk mendirikan usaha sendiri. Selain untuk mengajari teman-teman berusaha berbisnis secara Islam, juga untuk meminimalisir agar teman-teman perantau tidak bergantung pada toko-toko milik China.
Bertempat di King’s Road, No. 55 1/f, Tin Hau. PERI akhirnya sukses melaunching Rumah Makan barunya. Sebuah Program Laboratorium Social Enterpreneur untuk para Perantau Indonesia di Hong Kong. PERI juga telah memiliki toko Indonesia di daerah North Point.
Menurut keterangan Pak Ghofur (Pimpinan DD-HK), berdirinya rumah makan Peri ini adalah suatu cikal bakal atau cetakan lahirnya para social entrepreneur. Harapannya rumah perantau sebagai tempat belajar, aktualisasi diri dan pengabdian kepada masyarakat dengan menjadikan teman-teman perantau sebagai pengusaha yang berjiwa sosial tinggi. Selain mempunyai keshalehan pribadi, diharapkan juga mempunyai keshalehan sosial.
Ida Raihan
Cheung Sha Wan, Senin, 1 February 2010
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!