Kamis, 17 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Januari 2010 06:26 wib
2.445 views
Polisi Inggris Kembali Tangkapi Tersangka Teroris di Negerinya
Polisi Inggris pada Selasa mengatakan mereka telah menahan seorang laki-laki di bawah Undang-Undang Terorisme, langkah dilakukan beberapa hari setelah Inggris menaikkan status siaga teror dari "substansial" menjadi "parah."
Petugas dari Unit Kontra Terorisme West Midlands menangkap pria 30-tahun dari daerah Sparkhill Birmingham, kota terbesar kedua di Britania, pada Selasa pagi. Pria itu ditahan karena dicurigai memiliki materi yang mungkin berguna bagi seorang teroris dan "mendistribusikan publikasi terorisme," kata polisi dalam pernyataannya.
Alamat rumah pria ini dan seorang lainnya yang tinggal di hunian properti Kings Heath sedang dicari, seperangkat komputer juga telah disita dan dibawa pergi untuk di periksa, kata polisi yang menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.
"Penangkapan ini dilakukan setelah pengintaian panjang, rinci dan penyelidikan terus-menerus," kata Inspektur Detektif Kenny Bell, kepala unit kontraterorisme dalam kasus ini.
Kantor Negara Britania Raya menyatakan pada hari Jumat itu telah meningkatkan peringatan teror setelah mendengar "saran intelejen" tentang kemungkinan ancaman di Britania, namum Sekretaris Alan Johnson mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa serangan akan segera terjadi.
Namun, dengan para menteri luar negeri dari berbagai negara yang datang ke London untuk konferensi mengenai Afghanistan Kamis ini dan mantan Perdana Menteri Tony Blair yang ditetapkan untuk bersaksi pada sidang perang Irak, negara ini tetap dalam status waspada tinggi.
Inggris menganggap dirinya sebagai target utama serangan potensial oleh "Islamis radikal" karena keterlibatannya dalam perang Irak dan Afghanistan, dan persepsi bahwa Inggris mendukung kebijakan utama Amerika di luar negeri dan merupakan sekutu Amerika.
Negeri ini juga sedang kewalahan menghadapi "radikalisasi" didalam negerinya yang mempunyai populasi Muslim besar dan berusaha menghentikan negeri ini yang dirasa akan dijadikan basis radikalisasi orang asing. Tersangka usaha pengeboman pesawat trasnatlantik Umar Farouk Abdulmutallab pernah menjadi mahasiswa di London, namun pemerintah Inggris menolak anggapan bahwa Mutallab belajar menjadi radikal saat tinggal di Inggris.
[muslimdaily.net/online.wsj]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!