Selasa, 17 Jumadil Awwal 1446 H / 26 Januari 2010 11:53 wib
2.700 views
PBB Sarankan Taliban Terlibat Dalam Politik di Afghanistan
PBB memiliki pandangan yang sama dengan negara barat dalam masalah Afghanistan dengan mengajak Taliban untuk terlibat dalam perpolitikan di negera konflik tersebut.
Utusan khusus PBB untuk Afghanistan Kai Ende pada hari Ahad 24 Januari menawarkan 2 saran untuk pemerintah Afghanistan dan agresor Amerika untuk membuka dialog dengan pimpinan Taliban.
Eide menyarankan kepada Afghanistan agar meminta PBB mengapus pimpinan Taliban dari daftar teroris PBB. Dia juga meminta Amerika agar mempercepat peninjauan ulang 750 tahanan yang berada di penjara-penjara militer Afghanistan.
"Jika anda ingin mendapatkan hasil yang relevan, anda harus berbicara kepada orang yang relevan di pemerintahan," ucap Eide menurut lansiran The New York Times.
"Saya rasa waktunya telah tiba untuk melakukannya."
Sementara itu pimpinan militer Amerika Jend. Stanley McChrystal mengatakan kepada Financial Times pada hari Ahad bahwa upaya yang telah dilakukan selama ini sudah cukup.
"Saya rasa bahwa sebuah solusi politik untuk semua konflik adalah hasil yang tak terelakkan. Dan itu adalah hasil yang benar," tambah McChyrstal.
PBB sebelumnya telah mengeluarkan daftar teroris 144 pemimpin bagi Taliban, termasuk sang pemimpin Mullah Mohammad Omar.
Di bawah resolusi PBB nomer 1267, pemerintah wajib membekukan rekening bank dan mencekalnya.
Beberapa petinggi Taliban mengatakan daftar hitam tersebut membuat mereka tak bisa melakukan negoisasi disamping itu mereka pasti akan ditangkap bila tampil di muka umum.
Komentar utusan PBB tersebut sebagai tanggapan atas pernyataan menhan AS Robert Gates bahwa Taliban merupakan salah satu bagian politik di Afghanistan.
Seorang koresponden pressTV di Kabul mengatakan bahwa setelah 8 tahun pendudukan tentara agresor barat dan pemerintahan boneka Afghanistan nampaknya kewalahan untuk menghadapi pejuang Taliban yang ingin merebut kembali kekuasaannya yang sah.
Pihak barat kemungkinan ingin menggunakan negosiasi untuk mementahkan perjuangan Taliban.
Mungkin seperti kisah licik penjajah Belanda yang kewalahan menghadapi Perang Diponegoro. Dengan mengajak Pangeran Diponegoro untuk berdamai. Namun pada kenyataannya hanya sebagai kedok untuk menangkapnya yang kemudian diasingkan di Sulawesi Selatan.
[muslimdaily.net/ptv]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!