Kamis, 17 Jumadil Awwal 1446 H / 21 Januari 2010 09:00 wib
5.338 views
Perang di Irak dan Afghanistan Benar-Benar Perang Salib
Menindaklanjuti sebuah berita ABC News yang melaporkan bahwa ratusan teropong bidik senapan yang digunakan militer agresor Amerika di Irak dan Afghanistan diberi kode dengan referensi rahasia Injil, jubir Marinir Amerika mengatakan bahwa kesatuannya memperhatikan hal ini dan akan mendiskusikan masalah ini dengan perusahaan pembuat senjata tersebut.
"Kami peduli dengan isu dan terkait dengan bagaimana ini terjadi," tutur Kapten Geraldine Carey, jubir marinir Amerika dalam sebuah pernyataan kepada ABC News.
"Kami akan menemui vendor untuk mendiskusikan masalah teropong bidik kedepan."
Menurut Carey, perjanjian kontrak kerja yang dibuat tahun 2005, sesuai dengan produk yang diinginkan kesatuan marinir.
Akan tetapi juru bicara CentCom, komando pusat pasukan AS yang dikirim di Afghanistan dan Irak mengatakan bahwa isu berita kutipan kode injil tersebut tidak perlu dibahas.
"Kaitan sempurna yang saya lihat diantara pernyataan tersebut bahwa di dalam uang dollar kami juga terdapat kutipan 'In God We Trust' dan kami tidak menghilangkan tulisan itu," Mayor John Redfield, jubir CentCom kepada ABC News.
'In God We Trust' adalah semboyan resmi negara Paman Sam tersebut yang ditetapkan oleh keputusan Kongres pada 1956, tetapi motto ini tidak secara resmi menggantikan "E Pluribus Unum".
Motto ini paling jelas terlihat pada mata uang atau lembaran uang Amerika Serikat. Mata uang pertama yang mengandung motto nasional ini adalah mata uang dua sen keluaran tahun 1864. Motto ini baru muncul dalam uang kertas pada tahun 1950-an.
"Kecuali jika peralatan yang sedang digunakan yang mengandung tanda kutipan tersebut kurang efektif (bermanfaat) bagi tentara, pelaut, pilot, marinir dan aparat militer lain yang menggunakannya, saya tidak melihat mengapa kita harus berhenti menggunakannya," tambah Redfield.
Sebagaimana yang telah dilaporkan jaringan media berita ABC News hari Senin 18 Januari, teropong bidik ini digunakan tentara AS di Irak dan Afghanistan dan juga dalam pelatihan tentara Irak dan Afghanistan. Perusahan pembuat aksesor senjata tersebut, Trijicon mendapatkan kontrak 660 juta dollar untuk beberapa tahun dalam menyediakan 800.000 teropong bidik bagi marinir Amerika dan juga kesatuan militer AS lainnya.
Dalam salah satu jenis teropong bidik tersebut tertera kode "2COR4:6" yang merupakan referansi dari kitab kedua dari Corinthian yang terdapat di Perjanjian Baru, bagian 4 ayat 6.
Advanced Combat Optical Gunsight (ACOG) atau teropong yang digunakan Marinir AS yang dibuat pabrik Trijicon ini dirancang dapat dipakai pada kondisi cahaya terang, cahaya rendah bahkan pada kondisi gelap sekalipun. Pada bagian bawah teropong jenis lain juga terdapat kode nomor model yang tercetak "JN8:12" yang mengacu pada bibel Perjanjian Baru Yohanes, Bab 8, Ayat 12 yang kurang lebih berbunyi : Yesus berkata kepada mereka, akulah penerang dunia, mereka yang mengikuti aku tidak akan berjalan dalam kegelapan, tapi akan mendapatkan cahaya hidup".
Digunakannya kode-kode injil dalam peralatan tempur Marinir AS di Irak dan Afghanistan ini membuat publik yakin bahwa ini adalah perang Salib Amerika. Tidak mungkin ada alasan tidak diketahuinya kode-kode injil tersebut di peralatan perang mereka.
Sepekan lalu Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen menyebutkan bahwa perang di Afghanistan ini tidak ada hubungannya dengan agama. Namun bukti kecil ini mementahkan pernyataannya bahwa ini bukan perang agama.
Sedangkan para Marinir Amerika yang menggunakan senjata-senjata tersebut menyebut bahwa ini adalah senapan Yesus, seperti yang dilaporkan ABC dalam sebuah video di situs mereka. Jadi tentara-tentara Amerika ini akan menganggap bahwa para mujahidin itu ditembak oleh Yesus.
Dua tahun lalu di Afghanistan, sebuah video dokumenter yang dibuat oleh Bryan Hughes melihat satu boks penuh Injil yang dicetak menggunakan bahasa Afghanistan. "Sudah jelas injil-injil tersebut dicetak bukan untuk para marinir Amerika tapi untuk disebarkan kepada warga Afghanistan, jadi sudah jelas mereka melanggar sendiri peraturan utama nomor 1 tentang perang", kata Bryan.
Dalam video yang dipublikasikan Bryan tersebut juga diperlihatkan Pendeta militer Amerika Letnan Gary Hensley yang mengatakan bahwa "sebagai orang Kristen kita berperang untuk Yesus, dan mendapatkan surga setelah itu, jadi kita akan mendapat kerajaan".
Jadi, yang terjadi di Irak dan Afghanistan sana adalah benar-benar perang Salib, bodoh kalau orang menyangkal bahwa perang disana adalah "perang melawan terorisme" seperti yang diusung Amerika dan latah diikuti negara-negara mayoritas Muslim lainnya.
[muslimdaily.net/abc]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!