Selasa, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 27 Desember 2022 19:46 wib
4.104 views
Beban Ekonomi Menjadikan Ibu Kehilangan Peran Mencetak Generasi
Oleh: Kiki - Ummu Ghaziya
Generasi-generasi saat ini sangatlah membutuhkan sosok Ibu. Ibu adalah tempat yang paling dibutuhkan anak dari masa kecil hingga dewasa. Dari mulai mereka belajar berjalan, makan, memakai pakaian, hingga dewasa saat mereka mulai dihadapkan oleh persoalan dunia. Di tengah derasnya arus barat yang merusak saat ini, mereka butuh sosok ibu yang dapat mendidik mereka. Menjadikan mereka seorang anak yang sholih sholihah, tangguh dan berkualitas terhadap agamanya.
Berbicara pentingnya sosok ibu, maka setiap tahunnya tanggal 22 Desember diperingati Hari Ibu. Sosok perempuan spesial yang menjadi sekolah pertama bagi anak, pencetak generasi unggul, serta suri tauladan. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) pun memperingati Hari Ibu dengan Tema PEREMPUAN BERDAYA INDONESIA MAJU. Dengan beberapa sub-sub tema pendukung tema utama. (tirto.id 13/12)
Melihat dari beberapa sub-sub tema pendukung ini jelas akan dapat menghilangkan peran penting ibu bagi mencetak generasi unggul. Sebut saja pada point sub tema 1 yaitu Kewirausahaan Perempuan, Mempercepat Kesetaraan, Mempercepat Pemulihan. Tujuan dari sub tema ini adalah memperdayakan kaum perempuan untuk ikut berwirausaha. Ikut melaksanakan kegiatan pemberdayaan guna meningkatkan perekonomian keluarga juga negara.
Tak hanya itu, pada point yang lainnya mengusung kesetaraan gender. Point ini menjamin partisipasi penuh dan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk memimpin di semua tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan masyarakat. Padahal laki-laki dan perempuan mempunyai pembagian peran yang seimbang dalam berbagai segi kehidupan. Kesadaran palsu telah membelenggu pemahaman bahwa perempuan berada dibawah laki-laki. Inilah yang menjadi sasaran empuk ala barat untuk memperdayakan perempuan agar terlepas dari kewajiban utama yaitu mencetak generasi unggul pemimpin masa depan.
Masifnya eksploitasi perempuan juga diperjelas oleh Pakar ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada, Poppy Ismalina Ph D. Beliau mengatakan bahwa perempuan berperan besar dalam perekonomian. Karena perempuan yang paling terdampak atas krisis global dan perubahan iklim. Maka, gencar perempuan harus aktif dalam membantu ekonomi keluarga dan negara (voaindonesia.com 17/12)
Disisi lain peringatan Hari Ibu, Kemendikbudristek Gelar Pameran "The Truth Inside You". Pameran ini memperlihatkan kondisi dan peran perempuan. Pameran ini juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk melihat besarnya peran perempuan untuk masyarakat khususnya generasi muda, ungkap Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati. (m.republika.co.id 18/12). Ini merupakan hal yang bagus, dapat menyadarkan perempuan akan hal penting yang harus dilakukan sesuai dengan perannya.
Pasalnya, pemberdayaan perempuan yaitu kaum ibu agar sesuai tujuannya bukanlah hal yang mudah dalam praktiknya. Di tengah kondisi menguatnya arus pemikiran barat sekularisme dan kapitalisme. Berkedok kesetaraan gender, pemberdayaan ekonomi justru membuahkan sosok ibu menjadi tulang punggung untuk membantu perekonomian keluarga juga negara. Maka, akibatnya ibu akan kehilangan fokus untuk menjalankan peran utamanya mendidik generasi.
Mengembalikan peran ibu sesungguhnya butuh sistem pendukung yang dibangun oleh negara. Islam yang merupakan Diin sekaligus seperangkat aturan yang sempurna. Mengatur bagaimana seharusnya menempatkan kaum ibu. Dalam Islam ibu berperan sebagai Al-Ummu madrasatul ula, ibu adalah madrasah (Sekolah) pertama bagi anaknya. Sekolah pertama untuk mencetak anak-anak yang sholih-sholihah yang nantinya akan menjadi generasi unggul yang beriman.
Dalam Islam ibu juga diwajibkan untuk menuntut ilmu guna menjadi bekal dalam menjalankan perannya. Ibu juga dibebaskan terjun di tengah masyarakat guna berdakwah menyampaikan kebenaran. Sistem Islam memastikan mencetak kaum perempuan menjadi sosok ibu yang taat dan berkualitas. Jika ibu menjalankan kewajiban dan perannya dengan baik dalam rumah tangga dan masyarakat. Pasti akan melahirkan anak-anak yang sholih-sholihah yang kelak menjadi generasi Islami pemimpin masa depan. Wallahualam bissawab. (rf/voa-islam.com)
Ilustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!