Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.217 views

Cerpen: Meraih Surga

 

Oleh: Khamsiyatil Fajriyah

 

Hari-hari terakhir cuti melahirkan, Qonita semakin didera kebimbangan.

"Nit, kakakmu dipecat lagi dari pekerjaannya."

Ibu memberi kabar semalam, saat Nita menidurkan Hisyam, bayi mungilnya yang berusia sebulan.

Miftah, kakak semata wayang Nita, bukanlah laki-laki pemalas. Tetapi sudah tiga kali ini sejak memulai mencari nafkah untuk istri, anak dan ibunya, dia diberhentikan dari tempatnya bekerja. Awal bekerja di pabrik pakan hewan, dipecat. Bekerja di travel biro haji, dipecat. Terakhir dalam setahun ini bekerja sebagai satpam di komplek pergudangan ternama, juga dipecat.

Biasanya akan butuh waktu sampai tiga bulan Miftah menemukan pekerjaan baru. Biasanya sambil menunggu pekerjaan baru, dia membantu istrinya menjual makanan kecil untuk dititipkan ke warung-warung kopi di desanya.

Kepala Qonita tiba-tiba berdenyut. Kebutuhan ibu pastilah dalam beberapa waktu ke depan tidak bisa dibebankan sepenuhnya ke Miftah, kakaknya itu. Padahal sakit diabetes ibu membutuhkan biaya yang cukup besar untuk kontrol tiap bulannya juga obat-obatannya.

"Semua terserah Mami," jawab Thoriq, suami Qonita, saat mereka berdiskusi masalah yang sebenarnya sudah final diputuskan sejak kelahiran Hisyam. Saat itu Nita memutuskan resign karena kewalahan sejak anak kedua mereka Salman berusia setahun, mulai aktif berjalan dan berlari. Sementara ibu semakin terlihat kepayahan karena sakitnya. Ibu tidak bisa lagi berlama-lama membantu Qonita mengasuh cucu-cucunya.

Qonita paham maksud kata terserah dari suaminya adalah Qonita harus menanggung semua konsekuensinya. Penghasilan Thoriq sebenarnya lebih dari cukup menghidupi keluarga kecilnya. Tetapi dia juga bertanggung jawab atas kehidupan ayahnya yang sudah tua renta dan tak sanggup bekerja. Ada dua anak yatim piatu almarhum kakaknya yang juga dia nafkahi.

Menurut Qonita, dengan tetap bekerja dia bisa meringankan beban suaminya dan keluarga kecilnya.

"Perhatikan Ziyad Mi..." Sering Thoriq meminta Qonita lebih memperhatikan anak pertamanya yang duduk di bangku Raudhatul Athfal.

Hafalan Quran Ziyad waktu itu tersendat karena Qonita tidak memiliki waktu murajaah si kakak. Tugas kantor telah menyibukkannya. Baru tiga bulan terakhir, saat Qonita cuti hamil dan melahirkan, Ziyad mampu menghafal surat An Nas sampai surat Ad Dhuha. Membanggakan. Karena sebenarnya Ziyad anak yang cerdas. Membiarkannya dia didampingi Mak Jum yang telaten mengurusinya, ternyata tidak cukup  mendukung tumbuh kembang kemampuan kognitif dan emosi Ziyad.

Drama bertahun-tahun hampir dialami Qonita setiap hari, saat berangkat kerja.

"Mami jangan kerja...!" Rajuk Ziyad dengan linangan air matanya.

"Iyad ga minum syusyu, ga jajan.." Selalu kata-kata itu yang diucapkan Ziyad ketika melepas maminya berangkat kerja. Ziyad selalu mengingat alasan yang disampaikan maminya, mengapa harus berangkat kerja. Untuk membeli susu dan uang jajan Ziyad.

Mbah Uti mendekap Ziyad, menenangkan Ziyad, membujuknya kalau mami nanti akan videocall sesampai di tempat kerja atau mengajak main ke rumah adik Naura, tetangga sebelah rumah yang memiliki banyak kucing.

Setiap hari kejadian itu cukup membuat hati Qonita berselimut sedih. Hari-harinya tidaklah menyenangkan meskipun dia bisa menyelesaikan tugas dari atasannya dengan baik. Sosok Ziyad dan Salman selalu terbayang di pelupuk matanya. Apalagi bila salah satu dari keduanya sedang sakit. Nelpon atau pun video call belum lah cukup.

Di pagi menjelang siang ini, setelah salat duha, Qonita merenung. Dia mengingat pesan bibi Anis, adik ibunya, yang biasanya menjadi tempat curhatnya.

'Hidup sangat lah singkat Nit sayang, gunakan waktumu untuk memperberat amalan saleh-mu, berharap Rahmat Allah dimasukkan ke surga Nya...'

'Membantu Ibu, menafkahi beliau bukankah juga amal saleh, Bi?'

'Benar, itu adalah amalan saleh sebagai amalan sunahmu. Amalan sunah dilakukan bukan dengan meninggalkan kewajibanmu. Bekerja bukanlah maksiat bagi seorang perempuan. Tetapi bagimu, dengan 3 anak balita, tentu itu bukanlah pilihan. Membayangkan ibumu akan terlantar juga tidaklah tepat. Suamimu menantu yang berbakti kepada ibumu, ada kakakmu, juga saudara ibumu. Tawakal kepada Allah, rezeki ibumu pasti sudah disediakan oleh-Nya.'

Perbincangan melalui WhatsApp  dengan bibinya pagi tadi, menjadi penguat bagi Qonita untuk menyudahi kebimbangannya. Usai melipat mukena dan sajadahnya, mencium kening Hisyam yang masih terlelap, dia membuka laptopnya. Bismillahi tawakkaltu  'alallah, sehabis zuhur siang ini Qonita akan ke kantornya. Bukan untuk memulai kerja setelah cuti selama hampir 3 bulan, tetapi untuk memberikan surat resign kepada HRD di kantornya. (rf/voa-islam.com)

Sidoarjo, 8 Maret 2022

 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X