Menjadi Ibu Tangguh di Era Pandemi

Oleh: Choirin Fitri

Satu tahun lewat kita mendampingi putra putri belajar di rumah. Istilah PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) atau daring (dalam jaringan) menjadi menu keseharian kita selama mendampingi mereka belajar. Meskipun amat ingin anak-anak kembali ke sekolah, nyatanya itu masih sebatas keinginan yang belum bisa terwujud.

Berbagai problematika daring telah kita nikmati. Mulai daring bikin darting (darah tinggi) karena ketidaksiapan kita menjadi guru berbagai disiplin ilmu di rumah, kejaran kurikulum yang belum disederhanakan, hingga anak-anak yang makin hari makin menguji kesabaran kita untuk mendampingi mereka.

Sejatinya, masalah ini tak hanya dialami satu atau dua ibu saja. Namun, mayoritas ibu merasakan hal yang sama. Apalagi jika ditambah dampak ekonomi yang semakin menghimpit keuangan keluarga, hingga ibu mau tidak mau harus turun tangan membantu ekonomi keluarga. Pandemi memang benar-benar menguji ketangguhan sebuah keluarga.

Dibutuhkan seorang ibu tangguh yang mampu menjalankan perannya sebagai pendamping suami, umm wa robbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga), hingga berperan di tengah masyarakat. Untuk menjadi ibu tangguh memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar ketangguhan seorang ibu bisa didapatkan. Ini beberapa diantaranya:

1. Menuntut ilmu

Era Pandemi membutuhkan kualitas ilmu seorang ibu yang tidak biasa. Sehingga, untuk menjadi ibu tangguh tidak cukup hanya mengandalkan ilmu yang telah aus dimakan zaman. Ibu musti mengupgrade ilmunya lagi. Baik ilmu tentang mendampingi suami, mendidik buah hati, urusan rumah, sampai agama.

Ada banyak fasilitas yang bisa digunakan. Bisa membaca buku atau laman-laman online. Menghadiri majelis ilmu online yang banyak bertebaran. Mendengarkan atau melihat berbagai ceramah atau pembahasan mengenai berbagai disiplin ilmu. Dengan demikian, ilmu ibu senantiasa terbarui dan siap menaklukkan berbagai tantangan kehidupan.

2. Anak daring, ibu sharing

Entah sampai kapan anak akan menikmati pembelajaran daring yang sering bikin darting. Namun, itu tak perlu terjadi jika ibu mau mengambil langkah sharing/berbagi. Bisa sharing dengan guru, kepala sekolah, teman sesama wali murid, suami, atau siapa saja yang bisa memecahkan berbagai problem daring yang ibu hadapi. Jangan sampai ketika ibu kesulitan mendampingi anak saat daring malah darting, lebih baik sharing agar terpecahkan permasalahannya.

3. Mendekatkan diri pada Allah

Sebagai ibu generasi muslim, maka, mendekatkan diri pada Allah adalah hal yang tidak boleh ditinggalkan. Allah-lah yang memberikan ujian dan Dialah yang akan mengeluarkan hamba-Nya dari ujian-ujian kehidupan. Sehingga, seorang ibu wajib mendekatkan diri pada Allah.

Ia senantiasa mengunggah doa-doa agar Allah memudahkan langkahnya mendampingi suami dan buah hati. Ia senantiasa memohon kekuatan pada Yang Esa agar tiap langkah yang dia lakukan semakin membuatnya taat. Ia pun senantiasa memohon pada Allah agar terhindar dari kemaksiatan saat menjalani kehidupan.

Beberapa hal inilah yang bisa dilakukan oleh seorang ibu yang ingin menjadi ibu tangguh di era Pandemi. Ibu yang tak hanya melahirkan buah hati dengan selamat, tapi juga seorang ibu yang mampu mengantarkan buah hatinya menjadi generasi emas peradaban Islam. Generasi yang akan membangkitkan negeri ini dari keterpurukan. Generasi yang akan mengembalikan kejayaan Islam ke pangkuan dunia. Generasi yang merindu dan dirindu surga. Wallahu a'lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

• Waspada, Hindarkan Anak dari Paham Sekuler
• Wajah Cerah dengan Face Mist Halal Berbahan Saffron Afghanistan
• Kekeliruan Paradigma Emosi
• Menjaga Keluarga dari Gerusan Kapitalisme
• Jangan Salahkan Nikah Muda
• Inilah 3 Tips Bagi Istri untuk Tampil "Glowing" di Depan Suami
• Persiapan Sudah Mencapai 75%, Muktamar Persistri XIII Diundur sampai Juli 2021
• Pandemi Covid-19 Belum Mereda, Muktamar Persistri XII Diundur