Senin, 22 Jumadil Awwal 1446 H / 22 Juni 2020 09:38 wib
6.564 views
Pandemi dan Belajar dari Kesabaran Istri Nabi
Oleh:
Yuyun Rumiwati || Forum Muslimah Peduli Generasi dan Peradaban
UJIAN pandemi Covid-19 di Indonesia telah memasuki bulan keempat. Ujian ini membawa banyak pengaruh dalam kehidupan rakyat. Hampir di segala lini merasakan dampaknya terutama yang paling menonjol adalah di bidang ekonomi. Pemutusan kerja pun terjadi. Angka penjualan pedagang pun menurun drastis.
Kehidupan keluarga pun terkena dampaknya. Angka perceraian selama Pandemi pun meningkat, seperti yang terjadi di Cianjur Jawa Barat.
Berdasarkan data Pengadilan Agan Cianjur, jumlah pendaftar gugatan dalam satu hari meningkat 50 orang. (Okezonecom, 13/6/2020). Alasan gugatan cerai terbanyak karena faktor ekonomi kemudian disusul karena masalah akhlak.
Kondisi yang tidak jauh berbeda juga terjadi di Jepara. Pengadilan Agama Kelas II A Jepara memproses 800 kasus gugatan cerai pasangan suami istri. Rata-rata gugatan diajukan oleh pihak istri, karena kondisi ekonomi keluarga akibat suami di-PHK di masa pandemi covid-19. (merdeka com, 11/6/2020).
Memang ujian pandemi yang terjadi cukup menguras energi dan psikologi hampir semua kalangan. Terlebih para istri. Mulai dari tambahan amanah mendampingi si buah hati belajar di rumah. Belum lagi ketika goncangan ekonomi menerpa. Dapat kita bayangkan ketika landasan keluarga tidak kokoh. Hak dan kewajiban tidak berjalan sebagaimana seharusnya. Tentu akan mempertambah beban seluruh anggota keluarga terutama istri.
Dalam kondisi ini tentu tauladan terbaik amat kita butuhkan. Dan sebaik-baik teladan adalah mereka yang Allah muliakan dengan Ridha dan Surga-Nya, di antaranya adalah Rasulullah Khadijah binti Khuwalid. Sebagaimana hadist Rasulullah,
سَيِّدَاتُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَرْبَعٌ: مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَآسِيَةُ
Artinya: "Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam bintu Imran, Fatimah bintu Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallam, Khadijah bintu Khuwailid, dan Asiyah." (HR Muslim).
Beliau adalah Istri yang sangat mencintai suami, ibu terbaik bagi anak-anaknya. Memberikan segala harta benda, tenaga, pikiran dan semua yang dimiliki dialirkan dalam membela agama Allah.
Khadijah Istri yang Menentramkan Suami
Sosok Khadijah yang begitu bijak dan teguh dalam mengokohkan suami adalah tauladan terbaik yang bisa kita ambil wahai para Istri. Di kala suami mungkin ada yang di PHK, omset penjualan menurun. Sedang pengeluaran tetap bahkan melonjak efek kebijakkan tak berpihak ke rakyat.
Para Istri butuh hadir sebagai pengokoh untuk memulihkan optimisme pasangan. Konsep Rezki adalah dari Allah. Konsep ikhtiyar atau usaha dengan menyertai konsep tawakal mulai awal hingga akhir ikhtiyar. Akan menjadi suntikan energi positif tersendiri bagi suami.
Berikut kisah indah bagaimana ketika ibunda Khadijah menenangkan Rasulullah,
"Lalu Nabi menceritakan kejadian yang beliau alamai kemudian mengatakan, 'aku amat khawatir terhadap diriku'. Maka Khadijah mengatakan, 'sekali-kali janganlah takut! Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Sungguh engkau adalah orang yang menyambung tali silaturahmi, pemikul beban orang lain yang susah, pemberi orang yang miskin, penjamu tamu serta penolong orang yang menegakkan kebenaran." (HR Bukhari)."
Sikap istimewa ibunda Khadijah dilandasi keimanan dan berbalut cinta serta ketulusan. Dengan izin Allah, Rasulullah bisa mengarungi ujian mengemban amanah besar kenabian.
Khadijah sedari awal terkenal sebagai wanita mulia bangsawan dengan harta melimpah. Namun, sejak masa kenabian Rasulullah, ujian demi ujian hadir. Hingga sampai ujian pemboikotan atau embargo oleh Quraisy terhadap Bani Hasyim dan Abdul Muthalib. Mereka dilarang bertransaksi jual beli dan melakukan pernikahan dengan suku lain. Hampir 2-3 tahun pemboikotan. Kelaparan pun menghinggapi. Termasuk Khadijah
Bayangkan andai bukan karena kekuatan iman untuk berkhimat dan taat pada Allah dan rasul-Nya serta kecintaan suci terhadap suaminya. Mustahil Wanita bangsawan seperti Khadijah mampu bertahan. Dari kondisi serba ada. Hingga tanpa ada apapun.
Dari sini pelajaran besar yang bisa kita ambil wahai para Istri. Ujian kesempitan ekonomi dan lainnya yang menimpa kita masih jauh lebih ringan dari ujian ibunda Khadijah dan wanita tangguh lainnya. Pun kita butuh merenungkan hadist berikut,
"Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR. Thirmidzi dan Ibnu Majah)
Berdasarkan hadist di atas kita harus senantiasa menanamkan husnudzon atas ujian dari Allah. Dan diikuti dengan terus memupuk keimanan dan ketakwaan sehingga kita bisa mengarungi ujian pandemi tanpa stres apalagi berujung pada keretakan keluarga. Aamiin.*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!