Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
5.313 views

Ramadhan Berbeda, namun Tetap dalam Kekhusyuan

 

Oleh:

Henyk Nur Widaryanti

 

RAMADHAN kali ini terasa berbeda. Iya kan kawan? Biasanya kita meriahkan dengan tarhib, kajian-kajian, tadarusan sampai tengah malam, tempat kuliner ramai, jalan-jalan ramai, ngabuburit bareng hingga bunyi petasan dimana-mana. Anak-anak ramai bermain kembang api, air mancur bahkan petasan atau kalau di desa sering pakai mercon bumbung. Orang-orang berjalan beriringan untuk menjalankan ibadah tarawih di masjid dengan suka ria. Hati ini rasanya teduh, pikiran pun tenang mendengarkan setiap lantunan ayat suci Al Qur'an saat tadarusan. 

Namun, konsini seperti itu tak lagi bisa kita nikmati. Malam 1 Ramadhan kemarin tak bisa kita mendengarkan lantunan ayat suci dalam tadarusan. Kalaupun ada, hanya sebentar. Jalan-jalan kampung tak lagi ramai dengan riuh canda anak-anak yang bermain. Sholat di masjid seakan dihantui perasaan dag dig dug, harus pakai masker bahkan jarak antar orang harus satu meter. Kultum yang biasa menghiasi mimbar bakda tarawih pun ditiadakan. Jamaah diminta langsung pulang. Itu bagi daerah yang belum berzona merah. Bagaimana dengan daerah zona merah? Suasananya pasti lebih sepi lagi. 

Di saat ngabuburit pun sepi. Tak ada kegiatan buka bersama. Masjid tak lagi ramai dengan riuh canda tawa. Bagaimana tidak? Tradisi buka bersama yang telah ada turun temurun saat ini tak bisa dilakukan. Walhasil semarak Ramadan tak semeriah seperti yang kita rasakan sebelum-sebelumnya. 

Momen buka puasa bersama inipun pasti dirindukan oleh orang-orang yang kekurangan. Pasalnya dengan mengikuti buka bersama, mereka jadi lebih berhemat uang. Mereka bisa menikmati makanan sehat, lezat dan bergizi tentunya. Mereka tak perlu berfikir, nanti saat buka mau makan apa. Dan mereka hanya perlu mempersiapkan untuk makan sahur. 

Sedangkan bagi para dermawan yang biasa memberikan bekal buka puasa. Mereka merindukan pahala yang berlimpah dari doa-doa orang yang berpuasa yang mereka beri hidangan berbuka. Meskipun saat ini mereka masih bisa memberi bekal buka, pastinya tak akan sebanyak dahulu. Apalagi kondisi di daerah zona merah. Tak leluasa keluar rumah.

 

Wabah tak jadi masalah

Mau tidak mau memang harus diakui, saat ini kondisi puasa kita memang tak ideal. Tak seperti biasanya. Kita tak sebebas dulu. Bahkan bisa jadi kita tak dapat mudik ke tanah asal. Apalagi kondisi wabah masih belum ada titik terang selesainya. 

Namun, sebagai orang yang beriman harusnya kondisi minimalis seperti ini tak jadi masalah. Seorang muslim dapat hidup dan menjalankan kehidupannya dalam kondisi terancam, terbatas atau serba ketercukupan. Karena tujuan hidup bagi seorang muslim bukanlah dunia, tapi nikmatnya akhirat. 

Ingatkah kita dengan saudara-saudara di tepi Gaza, Palestina? Apa yang kita alami saat ini, bisa jadi lebih parah. Mereka berbuka dengan hidangan seadanya, berbuka di bawah reruntuhan bangunan atau di bawah desingan peluru laras panjang. Kadang mereka pun tak menemukan air bersih untuk diminum. Roti yang dimakan hanya roti kering yang keras. Saat malam tiba, sering tak ada penerangan. Hanya cahaya lilin yang menemani. Tidur berselimut malam. Udara dingin menusuk hingga persendian. 

Kalau kita ingat itu semua, mereka tetap gembira menyambut Ramadhan. Mereka tetap puasa dalam kekhusyuan. Mereka tetap berbagi. Jadi, kondisi kita saat belum ada apa-apanya jika dibandingkan mereka. Mungkin saat ini memang sepi, tak ada hiruk pikuk lagi. Tapi kita harus percaya, ada ibrah di balik kondisi saat ini.

 

Tetap khusyuk di tengah wabah

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151). 

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan, “Sebagaimana pahala amalan puasa akan berlipat-lipat dibanding amalan lainnya, maka puasa di bulan Ramadhan lebih berlipat pahalanya dibanding puasa di bulan lainnya. Ini semua bisa terjadi karena mulianya bulan Ramadhan dan puasa yang dilakukan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah pada hamba-Nya. Allah pun menjadikan puasa di bulan Ramadhan sebagai bagian dari rukun Islam, tiang penegak Islam.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 271). 

Betapa luar biasanya iming-iming yang Allah berikan bagi kita orang-orang mukmin. Jadi sebenarnya tak ada alasan bagi kita untuk bersedih atau menggerutu. Sepinya suasana Ramadhan kali ini tak mengurangi pahala yang Allah janjikan. Setiap aktivitas kita tetap berpahala berlipat-lipat. Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya kita manfaatkan waktu ini untuk konsentrasi dengan ibadah dan amalan lainnya. Kalaupun memang tak bisa di masjid, kita bisa melakukannya di rumah. Di mana saja, berpahala. Asalkan semua dilakukan ikhlas karena Allah.

 

Memperbanyak amalan meningkatkan iman

Banyak hal yang bisa kita lakukan saat ini. Meskipun kita tak bisa datang ke kajian-kajian umum seperti biasa, kita tetap bisa menyimak kajian-kajian online.  Ada banyak chanel kajian online yang bisa kita hadiri. Tinggal ngisi pulsa dari rumah, kita dapat pergi ke kajian mana yang kita perlukan. 

Di rumah kita pun dapat memperbanyak tadarusan, sholat sunnah, hafalan, bahkan mengerjakan rumah dan mendidik anak-anak. Jika kita jalani semuanya dengan senang dan ikhlas, insyaAllah berpahala. Atau jika memang kita punya kelebihan, bisa kita berikan kepada tetangga sekitar kita yang membutuhkan. Apalagi saat ini banyak karyawan dirumahkan atau pedagang kaki lima yang pendapatannya menurun drastis.

Justru kita harusnya bersyukur. Saat kondisi saat ini, kita tak perlu foya-foya menghamburkan uang. Kita cukup makan apa adanya. Tak perlu berdesakan ngabuburit tak jelas. Cukup di rumah, ngabuburit bareng keluarga. Sambil melatih kita yang selama ini hidup berlebihan untuk belajar bersahaja. Dan mengasah kepekaan terhadap penderitaan yang lainnya. Wallahu a'lam bishowab.*

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X