Darurat Medsos, Hago Surga Pornografi?

Oleh: Desi Wulan Sari

Zaman telah berganti, begitu juga dengan alat komunikasi. Ketika media sebagai alat komunikasi tidak lagi memiliki fungsi semestinya, maka bencana akan selalu mengintai anak-anak kita. Mereka yang masih di bawah umur dan butuh pengawasan orangtua yang paling rentan mengalaminya.

Salah satu media yang sedang booming saat ini adalah gadget berupa handphone. Alat komunikasi ini tidak asing lagi baik di kalangan anak-anak dan dewasa. Berbagai aplikasi ditawarkan di sana, seperti media sosial, hiburan, belanja online, bisnis, pendidikan, dsb. Ini semua dengan alasan demi kemudahan komunikasi dan informasi atau pun sarana hiburan bagi penggunanya. 

Tidak adanya batasan umur dalam penggunaan dan kepemilikan handphone bagi anak-anak menjadikan mereka leluasa menggunakannya tanpa mengetahui fungsi dan manfaat semestinya. Banyaknya aplikasi yang ditawarkan membuat mereka ingin selalu mencoba sesuatu yang baru. Ketidakmatangan berpikir anak-anak yang polos dan lemah, menjadikan mereka sasaran dan target mudah bagi para predator kejahatan di luar sana.

Salah satu aplikasi yang sedang booming dan tren di kalangan anak-anak dan remaja saat ini adalah HAGO. Hago adalah sebuah aplikasi yang terdiri dari beberapa permainan atau game sederhana tapi online. Aplikasi ini banyak digunakan untuk menambah kenalan dengan lawan jenis. Para penggunanya bisa terhubung dengan akun sosial media seperti facebook sehingga mereka bisa bermain dengan teman yang ada facebook. Apabila lawan bermain pvp terlihat menarik,  meteka bisa  tambahkan teman. Pencarian teman bisa dilakukan secara acak dari game, atau bisa juga dari fitur pencarian di menu play with friend serta menu friend search.

Hago mudah terhubung secara otomatis ke media sosial seseorang, sehingga rentan dijadikan alat kejahatan bagi orang dewasa. Sex predator mengintai anak-anak. Pasti akan sangat senang dan menganggap media ini sebagai sasaran atas surga pornografi gratis bagi mereka. Seperti halnya yang terjadi di Madura beberapa waktu lalu, 10 anak dipaksa melakukan video mesum berupa video call sex (VCS) melalui aplikasi hago.

Pelaku berkenalan dengan para korbannya melalui game online hago dan kemudian berlanjut ke percakapan di WhatsApp. Menurut laporan kepolisian sebanyak 10 korban yang diincar oleh Pelaku merupakan anak di bawah umur rentang usia 15 tahun, bahkan ada yang 9 tahun.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Iwan Kurniawan menyatakan, "Pelaku tersebut mengancam dengan menggunakan rekaman video porno yang didalamnya terdapat gambar korban.  Pelaku merekam korban, saat melakukan sambungan video call. Hal tersebut dijadikan senjata oleh tersangka untuk kembali mengajak korbannya untuk melakukan VCS. . Pelaku juga kerap menyebarkan video kejahatannya ke grup WhatsApp (WA) (Madura.tribunenews.com , 30/7/2019).

Tingginya tingkat kejahatan dengan korban anak-anak dalam media sosial semakin meningkat dari tahun ke tahun. Media dengan berbagai kemanfaatannya ternyata memiliki kemudharatan. Kerusakan yang ditimbulkannya pun berada dalam kondisi mengkhawatirkan. Kemudahan teknologi dan kemudahan mengakses media di seluruh dunia menjadi jalan surga para predator sex anak-anak. Sistem sekuler  bebas nilai yang dianut negeri ini, semakin membuka peluang bagi kejahatan keji ini. Saat nilai agama diabaikan, tak ada tempat lagi bagi moralitas. Rasa kemanusiaan akan terus tergerus oleh nafsu dan angkara murka semata.

Media Sosial dalam Pandangan Islam

Media sosial menurut Islam diperbolehkan dengan catatan mengetahui bagaimana batasan – batasannya, wajib santun, mengetahui etika dan bijak dalam bermedia sosial.

1. Media Penyambung Silaturahmi

Silaturahmi merupakan aktivitas yang dianjurkan oleh agama Islam. hukum silaturahmi menurut islam sendiri adalah wajib.  Dengan adanya kemajuan teknologi, media sosial menjadi aktifitas silaturahmi  jarak yang jauh dengan orang tua, keluarga, saudara, dan teman.

2. Media Untuk Membagikan Karya Tulis

Jika seseorang mempunyai hobi menulis asalkan itu dengan tujuan yang positif untuk menebar manfaat bagi kehidupan umat, tentu saja dianjurkan dalam Islam. Karena Allah memerintahkan kepada hamba – Nya untuk berilmu dan bisa bermanfaat bagi sesama. Ingat manusia diciptakan oleh Allah Swt sebagai makhluk sosial yang sudah menjadi kewajiban untuk membantu orang lain bahkan bisa bermanfaat. Bahkan jika didalami dengan serius dunia menulis dapat menjadi ladang nafkah mencari rejeki.

“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri.” (QS. Al – Isra : 7)

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, ath – Thabrani, ad – Daruqutni)

3. Media untuk Berbisnis

Dalam berbisnis, Islam juga sudah mengajarkan untuk berperilaku jujur sebagai wadah pencari rejeki. Begitu pula dengan media sosial bisa dimanfaatkan untuk wadah transaksi bisnis seperti jualan online sehingga memudahkan anda mencari rejeki dijalan Allah Swt. Anda bisa meneladani bagaimana cara berdagang rasulullah agar mendapatkan keberkahan dalam kehidupan.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali gengan jalan perdagangan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An Nisa : 29)

4. Media untuk Berdakwah

Menulis pun merupakan salah satu cara untuk berdakwah. Yang terpenting tulisan tersebut mudah dimengerti dan disertai dengan sumber – sumber yang jelas seperti AlQuran dan hadis. Dengan mengajak dan menyerukan informasi berbentuk tulisn melalui media sosial termasuk salah satu ibadah yang baik dan akan mendapatkan pahala dari Allah Swt. Ini artinya media sosial membawa manfaat yang lebih baik.

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru menuju Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Fushshilat : 33)

“Katakanlah: “Inilah jalanku (agamaku). Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata (ilmu dan keyakinan). Maha suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS. Yusuf : 108)

5. Media Sosial Sebagai Sumber Informasi

Jika kita menggunakan media sosial untuk mencari informasi yang bermanfaat, pastinya akan sangat membantu untuk menambah wawasan, seperti halnya untuk mendalami ilmu agama yang kita punya. Tidak perlu buku bertumpuk – tumpuk kita sudah bisa mendapatkan semua informasi yang dinginkan.

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuanbeberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Mujadilah : 11)

Sehingga jelas bagi manusia, bahwa apa-apa yang telah Allah atur dalam hukum syariat pastinya nemiliki nilai positif yang tak terbantahkan. Bukan sistem sekuler dan hukum hukum buatan manusia yang dapat menyelamatkan umat. Justru hanya akan menjerumuskan manusia ke jalan kemungkaran dan penuh dengan kerusakan. Jika manusia tidak lagi mau diatur oleh syariat maka bersiaplah kehancuran yang akan menimpa mereka.

Wallahu a'lam bishawab. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

• Saatnya Perempuan Merdeka dari Sandera Sistem Kapitalisme
• Inilah 5 Tips Agar Gawai Tak Bikin Lalai
• JFC: Ketika Wanita Mulai Kehilangan Mahkota
• Besarnya Tugas Seorang lbu
• Shafa Marwah Bukti Ketaatan yang Memukau
• Ayah, Jangan Kau 'Makan' Putrimu!
• Anak Investasi Terbaik Orang Tuanya
• Gerakan #NoMarriage Is No Good Solution