Jum'at, 19 Jumadil Awwal 1446 H / 23 Juni 2017 16:01 wib
8.020 views
Cahaya Pintu Langit (2)
Sahabat fillah, 30 jam sudah kunikmati suasana di rumah lagi, tempat yang senantiasa kusebut 'bayti jannati' Alhamdulillah. Syukron Jazzakumullohu khoyron katsiron atas semua supportnya terhadap diri ini.
Secuil cerita, begitu kamis malam masuk ke condo kontrakan mungil kami, bismillah walhamdulillah. Kateter masih menempel bersahabat denganku, anak-anak membantu umminya untuk cuci tangan dan kaki. Masya Allah. Teringat sebelum pulang, dokter bercanda sekilas, "Tak pe, Sri dah boleh rehat kat rumah. every thing is okay, hanya si bladder may be recovery memerlukan masa lagi. Ada banyak hal yang kita tak ketahui di dunia ini, kita minta sama Allah SWT sahaja untuk mem-fix-kan segalanya. Kami semua pun nak balik kampong... hahahahaha, insyaAllah jumpa lagi check up selepas raya yee."
Yo wis, tugas utama rehat di rumah adalah relaktasi, semoga Baby Sabiq dikasih Allah SWT rezeki untuk memperoleh ASI kembali, aamiin, begitulah bathinku beberapa hari ini.
Aku duduk di kursi, kemudian bocah mungil satu-persatu memelukku dengan haru. Lalu tidak kutunda, (dari RS sudah makan malam). Baby Sabiq kupeluk erat. Dan MasyaAllah! Tidak ditundanya pula, mulutnya menghisap secara refleks. Alhamdulillaah. Ini 2 mingguan nenen kosong melompong, baby Sabiq berkeringat bekerja keras menstimulus ASI. Yaa Allah! Terima kasih banyak ya Rahman ya Rahiim, anak-anak 5 siblings ini memang tidak ada riwayat 'bingung puting', atau malas nenen dan inilah pengalaman pertama relaktasi. (dengan kejadian ASI berhenti total saat aku mesti dirawat di RS).
Lucunya, sejak jam 9 malam duduk di kursi itu sampai pukul 1, Baby Sabiq tidak mau melepaskan nenen. Aku pun mulai terasa lapar lagi. Yuk Sari mengambilkan nasi dan lauk, segera kulahap habis. Alhamdulillah. Kupandangi ruangan sekelilingku, "Ya Allah Sabiq. apa yang terjadi dengan rumah kita?!" (derai air mata haru mulai merembes di pipiku). "Rumah kita persis seperti toserba, atau pasaraya, atau hypermarket. Betapa dahsyatnya ukhuwah Islamiyah!
Kata Abu Azzam, sahabat-sahabat fillah di KL membuat team piket memasakkan keluarga kami, bergiliran menengok anak-anak kami, mengirimi segala keperluan, sampai detail hal kecil saat aku kepingin kolak duren dan es teler, ternyata bocor rahasia, ketahuan, eh dibawain. Ya Allah, sekeren itu caraMu menggerakkan hati, jiwa dan raga hamba-hambaMu sehingga saling merasakan betapa barokah dan kasih sayangMu amat sangat deras. Terima kasih yaa Allah.
Tetapi, Abu Azzam gak pernah cerita, kalau rumah kami seperti ini kondisinya. Di rak buku ada parcel-parcel, ada tumpukan biskuit, di meja makan lebih-lebih lagi, di dapur sudah tak muat lagi, di kasur (kamar yang buat tamu, gak dipake) penuuuh kue muih buat hari raya, parcel dan kado baby Sabiq. Jangan tanya kulkas, gak ada tempat lagi! Anggur, apel, delima, jeruk, jambu, fir, susu-susu anak dll semua buah yang disukai anak-anak ada! Jangan tanya kurma, selusin box lebih!
Yaa Allah, Sabiq-ku. Kita doain yah nak, semoga semua tentara Allah yang menolong kita, senantiasa dilimpahkan balasan kebaikan berlipat-lipat ganda oleh Allah SWT sepanjang hayat, semoga mereka semua diridhoi, dirahmatiNya, dilimpahkan kebahagiaan olehNya di dunia, sampai di akhirat kelak. aamiin. Sabiq berdehem, seolah memahami rasa haru yang begitu mendalam di sudut hatiku.
Setelah kuminum susu, Abang Azzam menggandengku dan membantu memegang kateter, kemudian aku berbaring di kamar. Sabiq sudah bobok, dipelukanku. Amazing bibirnya basah, ASI. Malam ini adalah malam kami dengan tidur terpulas setelah satu bulan ini. Subhanalloh walhamdulillah.
Duhai Allah, ternyata tak hanya team dokter yang memperoleh keajaiban dalam kasus 'si Bladder' yang entah kenapa dapat mempengaruhi kreatinen, ginjal, dan tensi. Relaktasi Sabiq dan kondisi Kaum Muslimin saat ini benar-benar amazing pula! masya Allah laa quwwata illa billah!
Amat terasa bahwa saat ada bagian tubuh yang kecil saja sakit, maka seluruh bagian tubuh lainnya ikut terasa sakit.
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmushshalihaat. Ya Allah... Yaa Robbana lakal hamdu kama yanbaghilijalali wajhika kariimi wa azimi sulthonik.
Ratusan bekas suntikan, cairan-cairan pahit yang pernah dimasukkan melalui hidung, dan puluhan tindakan medis (yang aku gak hafal istilahnya apa saja, plus tiap hari darahku diambil buat dicheck di lab) yang pernah kurasakan, tiada bekas perih nyeri sakitnya lagi, saat merasakan betapa Allah SWT Maha Berkehendak dengan mengizinkan qadha dan qadarNya berlaku sebagai skenario terindah untuk hamba yang berlimpah kasih sayangNya.
Alhamdulillah pula, banyak sohib dokter dan beberapa sahabat telah mengalami hal yang sama --- share cerita dan berbagi info (amat sangat bermanfaat) yang menguatkan semangat buatku untuk dapat melalui ini semua.
"Duhai bladder, kamu adalah makhluk Allah. Saat ini kamu membuat rekor dunia kata dokterku, yang menjadikan organ lainnya terpengaruh sampai kreatinen dan urea setinggi itu. Dengan kejadian ini, kamu membuat anak-anakku kian mandiri, sahabat-sahabatku kian erat berangkulan, seisi keluargaku makin bertambah saling menyayangi. Dan hal terpenting, kami menjadi lebih menghargai masa sehat, masa lapang, masa hidup, masa-masa kebersamaan dengan orang-orang tersayang.
Dear bladder, mari kita berdamai. Kamu sembuh dan membaiklah secepatnya, lalu kita melanjutkan segala tugas dan amanah yang dikurniakanNya dengan penuh cinta dan kenikmatan saat taat pada aturanNya.
Thankyou Allah... Syukron Jazzakumulloh khoyron katsiron sahabat semua. (Bersambung)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!