Jum'at, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 12 Mei 2017 19:12 wib
9.141 views
Pentingnya Mengenalkan Panji Rasulullah Sejak Dini
Oleh : Dwi Rahayu ( Pendidik PAUD, Surabaya)
“Mendidik anak sejak kecil adalah ibarat mengukir di atas batu”. Sabda Nabi saw tersebut sangat tepat untuk menggambarkan pentingnya proses pendidikan anak sejak dini. Mendidik anak dikala masih kecil membutuhkan kesabaran dan ketelatenan untuk menanamkan nilai-nilai yang benar. Ketika nilai ini telah tertanam, kelak saat anak dewasa, nilai ini akan menancap kuat dan tak mudah tergerus arus zaman.
Layaknya mengukir diatas batu, tak mudah berubah dan sukar terkikis. Pendidikan anak sejak kecil tidak hanya menentukan masa depan mereka, tapi juga akan menentukan corak bangsa dan peradaban. Kualitas generasiakan menentukan baik atau rusaknya sebuah peradaban.
Mengenalkan Panji Sejak Dini
Perkembangan anak pada tahun-tahun pertama sangat menentukan kualitas anak di masa depan. Perkembangan intelektual anak usia 4 tahun telah mencapai 50%, pada usia 8 tahun mencapai 80% dan pada usia sekira 18 tahun, perkembangan telah mencapai 100%. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa informasi awal yang diterima anak cenderung bersifat permanen dan menentukan perilaku anak pada masa berikutnya.
Namun kini, kita dapati adanya arus kerusakan perilaku yang tengah mengancam anak. Anak korban kejahatan pornografi misalnya, jumlahnya semakin meningkat. Menurut data KPAI, sejak 2011 hingga 2014, jumlah anak-anak terpapar pornografi dan kejahatan online mencapai 1022. Angka ini bisa lebih banyak dan meningkat di tahun 2016 (okezone.com 02/10/2016). Belum lagi ancaman kejahatan yang lain. Sebagai benteng agar anak terhindar dari perilaku buruk,penanaman aqidah menjadi perkara penting bagi anak. Keimanan yang ditanamkan pada diri anak diharapkan bisa menjadi pengontrol sang anak saat beraktivitas di mana pun dan kapan pun.
Mengenalkan panji Rasul (al Liwa dan ar Rayah) adalah bagian dari proses penanaman aqidah atau keimanan dan pondasi hidup yang kuat pada anak. Setidaknya ada tiga esensi penting yang perlu ditanamkan kepada anak tentang panji Rasulullah. Pertama, menanamkan cinta Allah SWT dan RasulNya. Kalimat tauhid “Laa ilaha Illallah Muhammadur Rasulullah” harus dipahamkan sejak dini kepada anak. Mengenalkan bahwa Allah SWT adalah Pencipta alam semesta dan Muhammad adalah utusanNya. Sehingga tumbuh dalam diri anak keyakinan kepada Penciptanya dan tertanam rasa cinta pada Allah dan RasulNya. Kedua, mengajarkan meneladani Rasul sejak dini. Anak perlu dijelaskan bahwa Rasulullah adalah uswatun hasanah. Sebagaimana firman Allah:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan) yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (TQS. Al Ahzab: 21).
Meneladani Rasul adalah mengikuti apa yang beliau ajarkan, termasuk mengenal panji al Liwa dan ar Rayah ini sebagaimana yang dicontohkan beliau. “ Rayah Rasulullah saw berwarna hitam dan liwanya berwarna putih; tertulis padanya : La ilaha illalLah Muhammad Rasulullah (HR. Ath-Thabrani). Hendaknya anak diceritakan kisah perjuangan Rasul bersama para sahabat dalam meninggikan kalimat tauhid ini. Sehingga tertanam dalam benak mereka untuk meneladani Nabi dan sahabatnya.
Ketiga, membangun ukhuwah islamiyah dan rasa kasih sayang. Umat Islam adalah umat yang satu, ummatan wahidah. Kalimat tauhid pada panji Rasul ini adalah pemersatu umat, bukan pemecah belah umat. Tentunya pemahaman ini perlu dijelaskan sesuai dengan bahasa yang bisa dipahami anak. Sehingga sejak dini akan tumbuh rasa kasih sayang kepada saudara muslim yang lain. Pengenalan konsep ukhuwah ini diharapkan dapat membentuk kesadaran anak akan pentingnya berbagi, dan saling berkasih sayang dengan sesama.
Kelak ditangan anak-anak kitalah bangsa ini akan bergantung. Tentunya ketika anak dipahamkan diennya semenjak kecil, mereka akan mampu berkontribusi dalam pembangunan. Yakni membangun peradaban kaum muslim yang pernah menjadi mercusuar dunia. Peradaban yang mampu menyatukan tiga benua. Suatu peradaban sebagaimana peradaban Sang Pembebas, Muhammad al Fatih yang mewujudkan bisyaroh Rasulullah dengan membebaskan Konstantinopel. Peradaban cemerlang ini dibangun oleh orang-orang beriman yang memiliki aqidah kuat yang tertancap di dalam jiwanya, serta memiliki keyakinan penuh atas firman Allah dan bisyarah RasulNya. Sungguh, sekarang adalah giliran generasi masa ini untuk mewujudkan bisyarah Rasul yang lain yaitu tegaknya Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah sebagaimana sabda Nabi:
Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak Kenabian (Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi) diam.” (HR. Ahmad). Wallahu ‘alam bisshowab. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!