Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
16.045 views

Belajar Materi Per Materi (Belajar dari Hafidzah Kecil Cucu Dokter Tundjung Soeharso)

Penulis: Ustadz Hawin Murtadlo

Saya tertarik untuk membuat catatan ini saat melihat  foto dua cucu Dokter Tundjung Soeharso rahimahullah. Keduanya bersama Ayahanda, para asatidz, dan masyayikh sedang dalam acara "Haflatut Takrim wa Khatmil Qur'anil Karim", semacam wisuda setelah menyelesaikan hafalan Al-Qur'an 30 juz.

Meski bukan yang pertama hafal Al-Qur'an di usia sangat belia, namun prestasi cucu pertama dr. Tundjung (10 tahun), putri dari putra beliau Muhammad Hanif,  dan cucu kedua beliau (9 tahun), putri Ust. Syihabuddin, Pimpinan Ponpes Isy Karima ini, tetaplah merupakan sesuatu yang langka bagi kita, masyarakat Indonesia.

Bahkan, bagi kebanyakan dari kita, hafal Al-Qur'an masih merupakan angan-angan yang mungkin terasa mustahil dicapai.

Dalam sebuah kesempatan bertamu ke rumah Ustadz Syihabuddin Al-Hafizh, beberapa hari sesudah wisuda putri beliau, saya berkesempatan mendengarkan kisah menarik seputar program menghafal Al-Qur'an yang dijalani oleh putri beliau tersebut khususnya, juga program tahfizhul Qur'an di kuttab Isy Karima pada umumnya.

Menurut Ust. Syihab, putri beliau, sebagaimana santri Kuttab lainnya setiap hari menjalankan program khusus menghafal Al-Qur'an. Hanya menghafal Al-Qur'an.

"Apakah tidak ada pelajaran lain di Kuttab, Ustadz?" tanya saya.

"Tidak ada," jawab beliau.

Saya mencoba menggali lebih jauh, mengapa beliau "berani" mengambil keputusan seperti itu. Apa alasan beliau hanya mengajarkan Al-Qur'an, tidak dipadu dengan pelajaran-pelajaran lain, baik umum maupun agama, seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah pada umumnya?

Beliau mengutip pendapat seorang ulama yang mengatakan bahwa proses belajar itu ibarat proses melahirkan. Mungkin seseorang bisa mempunyai banyak anak. Namun, pada umumnya, anak-anak itu lahir dari kandungan satu per satu. Lahir anak pertama, lalu kedua, ketiga, dan seterusnya.

Begitulah anak-anak kita belajar. Anak-anak bisa mempelajari banyak ilmu. Namun, untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, ia perlu menuntaskan materi belajarnya itu satu per satu.

. . . untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, anak perlu menuntaskan materi belajarnya itu satu per satu. . .

Pandangan beliau itu mengingatkan saya pada pandangan dua pakar pendidikan Islam, yaitu Ibnul Arabi Al-Maliki dan Ibnu Khaldun. Ibnul Arabi menekankan pentingnya belajar satu per satu, materi per materi. Beliau bahkan melarang seseorang belajar dua materi pelajaran sekaligus. Adapun pelajaran yang didahulukan adalah bahasa Arab, syair, dan matematika, baru kemudian Al-Qur'an.

Ibnu Khaldun memiliki pandangan yang sedikit berbeda. Menurutnya, materi pertama yang harus diajarkan adalah Al-Qur'an. Karena, mengarahkan anak untuk menghafal Al-Qur'an di usia dini itu lebih mudah dibandingkan bila pengarahan itu dilakukan setelah ia dewasa.

Ibnu Khaldun juga memandang bahwa bisa saja seseorang belajar dua atau tiga pelajaran dengan baik, jika ia memiliki kecerdasan dan semangat yang tinggi.

Dalam sejarah, kita bisa menemukan metode belajar serupa itu dilakukan oleh Imam Syafii. Pertama-tama beliau menghafal Al-Qur'an, hingga mengkhatamkannya di usia 7 tahun. Selanjutnya, beliau memperdalam bahasa dan sastra Arab di lingkungan suku Hudzail, salah satu dari tujuh suku yang dialek bahasanya paling berpengaruh dalam bahasa Arab. Setelah itu, beliau belajar hadits dan fikih kepada Imam Malik, sampai akhirnya menjadi seorang ulama besar yang pengaruhnya sangat luas hingga sekarang.

Lebih jauh, Anda mungkin juga ingat, bagaimana cara belajar para sahabat di awal-awal turunnya wahyu. Ketika itu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melarang para sahabat (kecuali beberapa orang yang beliau izinkan) mencatat apa yang mereka terima dari beliau selain Al-Qur'an. Tujuannya agar Al-Qur'an tidak bercampur dengan lainnya.

Agaknya, ada baiknya kita, selaku orang tua maupun pendidik, mempertimbangkan kembali metode belajar satu per satu, materi per materi ini, sebagaimana pandangan para ulama terdahulu. Mungkin saja, dengan metode tersebut anak anak kita bisa belajar lebih baik, lebih rileks, dan hasilnya juga lebih optimal. Wallahu a'lam. [PurWD/voa-islam.com]

Sukoharjo, 3 Februari 2016

  • Penulis adalah aktifis dakwah alumnus PonPes Al-Mukmin, Cemani, Grogol, Sukoharjo (Pondok Ngruki), penulis produktif buku-buku Islam & pemilik penerbit Al-Qawam Group.

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X