Selasa, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 25 November 2014 06:21 wib
13.695 views
Voa-Islamic Parenting (32): Tips Dikala Terjadi Perbedaan dengan Belahan Jiwa
Sahabat Muslimah VOA-Islam yang Shalihah...
Dambaan dikala kita berumah tangga adalah ingin memiliki keluarga yang sakinah, mawaddah wa rohmah. Keluarga yang penuh ketaatan dalam berislam, yang penuh ketenangan dan jauh dari konflik serta senantiasa mendapatkan kebaikan di sisi Alloh. Namun pada kenyataannya dikala kita ingin mencari rujukan sebuah keluarga yang tidak pernah memiliki konflik, seolah-olah seperti mencari butiran emas di antara pasir.
Seolah-olah di dunia ini tidak ada keluarga yang tidak pernah mengalami ujian di dalamnya. Bahkan banyak keluarga dikala diterjang badai tidak mampu menghadapinya, sehingga luluh lantak tak mampu diselamatkan.
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, kita harus menyadari betul bahwa pasangan kita sebelumnya bukanlah siapa-siapa kita. Tidak ada hubungan apapun apalagi hubungan sedarah. Sehingga pantaslah bila antara suami istri terjadi beberapa perbedaan dan gesekan dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Perbedaan dalam beberapa hal antara suami-istri memang tidaklah bisa dihindarkan. Maka kita harus mempersiapkan diri dalam menghadapinya. Justru seharusnya kita harus mampu memanfaatkan perbedaan tersebut menjadi kekuatan, karena saling melengkapi akan kekurangan dan kelebihan. Alloh berfirman:
(اللذى خلق الموت و الحياة ليبلوكم ايكم احسن عملا وهو العزيز الغفور(الملك: ٢
Artinya: (Alloh) Yang telah menciptakan mati dan hidup untuk mengujimu,siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia maha perkasa lagi maha pengampun. (Q.S Al Mulk: 2).
Harusnya kita mampu dengan bijak dikala menghadapi perbedaan pendapat. Pasangan suami-istri tidaklah harus memiliki kesamaan, justru dengan ketidak samaan itu kita jadikan kekuatan untuk saling melengkapi. Maka dari itu kita harus sebisa mungkin mengantisipasi terjadinya pertikaian dalam rumah tangga dengan memperhatikan beberapa hal:
1. Tidak Saling Menyinggung Hal-hal yang Tidak Disenangi Pasangannya
Suami istri haruslah mengetahui hal-hal yang tidak disenangi oleh pasangannya. Hal-hal yang bisa menimbulkan kemarahan harusnya diperhatikan. Misal tidak saling mengungkit kesalahan-kesalahan yang telah lalu. Hal ini harus difahami bersama. Seorang istri dalam bertingkah laku maupun mengucapkan sebuah kalimat jangan sampai lebih mengedepankan hawa nafsu dari hati dan fikirannya. Ia harus lebih memahami bahwa dirinya bisa mengajukan pendapat untuk kemaslahatan keluarga. Namun keputusan terakhir yang menentukan adalah seorang suami yang merupakan pimpinan tertinggi dalam rumah tangga.
Terutama seorang istri memang harus pandai betul dalam memilih momen terbaik dikala ingin membahas suatu masalah. Untaian kata harus tertata dengan baik, rangkaian kalimat harus tersusun dengan rapi. Dan yang terpenting, waktu dalam membahasnya pun harus diperhatikan. Para istri harus memahami, bahwa kebanyakan sikap lelaki cenderung tidak banyak bicara, namun pandai memendam rasa.
2. Menghindari Diskusi Disaat Emosi
Setiap penyakit pasti ada obatnya dan setiap obat pasti ada takaran dan cara meminumnya. Begitu pula dengan masalah, setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya dan untuk menuntaskan masalah membutuhkan waktu. Sebagaimana dikala kita meminum obat, harus diminum berulang dengan penuh kesabaran. Semua tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Dalam menyelesaikan permasalahan tidak bisa kita lakukan ketika dalam keadaan marah, sekalipun kita lakukan dengan segala macam argumentasi maupun persuasi. Karena dalam keadaan marah hati sebenarnya sedang dikuasai oleh hawa nafsu (syetan). Berbeda bila kita menyelesaikan masalah dalam keadaan tenang dan gembira. Insya Alloh akan dapat dipecahkan dengan sebuah isyarat ringan dan dapat menghasilkan keputusan yang gemilang. Rosululloh SAW pun telah mengisyaratkan dikala engkau marah dalam keadaan berdiri, maka duduklah. Namun dikala sudah duduk masih marah maka tidurlah. Dikala sudah berbaring masih emosi, maka ambillah air wudhu dan sholatlah dua rakaat.
3. Menyadari Perannya
Banyak terjadi rumah tangga pasangan bahwa istri memiliki kemampuan lebih dibanding suaminya. Mungkin istri lebih bertitel atau bahkan ada istri berpenghasilan lebih besar. Bila hal itu terjadi bukan berarti istri boleh menduduki wewenang suami. Karena bagaimanapun juga suami adalah pemimpin dalam keluarga. Alloh berfirman:
الرجال قوامون على النساء بما فضل الله بعضهم على بعض وبما انفقوا من اموالهم
Artinya: Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebagian mereka ( laki- laki) atas sebagian yang lain ( wanita) dan karena mereka laki- laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (Q.S An Nisa' : 34).
Suami harus menyadari bahwa seorang wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Bila diingatkan dengan cara yang keras maka ia akan patah dan bila dibiarkan dia akan tetap bengkok
Namun yang perlu diperhatikan seorang suami tidak boleh sewenang-wenang terhadap istri. Karena sesungguhnya sebaik-baik suami adalah yang mampu bersikap terbaik terhadap istrinya. Suami harus menyadari bahwa seorang wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Bila diingatkan dengan cara yang keras maka ia akan patah dan bila dibiarkan dia akan tetap bengkok. Maka nasehatilah wanita tentang kebenaran dengan penuh cinta dan kasih sayang. Rosululloh SAW bersabda:
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَإِذَا شَهِدَ أَمْرًا فَلْيَتَكَلَّمْ بِخَيْرٍ أَوْ لِيَسْكُتْ وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ إِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, kemudian dia menyaksikan suatu peristiwa, hendaklah dia berbicara dengan baik atau diam, dan berwasiatlah kepada wanita dengan kebaikan, karena sesungguhnya dia diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok adalah tulang rusuk yang paling atas, jika kamu berusaha untuk meluruskannya, niscaya akan patah, jika kamu membiarkannya, dia akan senantiasa bengkok, maka berwasiatlah terhadap wanita dengan kebaikan. (H.R. Muslim).
sebaik-baik istri adalah yang akan segera mendekati suaminya dikala terjadi permasalahan dan segera memohon maaf dan mengharap keridhoan suaminya
Sebagai penyeimbang di sisi lain pun seorang istri harus mampu lebih mengalah terhadap suaminya. Karena suami adalah pemimpinnya dan sebaik-baik istri adalah yang akan segera mendekati suaminya dikala terjadi permasalahan dan segera memohon maaf dan mengharap keridhoan suaminya.
Sahabat Muslimah VOA-Islam...
Karena masalah sesungguhnya merupakan sunatulloh. Marilah kita mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan yang ada dalam mengarungi rumah tangga. Yakinlah seberat apapun ujian yang Alloh berikan, pasti ada jalan keluarnya dan masalah itupun telah Alloh sesuaikan dengan kadar kemampuan kita. Tetap semangat! [ukhwatuna/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!