Sahabat Muslimah Voa-Islam yang dirahmati Allah...
Poligami adalah salah satu sunnah Nabi yang sedang ramai diperbincangkan di masyarakat, yang perdebatannya sangat menyita energi. Ada beberapa alasan yang menjadikan pria berpoligami. Suami saya pernah bercerita punya teman yang bekerja di pertambangan daerah Kalimantan, mempunyai alasan yang sangat simple dalam menjalani poligami. Beliau berkata pada saya.
“Saya ingin menikah lagi dengan perempuan itu karena saya tertarik dan jatuh cinta pada perempuan itu, walaupun dia seorang single parent dengan tiga anak sekalipun. Daripada saya berzina saya lebih baik menikahi janda itu”.
Beribu tanya muncul dibenakku, kenapa laki-laki seusia dia, yang sudah berkepala lima, dengan keluarganya yang harmonis masih bisa jatuh cinta lagi? Berbeda lagi dengan teman-teman aktivis da’wah (teman suami). Mereka berpoligami karena merasa mempunyai tanggungjawab untuk membantu saudara muslimah yang belum mendapatkan jodoh. Karena ternyata begitu besarnya fitnah dikala seorang muslimah tidak memiliki bahu untuk bersandar.
Menurut (teman suami) yang aktif berdakwah menilai, poligami diperlukan untuk kebaikan dakwah dan tarbiyah. Ternyata poligami tengah banyak diperbincangkan dan dilaksanakan di dunia dakwah dan tarbiyah. Semoga Allah memberikan kekuatan dan keberkahan bagi mereka yang menjalankan sunnah ini. Allah SWT berfirman:
“Nikahilah wanita-wanita (lain) yang kalian senangi masing-masing dua, tiga, atau empat, kemudian jika kalian takut tidak akan dapat berlaku adil, kawinilah seorang saja atau kawinilah budak-budak yang kalian miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat pada tindakan tidak berbuat aniaya. (QS an-Nisa’ [4]: 3).
Dari ayat tersebut jelaslah bahwa pria dibolehkan untuk berpoligami tetapi dengan syarat bisa berlaku adil terhadap istri-istrinya. Dilanjutkan dalam ayat berikutnya di QS. An Nisa : 129:
“Sekali-kali kalian tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri kalian walaupun kalian sangat menginginkannya. Oleh karena itu, janganlah kalian terlalu cenderung (kepada salah seorang istri yang kalian cintai) hingga kalian membiarkan istri-istri kalian yang lain terkatung-katung”.
Di ayat ini Allah SWT menegaskan tentang sulitnya berlaku adil. Inilah yang menjadikan pro dan kontra di masyarakat. Poligami adalah Sunnah Nabi tetapi jaraknya sangat tipis dengan jurang kezaliman. Apabila tidak memiliki ilmu, keimanan dan kesabaran yang baik, maka pelaku poligami akan terperosok dalam kezaliman. Kezaliman terhadap istri-istrinya, anak-anaknya, keluarganya, kehormatan dirinya dan lebih-lebih kehormatan agamanya. Banyak para akhwat yang menjadi korban akibat keinginan pria untuk berpoligami karena para pria tidak mempersiapkan diri dan keluarganya dalam menempuh sunnah ini.
Bila poligami keluar dari tujuan syari'at yang memendam begitu banyak hikmah dan manfaat, akan memunculkan masalah baru yang tak kunjung habis. Mungkin suatu kejadian ada akhwat diberikan harapan palsu, harapan setinggi langit, dengan segala bujuk rayu, tipu daya para pria dengan dalih mengikuti Sunnah Nabi dan pada akhirnya para akhwatlah yang menanggung sakit hati karena semua yang dijanjikan tidak sesuai dengan kenyataan.
Sunnah Nabi bukan hanya poligami, masih banyak ibadah-ibadah sunnah lain yang terkadang tidak menjadi perhatian bagi para pria. Misalnya saja hubungan personal dengan Allah melalui tahajud yang sering dilalaikan oleh para pria. I’tikaf dan berkhalwat dengan Allah yang terkadang bisa dikalahkan oleh kesibukan pekerjaan atau urusan dunia. Apalagi kalau ditambah dengan satu atau beberapa istri, bagaimana ibadah ritual mereka dengan Allah.
Bukankah tujuan hidup kita adalah mencapai ridhoNya dan nikmat terbesar adalah saat kita dekat dengan Allah. Beribadah seakan-akan melihat Allah dan seakan berada dalam pelukan Allah dan bertemu Allah azza wa jalla adalah nikmat yang luar biasa. Rabi’ah Al-adawiyah, seorang wanita saja bisa mempunyai keteguhan hati untuk tidak melenakan dirinya dalam keindahan dunia dan hanya satu keinginannya dicintai Allah, dekat dengan Allah dan bertemu sang kekasih sejati yaitu Allah SWT dan menjaga hatinya agar tidak menodai cintanya kepada Allah SWT.
Apakah para pria sudah mempunyai hubungan baik dengan Allah dan kemudian membimbing istri-istrinya, anak-anaknya, keluarganya dan mengajarkan agama, tauhid serta membekali keluarganya untuk kehidupan dunia dan akhiratnya? Kalaupun itu sudah dilakukan, apakah suami sudah mempersiapkan ilmu, mental, perasaan istri, anak dan keluarganya untuk hidup berpoligami?
Banyak suami yang tidak melibatkan istri dan keluarga mereka. Suami main grusak-grusuk (bahasa Jawa artisa tergesa-gesa) sendiri dalam mencari akhwat untuk dijadikan yang kedua dan seterusnya dengan berbagai cara untuk meluluhkan sang pujaan hati. Bahkan tak jarang suami berbohong dengan mengatakan sudah mendapat restu dari istri sebelumnya. Setelah akhwat menerima dan sang istri mengetahui hal itu dan kemudian istri menentang keras poligami, alhasil para pria meninggalkan akhwat pilihannya tanpa pesan, tanpa kata, tanpa kata maaf. Padahal untuk menjadi yang kedua dan seterusnya adalah sebuah pilihan yang sangat sulit. Dia harus mendapatkan restu yang sangat sulit dari orangtua dan keluarganya.
Orang tua mana yang rela anak perempuannya menjadi yang kedua, mungkin juga anggapan miring juga oleh masyarakat sebagai pengganggu rumah tangga orang. Orang tua pasti merasa khawatir karena anak perempuannya mendapatkan suami yang tidak bisa menjaga anaknya seutuhnya, karena dia harus berbagi dengan orang lain dan berkewajiban untuk mengingatkan suami agar tidak lebih cenderung pada dirinya, karena biasanya para suami akan cenderung kepada istri mudanya. Seperti yang terjadi di masyarakat pada umumnya.
Ini harus menjadi perhatian antara para istri dan suami agar suami terhindar dari dosa karena berlaku tidak adil. Dia harus menjadi sosok wanita yang mandiri dan bahkan harus siap berdiri kokoh untuk hidup diatas kakinya sendiri. Mau tidak mau ini menjadi ujian bagi yang kedua. Dia harus menyadari dirinya sebagai yang kedua yang hanyalah pendatang baru dalam bangunan maghligai rumah tangga orang lain. Terlebih jika pernikahan yang dilakukan hanya secara syiri tanpa sepengetahuan istri sebelumnya. Dia harus menutupi pernikahannya rapat-rapat ibarat aib yang harus ditutupi. Hinakah menjadi yang kedua?
Apa makna dari keadilan dari poligami jika banyak perempuan yang dirugikan. Harta bisa dibagi secara adil tetapi hati cinta tidak ada ukurannya. Wanita memiliki perasaan yang sangat lembut dan pencemburu. Cemburu yang dimilikinya karena cinta yang mendalam terhadap suaminya. Bagi istri pertama harus menahan cemburu yang memuncak pada masa-masa pertama pernikahan suaminya. Malam-malam pertama, minggu-minggu pertama, istri pertama akan dihadapkan ujian berat terhadap perasaannya. Bagaimana dia bisa memejamkan matanya sedangkan suami yang dicintainya berada dalam pelukan wanita lain. Hanya Allah saja yang tahu deraian air mata yang mengalir dalam sepi, dalam pilu, dalam luka hati yang semakin perih.
Bagaimana dia bisa mengadukan perasaannya pada sang suami yang selama ini menjadi sandaran jiwanya, sementara itu dilakukannya untuk kebahagian suaminya. Apakah para suami rela memberikan syurga untuk istri dengan dibayar air mata dan luka hati sang istri tercinta. Tegakah para suami melihat air mata yang deras mengalir di atas peraduan yang pernah kalian ciptakan dengan keindahan cinta. Tegakah para suami membuat para wanita yang kalian cintai risau, gundah gulana, menahan cemburu hanya mengharapkan cinta dari sesosok suami dan pengabdian istri pada suami. Apakah para wanita tidak berhak untuk bahagia dengan segala impian cintanya. Hanya wanita-wanita pilihan, wanita-wanita penghuni syurga yang rela membagi kebahagiaan dan berbagi dengan wanita lain.
Para suami haruslah memposisikan diri pada posisi terbaik dan akhlaq termulia dikala poligami dilakukan. Bukan hanya memandang halal dan batil saja, namun haruslah memandang hati pasangan hidup yang selama ini telah dibentuknya. Oleh karena, bagi para wanita gantungkanlah cintamu pada Allah. Hanya cinta Allah yang abadi. Suami hanyalah titipan Allah, suami hanyalah manusia biasa. Cintanya bisa hancur karena keegoisan dan emosi sesaat, cintanya bisa terkhianati karena kekhilafan dan nafsu birahi.
Bangunlah komunikasi yang aktif demi tegaknya Amar ma'ruf Nani mungkar dalam keluarga. Hanya Allah saja yang selalu mencintai kita tanpa pamrih, tanpa meminta balas. Hanya Allah saja yang mencintai kita dalam keadaan apapun, dalam keadaan sakit, sehat, cantik, tua, muda bahkan mencintai walau kita berada pada titik yang paling rendah. Allah berlari saat kita tertatih berjalan. Dalam hadist Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu lengan, dan barang siapa mendekat kepada-Ku satu lengan maka Aku akan mendekat kepadanya dua lengan, dan jika ia menghadap kepada-Ku dengan berjalan maka Aku menemuinya dengan berlari”. (Hadits diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim).
Semoga tulisan ini bermanfaat dan kita bisa lebih berhati-hati dalam membuat keputusan dalam hidup kita. Bila suami kita berpoligami semoga hati kita bisa tertata dengan rapi. Aamiin.
[ukhwatuna/voa-islam.com]
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com