Sabtu, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 9 Agutus 2014 06:08 wib
15.003 views
Voa-Islamic Parenting (18): Bunda, Jangan Berbohong!
Bunda,
Seorang ibu dengan dua anaknya yang masing-masing berusia 6 tahun dan 3 tahun bersilaturahmi ke tetangga. Di situ kedua anak tersebut makan permen yang tersedia di meja dengan lahapnya. Sedangkan di ujung ruangan ada beberapa contoh permen dalam jumlah banyak karena si tetangga ini memang pedagang permen. Entah karena malu atau apa, si ibu berusaha menghentikan anaknya dengan janji-janji, “Sudah makan permennya. Besok pagi kita beli sendiri ya permen ini karena mama sekarang tidak membawa uang.”
Dan ternyata hari esok dan esoknya lagi ibu tersebut tidak muncul untuk membeli permen sesuai janjinya sendiri pada si anak. Kejadian seperti ini lazim kita jumpai di masyarakat. Banyak sekali ibu-ibu memberi harapan atau janji sekadar agar si anak berhenti menangis, misalnya.
“Sudah, jangan nangis lagi. Nanti mama belikan es krim.”
“Kalau kamu bersikap manis nanti dibelikan tas baru.”
Faktanya, ketika si anak tidak menangis lagi dan menagih janji untuk dibelikan es krim, si mama berdalih nanti batuk bila makan es krim. Atau bisa juga si anak sudah bersikap manis ternyata tidak jadi dibelikan tas baru dengan alasan tas lama masih bagus. Dan banyak hal-hal lain yang dijanjikan tapi ternyata itu semua palsu.
Bunda, anak-anak adalah perekam yang ulung. Apa yang bunda beri sebagai pelajaran maka itu pula yang akan diterapkan. Maka jangan heran ketika akhirnya mereka beranjak remaja dan dewasa, tumbuh karakter pembohong menjadi bagian dirinya. Jangan heran pula ketika mayoritas pemimpin negeri ini menjadi tokoh-tokoh pembohong kelas kakap. Menjadi wakil rakyat yang kerjaannya membohongi rakyat. Ternyata bila dirunut, itu semua ada kaitannya dengan pola didik ketika yang bersangkutan masih kecil dan dalam pengawasan orang tua.
Bunda, tak perlu berbohong hanya untuk menghentikan si kecil makan permen. Bunda bisa memilih kata-kata hiburan lain tanpa berbohong. Misalnya saja:
- Sudah ya makan permennya, nanti tamu yang lain nggak kebagian kalau kamu makan semua.
- Makan secukupnya, tidak boleh berlebihan.
- Kalau si anak punya masalah dengan giginya, bisa diingatkan bila kebanyakan makan permen nanti sakit giginya kambuh.
- Banyak cara lain bisa dilakukan tanpa harus berbohong
Jadi Bunda, jangan mengajari atau memulai sesuatu bila bunda sendiri tak ingin menuai hasilnya nanti. Karena dengan berbohong, sesungguhnya bunda sedang mempersiapkan generasi pembohong juga meskipun tanpa disadari. Memang tidak mudah memgubah kebiasaan karena toh apa yang dilakukan bunda hari ini merupakan hasil dari didikan orang tua generasi sebelumnya. Tapi itu bukan pembenaran bahwa bohong seperti ini layak untuk dilanjutkan.
Mulai sekarang bunda, berhentilah berbohong. Ayolah sedikit kreatif dengan berfikir untuk mencari alasan yang masuk akal tanpa harus berbohong. Kita ciptakan generasi baru yang lebih baik, tanpa harus menjadikan bohon menjadi budaya. Pasti bisa kok, Bunda. Insya Allah.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!