Rabu, 18 Jumadil Akhir 1446 H / 30 Oktober 2013 10:33 wib
20.165 views
Ayah Juga Enggak Sholat, Ngapain Nyuruh-nyuruh?
Ini adalah pengalaman yang diceritakan oleh istriku di saat dia ngelesi mata pelajaran di kampung. Istriku diminta untuk mrivati anak tetangga di rumahnya. Yang ikut les ada 3 anak semua sudah duduk di bangku kelas 1 SMP.
Les dimulai ba’da maghrib sampai pukul setengah delapan malam. Ada kejadian lucu pada saat les berlangsung. Seharusnya di mata si anak Ayah merupakan sosok yang disegani karena ilmu dan pengamalan agamanya. Akan tetapi tidak untuk murid yang dilesi istriku ini.
Sang Ayah selalu memerintahkan kepada anaknya untuk belajar, mengaji dan sholat akan tetapi Sang Ayah tidak pernah mengamalkannya, kan lucu,” tutur salah seorang anak.
Usia SMP, nalarnya sudah jalan. Dan dihari berikutnya si anak ingin mengetes ayahnya. Di saat mulai les, dia mengindahkan perintah Ayah. Dia tidak mau les. Di saat berkumandang adzan isya dia juga dia berpura-pura tidur hingga akhirnya Sang Ayah membangunkannya.
“ Nak, bangun sudah saatnya sholat isya!”
“ Moh, wong Ayah be engga sholat, ngapain nyuruh-nyuruh.” Jawabnya dengan logat banyumasan.
Lalu Sang Ayah mukanya langsung merah tanda marah, sesaat kemudian merah muka Ayah mulai mereda dan beliau senyuman beliau mulai menyungging. Kamu benar, Nak. Selama ini Ayah cuma nyuruh-nyuruh tapi engga mau mengamalkan istilahnya jarkoni, iso ngajar ora iso nglakoni. Maafkan Ayah ya, Nak! Semoga kau jadi anak yang sholeh.”
Inilah kisah tentang hidayah yang turun kepada Ayah lewat perantara anaknya. Alhamdulillah Allah lah Sang Maha Pemberi Petunjuk dan hidayah.
Mendengar kisah itu, istriku berkata, “Ummi belajar banyak tentang kejadian itu, apalagi seorang guru antara ilmu dan amalnya harus sesuai dan seimbang karena guru adalah singkatan dari digugu lan ditiru yang artinya perkataannya dan perbuatannya ditiru oleh muridnya.
Penulis : Muhammad Syuhari
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!