Senin, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 20 Juni 2011 10:01 wib
7.777 views
Kelaparan Dirumah Sendiri
Diluaran sana, banyak warung makan dan restoran yang semakin menjamur, dan semakin menjamur pula para suami- suami yang mampir mencicipi menunya karena tak tersedianya makanan dirumah. Lalu dimanakah para ratu rumah tangga?
Hari yang seakan tanpa ujung telah menyibukkan kebanyakan para ibu. Banyak dari merekapun kini menjadi semakin sibuk dengan banyaknya pengurusan kepentingan, dari dalam rumah, sampai diluar rumah. Namun sangat disayangkan ketika banyak dijumpai pula bahwa kesibukan itu justru menjauhkan mereka dari tugas sejatinya, yaitu pengabdian kepada sang suami.
Padahal, meluangkan waktu sebentar untuk memberikan suguhan makanan yang menggugah selera untuk suami adalah bukan sekedar sebuah hobi yang bisa dilakukan saat waktu senggang saja. Bayangkan betapa kasihannya suami kita saat harus berhenti dari satu warung ke warung yang lain hanya untuk sekedar mengisi perut dan berakhir tanpa kesan apa- apa.
Bayangkan betapa kasihannya, bahwa didalam kepayahannya setelah bekerja seharian, akhirnya beliau harus disuguhi keadaan dimana istrinya malah dan masih sibuk dengan kepentingannya sendiri, bahkan sebiji nasipun tak ada sebagai pengenyang perutnya. Kalau saja posisi kita adalah sebagai beliau, tentu saja sangat tidak mengenakkan.
Tapi walaupun begitu, masih saja banyak diantara suami yang membuka luas hati mereka dengan sejuta pemakluman untuk para istri. Maka tidak adakah apresiasi dan atau sekedar ungkapan terimakasih untuk hal tersebut?
Mengeyangkan para suami dengan selera mereka bukan sekedar hal kecil. Memang mungkin awalnya dianggap sepele, tapi bukankah tidak ada hal yang kecil jika dilakukan berulang- ulang?. Hindarilah memberi celah kepada suami untuk mencari kesenangan diluar karena terpaksanya sebab beliau tidak menemukan kedamaian didalam rumah. Celah kecil itu jika dibiarkan akan menjadi cendela yang terbuka lebar.
Kalau anda berusaha dengan bersusah payah mencari kasih sayang suami, maka mau tidak mau anda harus berkutat untuk pelayanan yang baik untuknya. Dan bila anda ikhlas melakukan pelayanan kepada suami, maka kasih sayangnya akan terus menuntunnya pada rumah yang paling damai baginya, yaitu anda, istri dari suami anda sendiri.
Tidak perlulah memberi saku suami dengan sejuta wejangan agar dia tetap merasa nyaman dirumah, cukup penuhilah kebutuhan batin dan kebutuhan primernya dengan action nyata yang anda buat, maka sang suami akan dengan senang hati menyerahkan cinta hanya kepada satu satunya ratu rumah tangganya.
Kalau banyak dari kita yang menilai susah sulit dan sebagainya, tugas kita adalah bukan untuk berhasil, tapi mencoba yang terbaik yang kita bisa, karena didalamnya terkandung pembelajaran dan proses yang mengarahkan pada sebuah keberhasilan. Melayani adalah sebuah tugas yang sangat mulia, dan hanya orang-orang yang luar biasa yang akan sanggup dengan istiqomah melakukannya.
Dan waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita mungkin menua dengan berjalanannya waktu, tetapi belum tentu kualitas pelayanan pada suami akan semakin membaik. Kita-lah yang harus mengubah diri kita sendiri untuk lebih baik. Jangan sampai para suami merasa kelaparan dirumah kita sendiri.
Tidak ada harga atas sebuah perhatian, tapi perhatian memang sangatlah berharga. Memberikan perhatian kepada suami tidak selalunya selaras dengan keinginan kita, tetapi perhatian dari suami akan pasti selaras dengan akhir yang membahagiakan kita. InsyaAllah
(Syahidah)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!