Ahad, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 20 Februari 2011 13:46 wib
11.043 views
Keikhlasan dan Kesabaran Bu Sumina, Si Wanita Tukang Parkir
Bertemu dengan sosok sederhana yang tabah dan kuat dalam hidup, pasti akan memberikan kesan tersendiri. apalagi jika mendengar keseharian dan perjuangannya dalam menjadi tulang punggung keluarga. itulah bu sumina, seorang ibu yang memilih profesi tukang parkir sebagai penyangga periuk nasi keluarganya.
Kata kata dan nasehat yang sederhana namun dalam dan penuh makna, disuguhkan sebagai hasil dari pengalamannya yang jelas jelas sangat fasih dengan hal yang bernama kemiskinan. Namun, Subhanallah, kesemua itu tidaklah mengubah pendiriannya untuk tetap berada pada jalan yang lurus. " Dulu saya pernah ditawari menjadi PSK, banyak yang menawari saya, tapi saya tidak mau. Saya masih punya malu sama Allah. Saya memang tidak punya kemampuan seperti orang yang pintar lainnya, bisa saya hanya ini. ya saya lakukan, yang penting anak anak bisa sekolah" Ujar ibu yang sudah hampir 8 tahun menjadi tukang parkir ini.
Keteguhan dan keikhlasannya pun tidak hanya sampai disitu, Bu Sumina yang mengaku masih banyak kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan masih "menyempatkan" diri untuk mengasuh anak anak yang kurang beruntung. " Seumpama ada anak teman saya yang datang kerumah, atau anak yatim yang mampir, ya mereka saya anggap anak saya sendiri. Ra sah di gawe beban ( tidak usah di buat beban ), yang ada ya dimakan bareng bareng, kalau nggak ada ya saya bilang apa adanya" Jelasnya.
Selain itu, walau dengan profesi yang dia jalankan saat ini, dia tidak segan-segan mendidik dirinya untuk tetap menjadi wanita yang patuh pada aturan Allah untuk menutup aurat " Saya putuskan untuk pakai kerudung. Saya kok merasa tenang begitu, nanti kalau orang mau pegang-pegang saya, karena saya pakai kerudung, pasti mereka tidak jadi dan malah akan malu sendiri. ini menjaga saya" Demikian ujarnya
Jika ada yang bertanya, apakah tidak ada profesi yang lain yang bisa dipilih sebagai mana pantasnya wanita? atau apakah suaminya tidak menafkahinya?, Maka garis takdir Bu Sumina menjelaskan bahwa seseorang akan selalu diberi cobaan dari manapun datangnya, termasuk dari suami dan anak. Bu sumina adalah perempuan yang telah menunggu datangnya kehadiran buah hati selama hampir 8 tahun, dan cobaan ke keduanya adalah berasal dari suaminya, yang akhirnya memaksa dia untuk menjadi tulang punggung keluarga." kalau memang bapaknya tidak sanggup membiayai kehidupan sehari- hari,ya memang berat, ya udah ndak papa, saya ikhlas, yang kerja saya" jelasnya
Memang hidup tidak selalunya lurus dan indah, namun hal inilah yang justru mendidiknya menjadi pribadi yang ikhlas dan sabar. "sabar itu tidak berarti ada batasnya, kata orang sabar ada batasnya, tapi kalau buat saya nggak, sekalipun kita ngerasain beratnya hidup kaya' gimana, kita nggak cukup hanya sabar, mungkin harus lebih dari sabar lagi" kata wanita yang bekerja dari pagi jam 7 pagi sampai setengah sembilan malam ini.
Kesabaran itu juga terwujud dari kesederhanaan sikap saat seringkali menerima tuduhan pencurian saat ada suatu barang yang hilang selama memarkirkan kendaraan. " Disabari saja mbak, wong saya ndak tahu sama sekali, demi Allah saya bentuk barangnya saja tidak lihat." katanya sambil sesekali mengingat kejadian yang sering kali menimpanya di area kerja.
Sebuah pelajaran hidup tentang sabar dan ikhlasnya seorang wanita telah diperlihatkan oleh Bu Sumina. Sama sekali tiada keluh kesah saat menggantikan posisi suami dengan memikul tanggung jawab keluarga " Siapa wanita yang mau menjadi seperti saya, pasti ndak ada, tapi ini saya lakukan demi keluarga, saya percaya Allah maha mengasihi. Allah pasti tahu niat saya baik, dan hal yang baik selalu akan dibalas Allah dengan kebaikan" Ungkapnya dengan yakin
(Syahidah/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!