Selasa, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 3 Agutus 2010 15:59 wib
9.698 views
Bahaya Guncangan Yang Keras Pada Bayi
Orangtua kadang berusaha menghentikan tangisan bayi dengan cara menggoyang-goyangkan bayinya. Sebaiknya hal ini tidak dilakukan secara berlebihan, karena bisa mengakibatkan shaken baby syndrome (SBS).
Sindrom bayi terguncang atau shaken baby syndrome adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan salah satu bentuk kekerasan pada bayi akibat mengguncangnya terlalu keras. Seringkali hal ini terjadi karena orangtua merasa kesal bayinya tidak mau berhenti menangis atau terus merengek.
Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi berusia kurang dari 1 tahun yang bisa mengakibatkan cedera otak parah dan permanen, cedera tulang belakang, pendarahan di mata (pendarahan retina) bahkan hingga kematian.
Data statistik dari Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan Amerika Serikat (CDC) korban dari sindrom bayi terguncang ini umumnya berusia 3-8 bulan, dan sekitar 25 persennya meninggal akibat cedera yang dialaminya.
Bayi memiliki otot leher yang sangat lemah serta memiliki kepala yang berat dan besar untuk ukuran tubuhnya. Jika bayi mengalami guncangan yang keras, maka bisa menyebabkan otak di dalam tengkorak bergerak yang mengakibatkan memar jaringan otak dan merobek pembuluh darah.
Dikutip dari Medicinenet, bayi memiliki otot leher yang sangat lemah serta memiliki kepala yang berat dan besar untuk ukuran tubuhnya. Selain itu terdapat ruang antara tengkorak dan otak yang memungkinkan untuk perkembangan otak bayi.
Jika bayi mengalami guncangan yang keras, maka bisa menyebabkan otak di dalam tengkorak bergerak yang mengakibatkan memar jaringan otak dan merobek pembuluh darah.
Pada umumnya luka yang timbul termasuk pendarahan di sekitar otak, pendarahan di mata dan sumsum tulang belakang serta cedera pada leher. Namun pada beberapa kasus kadang ditemukan adanya patah tulang rusuk atau patah tulang lainnya.
Biasanya luka yang timbul akibat sindrom ini tidak langsung terlihat. Tapi beberapa bayi terkadang mengalami muntah atau menjadi lekas marah.
Gejala-gejala ini terjadi karena meningkatnya tekanan dalam otak akibat pendarahan atau pembengkakan. Gejala lain yang mungkin timbul adalah lesu, sesak napas dan kejang.
Bayi yang mengalami cedera akibat sindrom ini membutuhkan perawatan darurat, termasuk bantuan pernapasan dan juga operasi.
Bayi yang mengalami cedera akibat sindrom ini membutuhkan perawatan darurat, termasuk bantuan pernapasan dan juga operasi.
Selain itu seringkali bayi memerlukan pengeringan darah di sekitar otak untuk mengurangi cedera, serta dibutuhkan perawatan lain termasuk pemeriksaan mata (opthalmologic) dan juga saraf (neurologis).
Namun bukan berarti kondisi ini tidak bisa dicegah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orangtua dan juga pengasuh bayi untuk mencegah sindrom bayi terguncang, yaitu:
1. Usahakan untuk tidak mengguncang-guncangkan bayi atau anak yang masih kecil.
2. Menghindari memegang bayi selama berargumen.
3. Hindari mendisiplinkan atau menenangkan bayi dan anak ketika orangtua sedang marah.
4. Jika orangtua tidak bisa mengendalikan emosinya, usahakan untuk beristirahat sejenak dan biarkan bayi ditangani oleh anggota keluarga lain atau teman.(rps/dtc)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!