Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
6.674 views

Dibalik Gigitan Si Kecil

Sebagian anak kecil usia 2-4 tahun memang suka menggigit. Mengapa anak suka menggigit? Penyebabnya bisa bermacam-macam :

-Cara mengekspresikan emosi

Bagi anak, menggigit adalah salah satu ekspresi emosi untuk melampiaskan kemarahan, kejengkelan atau rasa frustasi. Bisa pula karena anak memerlukan perhatian, capek, cemburu pada adik, dan sebagainya. Jadi, menggigit adalah cara dia untuk menyalurkan emosi negative.

-Dijadikan sebagai ‘alat komunikasi’ anak

Anak yang belum pandai berkomunikasi, kadang suka menggigit untuk mengungkapkan keinginan atau rasa ketidaknyamanan dalam dirinya.

-Dijadikan sebagai cara untuk memecahkan masalah

Anak juga sering menggunakan gigitannya untuk memecahkan masalah jika ia dalam keadaan terjepit. Misalnya saat anak sedang asyik bermain tiba-tiba mainannya direbut temannya. Karena marah dan tak tahu bagaimana cara mendapatkan mainannya kembali, tangan temannya digigit supaya mainannya terlepas dari tangan temannya. Dengan kata lain, anak menggigit sebagai cara untuk mempertahankan diri.

-Meniru orang lain

Bisa juga anak suka menggigit karena meniru ayah ibunya, jika mereka sedang mengekspresikan rasa gemasnya dengan menggigit-gigit si anak. Meski gigitannya lembut dan disertai ungkapan saying, yang dipahami anak adalah bahwa perilaku menggigit itu dibolehkan. Maka, ia pun menirunya. Karena itu, jika kita ingin menunjukkan rasa saying atau gemas, sebaiknya tidak dengan cara menggigit. Pelukan, ciuman, belaian dan tatapan lembut pada anak adalah tindakan yang benar untuk mengekspresikan sayang dan gemas pada anak.

Luruskan Dengan Disiplin

Anak-anak dalam rentang usia 2-4 tahun biasanya suka menggigit. Umumnya, gejala ini berlaku pada anak yang kurang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Ketika anak merasa takut dengan lingkungan baru, ia selalu dalam keadaan siaga untuk menggigit.

Kecenderungan ini juga terjadi pada anak yang kemampuan bicaranya belum bagus. Ketika mainannya diambil temannya, ia belum bisa mengatakan,”Jangan, itu milikku!” sehingga akhirnya gigitannya yang ‘bicara’.

Akan tetapi, kebiasaan menggigit ini akan berkurang, bahkan hilang dengan sendirinya, jika si anak sudah pandai bicara. Meski begitu, orang tua harus tetap memberikan perhatian kepada anak yang suka menggigit. Misalnya dengan mengatakan,”jangan sayang, itu tidak boleh!” sebab, kebiasaan buruk ini jika dibiarkan bisa berlanjut menjadi kebiasaan hingga anak besar. Anak pun merasa perbuatannya benar karena tidak pernah ditegur atau diberi penjelasan.

Meski demikian, menjadi kurang bijaksana jika orang tua menghukum anak yang suka menggigit dengan cara menggigit pula. Misalnya, setelah anak menggigit, orang tua pun menggigitnya dengan maksud memberi tahu betapa sakitnya jika digigit. Cara ini tentu tidak benar. Sebab, anak akan berpikir,”kok ibuku juga menggigitku?”

Menghukum anak mestinya dimaksudkan untuk menunjukkan kesalahan anak dan memperbaiki tingkah lakunya. Orang tua tidak perlu mengancam anak semisal, “Awas, kalau menggigit lagi,ibu pukul kamu!” lebih baik orang tua meluruskan kebiasaan anaknya melalui kedisiplinan. Sebab, kedisiplinan akan mengajarkan bagaimana bertingkah laku yang baik.

Tentang kedisiplinan, ada tiga komponen yang mesti dipenuhi, yakni aturan, komunikasi dan penguat positif atau konsekuensi. Dalam hal aturan, orang tua dapat mengatakan pada anaknya, “kamu boleh bermain, tapi tidak boleh menggigit.” Untuk menyampaikan aturan tersebut, orang tua harus mempunyai kemampuan berkomunikasi. Selanjutnya jika anak bermain dengan baik, ia perlu diberi penguat positif, misalnya pujian, pelukan, hadiah atau apa saja yang bisa memperkuat perilakunya.

Sedangkan jika anak tidak bermain dengan baik atau tetap menggigit temannya, konsekuensi pun perlu diberikan. Hanya saja konsekuensi jangan terlalu ‘kejam’. Misalnya ketika anak menggigit temannya lalu anda melarang ia bermain lagi kerumah temannya itu. Anda bisa mencoba cara lain untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan mencabut sementara waktu hal-hal yang disukai anak. Seperti tidak memperbolehkannya jalan-jalan naik motor bersama ayah, tidak membelikannya makanan kesukaan dan sebagainya.

Jika perilaku menggigit pada anak terjadi secara tetap dan frekuensinya cenderung meningkat, berarti anak memerlukan penanganan serius. Anak perlu dibawa ke psikolog untuk diperiksa, apakah ada kesulitan dalam berbicara, atau mungkin ada masalah dengan kemampuan mentalnya. Biasanya, anak cacat mental lebih lambat bicara dan frekuensi menggigitnya lebih tinggi. Anak kemudian akan di evaluasi kondisi psikologisnya, misalnya dilihat potensi kecerdasan dan kepribadiannya.

Tips Agar Anak Tidak Suka Menggigit

Berikut beberapa tips yang bisa dicoba agar anak tidak suka menggigit :

-ciptakan suasana nyaman

Adanya suasana nyaman akan membuat perasaan anak juga lebih nyaman dan rileks. Hal ini bisa meminimalkan timbulnya emosi negatif, sehingga anak pun tidak merasa perlu untuk menggigit.

-Jaga kondisi psikologisnya

Sejak dini orang tua perlu menjaga psikologis anak. Jika marah, hindari memarahinya dengan membentaknya atau merendahkan harga dirinya. Tegurlah perilakunya tanpa mencela dirinya. Selain itu, jika orang tua ada masalah atau marahan, sebaiknya jangan diperlihatkan dihadapan si kecil.

-Beri perhatian cukup

Kadang si kecil menggigit untuk mencari perhatian. Karena itu berilah ia perhatian yang cukup. Sesekali (kalau tidak bisa sering), luangkanlah waktu untuk menemaninya bermain. Jaga jangan sampai anak kurang perhatian, lebih-lebih setelah ia punya adik. Sebagai orang tua, sebisa mungkin berlaku adillah, khususnya dalam memberikan perhatian kepada anak-anak.

-perhatikan pola makannya

Anak harus dibiasakan makan dengan teratur, dan jaga agar jangan sampai ia kelaparan. Sebab, bisa jadi ia menggigit untuk memberitahu bahwa ia lapar. Selain itu, pola makan yang baik dan teratur juga akan sangat bermanfaat untuk menjaga kondisi kesehatannya.

-Berikan waktu istirahat yang cukup

Kondisi fisik yang lelah bisa mempengaruhi emosi anak. Karena itu ank harus dijaga jangan sampai kelelahan. Berikan waktu istirahat yang cukup untuknya. Misalnya dengan menyuruhnya tidur siang minimal 2 jam, dan tidur malam sehabis ‘Isya, jangan terlalu malam.

-Latih anak untuk berkomunikasi dan mengungkapkan emosi

Agar tidak terbiasa menggigit, anak perlu dilatih berkomunikasi dan mengungkapkan emosi sejak dini. Rajin membacakan buku cerita merupakan salah satu cara yang efektif untuk melatih anak berkomunikasi.

Itulah beberapa hal yang bisa kita lakukan agar anak tidak suka menggigit. Semoga bermanfaat

Dikutip dari : Majalah NIKAH, Rajab 1427

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Muslimah lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X