Rabu, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 26 November 2014 11:47 wib
44.336 views
Pindad SPR-2: Mampu Menjebol Lapisan Baja 10mm dari Jarak 2 Kilometer
JAKARTA (voa-islam.com) - Dalam dinamika pertempuran, misi seorang penembak runduk (sniper) tidak hanya berkutat pada sasaran berupa personel, berbekal senjata dengan kaliber berat, sniper dituntut mampu menggasak sasaran berupa rantis, personel yang berliindung dibalik dinding gedung, atau bahkan ranpur lapis baja ringan.
Untuk misi menjebol lapisan baja dan dinding dari jarak jauh, jelas sniper perlu senjata khusus, dan kemudian munculah istilah senapan anti material. Senapan anti material punya bentuk dan peran yang serupa dengan senapan runduk, perbedaannya lebih kepada besarnya kaliber dan bobot yang berdampak pada daya hancur serta jangkauan proyektil yang pastinya lebih jauh.
Menurut Wikipedia, yang masuk dalam kategori senjata anti material adalah senapa dengan kaliber mulai dari 12,7 mm, 14,5 mm, dan 20 mm. Dan, bicara segmen senjata anti material, beberapa satuan khusus TNI nyatanya sudah cukup mengenal penggunaan senjata ini.
Sebut saja Hecate II 12,7 mm yang digunakan Den Bravo 90 Paskhas, kemudian ada Truvelo 12,7 mm dan Denel NTW-20 dual kaliber 20 mm/14,5 mm yang dipakai oleh Taifib Marinir dan Kopaska TNI AL. Satuan elit TNI AD diketahui menggunakan senapan anti material Barrett M107 buatan AS.
Denel NTW-20 Unit elit Korps Marinir TNI AL menyandang Truvelo dalam sebuah parade. Pindad SPR-2 Baik Hecate II dan NTW-20 merupakan senjata anti material buatan Luar Negeri, Hecate dari Perancis dan NTW-20 dari Afrika Selatan. Ibarat pelan tapi pasti, Indonesia yang punya basis produksi senjata dan amunisi PT Pindad rupanya tak ingin ketinggalan untuk mengembangkan inovasi di segmen senjata anti material.
Dengan bekal pengalaman menciptakan SPR (Senapan Penembak Runduk)-1 kaliber 7,62 mm, kemudian PT Pindad pada tahun 2007 resmi memperkenalkan jenis senjata anti material, yakni SPR-2 yang mengusung kaliber 12,7 mm, sekaliber dengan SMB (Senapan Mesin Berat) M2HB Browning.
SPR-2 punya bentuk yang cukup modern, desainnya sekilas menyerupai senapan runduk M-93 Black Arrow kaliber 12,7 mm buatan Serbia. SPR-2 punya panjang keseluruhan 1755 mm, sementara panjang laras 1055 mm. Bobot senjata ini memang aduhai, yakni 19,5 kg, lebih berat dari NTW-20 yang bobotnya 14,5 kg. Untuk memdidik sasaran, SPR-2 dibekali alat bidik teleskopik dengan pembesaran hingga 10 kali.
Proyetil yang dimuntahkan dari laras SPR-2 dapat melesat dengan kecepatan 900 meter per detik. Artinya, untuk menjebol sasaran denga jarak 2.000 meter dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 3 detik. Seperti halnya NTW-20, SPR-2 ditembakkan dengan cara tembak satu per satu. Pengoperasian senjata menggunakan pola bolt action. Sekedar informasi, bolt action adalah (sistem operasi) kokang senjata api yang mana bagian bolt dioperasikan secara manual dengan cara menggesernya ke belakang (menggunakan tuas kecil/handle) agar bagian belakang (breech) laras terbuka, casing peluru kosong yang sudah dipakai terlempar keluar dan peluru baru masuk kedalam breech kemudian bolt ditutup kembali (digeser ke depan secara manual).
Dalam gelar operasi, SPR-2 menggunakan magasin yang terdiri dari 5 peluru. Magasin posisi berada di bagian bawah, tak ubahnya magasin pada senapan konvensional. Keunggulan lain yang ditawarkan SPR-2, selain bipod dan monopod dibawah popor dapat diatur ketinggiannya. Juga ada peredam kejut pada popor untuk mengurangi gaya tolak balik yang dirasakan sniper.
Dalam Indo Defence 2014, Pindad juga telah menyiapkan alat peredam, sehingga bisa mengurangi efek bunyi tembakan hingga 60%. Beberapa produk senjata laras panjang buatan PT Pindad. Peluru kaliber 12,7 mm. Kabar baiknya munisi SPR-2 telah diproduksi secara mandiri oleh PT Pindad di Turen, Jawa Timur.
Ada beberapa tipe peluru untuk SPR-2, seperti peluru standar MU 3TJ, peluru Sniper 12.7 mm MU 3M, peluru Anti Material MU 3SAMM, peluru bakar tembus baja MU 3PB, peluru tracer MU 3N, peluru penembus armor MU 3P, dan yang paling dahsyat peluru tembus peledak MU 3BLAM. Jenis amunisi yang disebut terakhir mampu menghasilkan efek ledak, efek bakar, dan peterasi ke lapisan baja.
Menurut penuturan staf Pindad, SPR-2 dalam uji coba dapat mencapai performa yang memuaskan, diantaranya mampu menembus lapisan baja 10 mm dari jarak tembak 2 Km. Kabarnya, saat uji coba pesaingnya seperti Truvelo dan Black Arrow gagal menembus baja 10 mm dari jarak tembak yang sama.
Dengan daya rusak yang tinggi, maka SPR-2 bisa menjadi momok yang menakutkan bagi ranpur sekelas APC, bahkan material lambung kapal pun bisa dijebol dengan mudah. Kabarnya satu unit SPR-2 dibanderol Rp300 juta, tentu saja lethal weapon ini tidak dijual untuk umum. (Bayu/indomiliter)
Spesifikasi Pindad SPR-2
Kaliber : 12,7 x 99 mm
Panjang total : 1755 mm
Panjang laras : 1055 mm
Peluru dalam magasin : 5
Berat total : 19,5 kg
Alur laras : 8 alur jarak kisar 381 mm
Alat bidik : optik dengan pembesaran hingga 2,5 sampai 10x
Jarak tembak efektif : 2.000 meter
Kecepatan luncur proyektil : 900 meter per detik
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!