Gunung berapi di Indonesia, termasuk Gunung Kelud, adalah rangkaian cincin api (ring of fire) di mana gunung-gunung berapi yang berada di dalamnya saling sambung menyambung sehingga, jika yang satu menjadi aktif, kemungkinan besar, yang lain juga akan ikut aktif juga.
Ada banyak mutiara hikmah yang banyak terlupakan oleh kita, oleh kita para hambaNya akibat hati kita tertutup oleh debu debu hitam khilaf dan salah.
Letusan Gunung Kelud dari perspektif Islam bukan hanya sekadar proses geologis yang bisa dijelaskan lewat metode ilmiah saja. Ingat, ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW ini tegas mengatakan “Tiada satupun kejadian di dunia ini yang merupakan kebetulan dan sia-sia”. Semua berprinsip sebab dan akibat sampai takdir pun akan bergeser jika kita mampu merubahnya dengan perbuatan baik.
Dalam perspektif Islam, gunung di muka bumi adalah pasak bagi bumi agar tidak terguncang. Peristiwa letusan gunung sudah tertulis dalam Al Qur'an. Jadi bukan suatu kebetulan jika peristiwa dan waktu sebuah letusan gunung sama dengan angka yang tertera pada kejadian meletusnya gunung tersebut. Sebab Allah sudah menentukan, Dia lah yang menggenggam.pada peristiwa daun yang jatuh di hutan paling berantara di dunia sekalipun.
` Seperti prinsip yang tertuang dalam Al Qur'an yaitu Kun Fayakun. Jika Dia menghendaki terjadi, maka terjadilah.
1) Secara matematis, Gunung Kelud meletus adalah pada pukul 22.49 - 22.50.
Ternyata Allah sedang berbicara pada kita, manusia, melalui ayat - ayat yang tertuang dalam Al Qur'an Surat ke 22 ayat 49 - 50 (QS 22:49-50) yang berbunyi, Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya Aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepadamu” (49) “Maka orang-orang yang beriman dan beramal Saleh , bagi mereka ampuinan dan rizki yang mulia”( 50)
2) Letusan Gunung Kelud terjadi pada tanggal 13 Februari (13/2).
Dan dalam Al Quran Allah berfirman pada surat ke 13 Ar Ra'd ayat ke 2 (QS 13:2) yang berbunyi "Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (Makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (Kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu."
Namun bagi umat Islam tidak sepantasnya mengait-ngaitkan dengan waktu berupa detik, menit, jam, tanggal ataupun tahun masehi dengan nomor urut surat dan ayat Al-Quran Al-Karim.
Ketika terjadi bencana atau musibah tertentu di muka bumi, karena perbuatan semacam itu tidak pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam, para sahabatnya, dan juga para ulama Ahlus Sunnah dari zaman salafus sholih hingga sekarang ini.
Padahal di zaman Nabi dan generasi terdahulu telah terjadi beraneka ragam kejadian dan bencana yang menimpa umat manusia, namun tidak kita dapatkan satu riwayat pun yg menunjukkan bahwa mereka melakukan hal itu. Apalagi jika ditinjau dari segi penafsiran ayat maka kebanyakan tidak nyambung dengan kejadian-kejadian dalam kehidupan dunia ini.
"Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam."
Dan seorang ulama salaf berkata: "Setiap kebaikan (dalam agama) hanya ada dalam sikap mengikuti jejak generasi salaf (Nabi, para sahabat, tabi'in dan tabiut tabi'in), dan setiap keburukan hanya ada pada perbuatan generasi kholaf yang mengada-ada dalam urusan agama."
Kita perlu ambil hikmahnya, sungguh segala peristiwa yang terjadi merupakan pertanda bagi orang - orang yang berfikir hingga dia selalu memperbaharui keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan.
Al Qur'an menyebut bahwa gunung di muka bumi ini merupakan penjaga atau pasak bagi bumi agar tidak terguncang. “Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka…” (Al Qur’an, 21:31). Di ayat lain disebutkan :“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?” (Al Qur’an, 78:6-7)
Lalu, mengapa pasak bumi itu kini bergejolak dan mengguncang bumi lagi? Sepertinya gunung berkhianat dengan kesepakatan awalnya dengan Tuhan. Atau mungkin mereka hanyalah penyampai pesan Allah yang mungkin sedang cemburu melihat tingkah manusia.
Atau Allah sedang menegur kita agar kembali padaNya karena banyak diantara kita yang berperilaku tidak sesuai dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, semua kemunkaran sudah terjadi
1. Dimana sudah terjadi uang pajak negara merupakan harta yang berjatuhan berhamburan, siapa saja yang memungutnya, dialah yang memakannya.
2. Dimana amanah sudah merupakan harta ghanimah, siapa saja yang menerima amanah untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, namun dia sendirilah yang memakannya.
3. Pembayaran zakat seperti yang harus dilakukan dengan sitaan.
4. Orang sangat giat menuntut ilmu bukan untuk kepentingan agama
5. Suami sudah tunduk di komando oleh istrinya
6.Sudah terjadi tiada kekhidmatan di dalam masjid dan terjadi bermegah-megahan pada masjid
8. Pemimpin bangsa yang fasik dan imannya lemah
10. Dimana sudah terjadi seseorang ulama tak lagi dihargai,akan tetapi para artis, biduan-biduanita lebih dihargai, ditonjolkan dan dimuliakan dan hiburan sangat diutamakan daripada tayangan tentang Islam dan Keagungan Allah.
13. Dimana sudah terjadi minuman keras dilazimkan dan menjadi peraturan yang dilegalkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
Innalilahi...
Bukankah semua sudah terjadi di Indonesia? Mari sediakan waktu sejenak untuk merenungkan kembali apa yang sedang terjadi dan kami menghimbau untuk kembali kepada Allah karena tanda-tanda kiamat sudah banyak yang Allah tampakkan di muka bumi.
Dari benda ciptaan Allah yang terkecil seperti ATOM, hingga yang luar besar seperti makhluk matahari dan bintang-bintang lain yang lebih besar seperti Sirius, Pollux, Arturus, Rigel, Aldebaran, Betelgeuse, Antares semuanya membuktikan dan bertasbih memujiNya.
Alam semesta ini begitu besar. Namun Allah selaku pencipta jauh lebih besar. Maha Besar Allah Tuhan Pencipta Alam! Maka bertasbihlah kepada Allah!
Gunung dan burung bertasbih dengan melaksanakan tanggungjawab mereka, supaya proses alam berjalan dengan lancar, tersusun, dan teratur. Alam pula bertasbih dengan terus mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Allah.
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya:
"Dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam: Sesungguhnya pernah seekor semut menggigit salah seorang Nabi lalu Nabi tersebut menyuruh supaya membakar sarang semut tersebut, tetapi Allah menurunkan wahyu kepadanya: Apakah hanya gara-gara seekor semut menggigitmu lantas kamu akan binasakan satu umat yang selalu membaca tasbih."
“Akan tetapi kamu tidak faham akan tasbih mereka.” . Hanya Nabi Sulaiman yang diberikan ilmu untuk memahami bahasa binatang.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/11/13/27567/semut-katak-burung-matahari-bertasbih-pada-allah-bagaimana-kita/#sthash.HglOe2wZ.dpuf
Maha Suci Allah atas keindahan penciptaannya, sebagai bukti bahwa Sang Pencipta menginginkan agar seluruh mahluknya untuk taat dan berada dalam garis edarnya sebagai manusia.
Ketika bulan dan matahari taat pada garis edarnya sebagai bentuk ketaatan pada Allah yang menciptakannya, lalu kita sebagai manusia apa yang harus kita lakukan?
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)
Allah pun menyindir kita dengan pertanyaan,
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun [23]: 115)
Dari benda ciptaan Allah yang terkecil seperti ATOM, hingga yang luar besar seperti makhluk matahari dan bintang-bintang lain yang lebih besar seperti Sirius, Pollux, Arturus, Rigel, Aldebaran, Betelgeuse, Antares semuanya membuktikan dan bertasbih memujiNya.
Alam semesta ini begitu besar. Namun Allah selaku pencipta jauh lebih besar. Maha Besar Allah Tuhan Pencipta Alam! Maka bertasbihlah kepada Allah!
Gunung dan burung bertasbih dengan melaksanakan tanggungjawab mereka, supaya proses alam berjalan dengan lancar, tersusun, dan teratur. Alam pula bertasbih dengan terus mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Allah.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/11/13/27567/semut-katak-burung-matahari-bertasbih-pada-allah-bagaimana-kita/#sthash.HglOe2wZ.dpuf
Alam semesta ini begitu besar. Namun Allah selaku pencipta jauh lebih besar. Maha Besar Allah Tuhan Pencipta Alam! Maka bertasbihlah kepada Allah!
Gunung dan burung bertasbih dengan melaksanakan tanggungjawab mereka, supaya proses alam berjalan dengan lancar, tersusun, dan teratur. Alam pula bertasbih dengan terus mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Allah.
Imam Ibnu Katsir –rahimahullah- berkata,Firman Allah : “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja)?” “Apakah kaling menyangka bahwa kalian diciptakan tanpa maksud, tujuan dan hikmah?” “Firman Allah, “bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” “Tidak dikembalikan ke negeri akhirat?” (Tafsir Al Qur`an Al Adzim: 5/500)Manusia diciptakan dengan bentuk terbaik dan dimuliakan dengan akal pikiran, karunia Allah selanjutnya adalah menurunkan beragam rizki yang dengannya manusia mampu bertahan hidup di bumi ini. Allah berfirman,أَمَّنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ“Atau siapakah dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya?” (QS. Al Mulk [67]: 21)Jika semut, katak, burung, bulan, matahari hingga Antares itu patuh dan tuduk pada Allah, itulah mengapa kita harus beribadah kepada Dzat yang telah mengaruniakan kepada kita segala hal yang kita miliki saat ini.Begitulah Allah sering menyinggung nalar kita untuk berfikir di dalam Al Qur`an. Semoga Allah menuntun kita kepada petunjuk dan keridhaan-NyaDibalik pergantian siang dan malam tersebut sangatlah luar biasa, betapa ada mahluk Allah selain manusia yang terus menerus bergerak mengikuti perintah Allah agar terjadi keseimbangan kehidupan di langit dan bumi.Juga sebagai tanda betapa Allah sayang pada hamba-hambanya, menciptakan siang untuk berkerja keras berjihad fii sabilillah dan malam untuk beristirahat sekaligus bersyukur pada Rabb yang menciptakan segala yang ada di langit dan bumi....Subhanallahu...
Allah berfirman artinya : "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? " Terjemahan Al Qur'an Al A'raaf 96-97
Lalu, Sudahkan kita taat pada perintah Allah & Rasul-Nya seperti konsistensi taatnya bulan dan matahari? Sudahkah keluarga kita taat pada syariat Allah? Sudahkah kita taat pada perintah suami dan orang tua kita? Semoga (zahra/adivammar/waroah/voa-islam)