Selasa, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 21 Januari 2014 16:46 wib
17.240 views
Dibalik Konflik Terbuka Fatullah Gullen dan Perdana Menteri Erdogan
ISTAMBUL (voa-islam.com) - Turki akan menghadapi periode yang penuh gejolak enam bulan setelah protes Gezi Park yang mengguncang negara itu. Secara de facto konflik antara Gerakan Fatullah Gullen (GM) dan Partai AKP, dimulai dengan krisis MIT (Badan Intelijen Nasional) tahun lalu, dan sekarang menjadi milik publik.
Tanggal 17 Desember, polisi menahan beberapa tersangka, termasuk tiga anak menteri dan pengusaha terkenal. Penahanan itu dinilai sebagai bagian operasi menghancurkan pemerintahan Erdogan. Kemudian, tiga menteri dan tujuh anggota parlemen dari Partai AKP mengundurkan diri.
Pemerintah Erdogan mengatakan, penangkapan dan penahanan itu sebagai operasi "kotor", dan bermotivasi politik di balik isu korupsi. Semua tujuannya menjatuhkan pemerintah, dan akhirnya menangkap Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
Selanjutnya, pemerintah Erdogan membalas dengan mengabaikan langkah polisi Istanbul dan Ankara, mengubah peraturan kepolisian mengenai penyelidikan yudisial, mengganti para jaksa, yang diyakini berafiliasi dengan Gerakan Gullen.
Dengan peristiwa yang terjadi itu, kemudian terjadi saling tuding antara Partai AKP dan Gerakan Fatullah Gullen. Konflik menjadi terbuka antara Partai AKP dengan Gerakan Fatullah Gullen. Tetapi, kita perlu memahami sifat khas (karakater) dari Gerakan Gullen dan dalam kontek politik Turki sekarang ini.
Gerakan Fatullah Gullen
Gerakan Fatullah Gullen sangat berbeda sebagai sebuah jamaah atau organisasi sosial masyarakat Turki. Gerakan Gullen telah menjadi sebuah kelompok mesianis yang dipimpin oleh seorang pemimpin, dan diyakini “sempurna” oleh para pengikutnya. Gullen sendiri mengajarkan pesan bahwa, “Keyakinan kepada takdir harus menjadi misi para anggotanya”.
“Keyakinan kepada takdir menjadi misi mereka, dan hanya mereka yang tahu methode dan isinya, serta menjadi ciri kelompok Muslim Sunni di Turki ini. Ironisnya gerakan ini mengadopsi “taqiyyah” dalam ajaran Syiah, yang berarti dalam prakteknya bahwa seseorang harus menyembunyikan tujuan utamanya.
Berpura-pura mengutamakan dialog, negosiasi, aliansi dan rekonsiliasi, sampai suatu saat gerakannya menjadi kuat, dan menguasai politik, ekonomi, dan sosial, selanjutnya menguasai atau mendominasi, dan bahkan mendikte.
Gerakan Fatullah Gullen yakin memiliki pengetahuan tentang misi suci gerakannya. Gerakan Gullen ingin kebijakan domestik dan luar negeri Turki mengikuti garis politik Gullen.
Duran menjelaskan, “Gerakan Fatullah Gullen" menyebar luas, dan terus melakukan ekspansi ke seluruh dunia, dan menjadi aktor (pelaku) politik internasional, dan memiliki hubungan dengan pusat-pusat kekuasaan seperti Amerika Serikat dan Israel.
Hubungan itu, memaksa Gerakan Fatullah memiliki hubungan dengan AS dan Israel. Gerekan Gullen akhir-akhir ini mengkritik pemerintah Erdgoan yang dinilai memasuki jalan yang berbahaya”. Di mana Erdogan mengambil jarak denga Amerika, dan hubungan dengan Israel memburuk, sejak peristiwa Mavi Marmara. Erdogan bertemu dengan pemimpin Hamas, Khaled Mish'al dan Ismail Haniyah, di Istambul.
Selanjutnya, pandangan dan pikiran pengikut Gullen, pemerintah AKP yang membela Presiden Mohammad Mursi dengan menyerang rezim junta di Mesir, yang mendapatkan dukungan AS, atau melindungi Palestina telah menimbulkan kemarahan Israel, dan itu dinilai merugikan Turki.
Itu sebabnya kolumnis di surat kabar Zaman, juru bicara Gerakan Gullen di Turki, menginginkan Ikhwanul Muslimin menyadari kelemahannya, dan berdamai dengan junta militer dan bekerjasama secara diam-diam, sampai mendapat kekuatan yang cukup kuat untuk membalas semua kejahatan militer Mesir.
Ini methode klasik Gerakan Gullen. Gullen mengikuti kebijakan yang sama, ketika menghadapi kudeta militer di Turki selama tahun 1980 dan 28 Februari 1997. Semua cara dan methode Gerakan Gullen itu, terus dipupuk, hingga kini oleh para pemimpin, dan dijalankan oleh para pengikutnya.
Ketika elit militer di negara sekuler itu, menghancurkan komunitas Muslim Turki, melarang semua aktifitas keagamaan, termasuk melarang Muslimah mengenakan jilbab di universitas-universitas, justru Gullen tidak melawan junta atas nama Muslim. Gullen lebih suka menyelamatkan dirinya sendiri dengan mengklaim bahwa mengenakan jilbab itu hanya urusan kecil dalam Islam.
Ketika Perdana Menteri Erdogan tidak mengindahkan saran ini, dan terus menggunakan simbol Rabaa Al–Adawiyya, sebagai dukungan kepada Ikhwanul Muslimin di Mesir, dan melanjutkan dukungannaya dengan aksi protes oleh seluruh rakyat Turki terhadap junta militer Mesir, langkah ini sangat disesalkan oleh Gullen. Meskipun, kemudian Ikhwan dinyatakan sebagai organisasi teroris dan dilarang. Sebaliknya, kolumnis dari koran Zaman, menyalahkan Perdana Menteri Erdogan dan Gerakan Islam Ikhwan, bukan junta militer Mesir.
Gerakan Gullen menuduh Ikhwan dan Partai AKP memiliki visi yang sempit. Gullen dengan mengadopsi “taqiyyah”, membuat proyeksi jangka panjang, yang akan menguntungkan gerakannya, seperti dicontohkan ketika posisinya sudah kuat, dapat menunjuk Gubernur Republik Yakutia di Rusia saat ini.
Seperti semangat mesianis dikombinasikan dengan ide yang “dipilih” itu suci, dan menghalalkan segala cara, dan bisa bertindak terhadap siapapun, menghalalkan semua sarana dalam rangka mencapai tujuan akhir, demi kemuliaan duniawi menjadi ciri gerakan ini .
Phobia Erdogan
Alasan mengapa Gerakan Fatullah Gullen memiliki masalah dengan PM Erdogan? Karena Erdogan membahayakan kepentingan sempit gerakan itu dengan langkah-langkah dalam kebijakan dalam dan luar negeri. Kepentingan sempit Gullen termasuk mempertahankan hubungan baik dengan Israel, menghindari konflik dengan Amerika Serikat, dan memilih tidak berlebihan memberikan respon atau dukungan terhadap umat Islam yang terzalimi .
Insiden Mavi Marmara, tahun 2010, dan menimbulkan pecahnya hubungan Turki-Israel. Mengapa pemimpin gerakan keagamaan seperti Gullen mengkritik misi armada Mavi Marmara, dan bukannya Israel? Alasannya adalah kasus Mavi Marmara ini mengganggu hubungan antara Turki dan Israel, dan menimbulkan Gerakan Gullen sakit kepala dalam berurusan dengan Amerika Serikat.
Gerakan Fatullah Gullen bekerja keras pasca peristiwa 9/11 di New York, AS, dan berusaha membangun citra positip di mata Amerika dengan menggunakan istilah-istilah seperti “moderasi”, “dialog”,”negosiasi”, “rekonsiliasi”, dan mensponsori film itu, sebagai Passport Turki di AS, dan bisa nyaman ke Israel.Inilah cara-cara yang dijalankan oleh Gullen.
Sampai pemimpin Gerakan Gullen, Fatullah Gullen tetap berada di Amerika Serikat, sejak tahun l999, dan menolak ajakan rujuk dan diminta kembali ke Turki oleh Erdogan. Gullen menikmati hidup di Amerika, dan menjadikan gerakannya sekarang menjadi bagian dari konspirasi internasional untuk menghancurkan pemerintahan Erdogan.
Bunuh Diri Politik
Tampaknya keterlibatan politik yang terbuka di depan kamera dan mata publik terbukti sulit dihindari oleh Fatullah Gullen, dan memperburuk citranya dimata masyarakat Turki yang sangat konservatif. Sikap Fatullah Gullen yang terus-menerus mengkritik, dan mengutuk terhadap pemecatan sejumlah polisi dan jaksa, menambah buruknya citra Gullen.
Memang, kemarahan masyarakat begitu tinggi, sehingga mungkin ini untuk pertama kalinya sejak 2002, dan Gullen harus segera menarik kembali pernyataannya dan membuat penjelasan yang dia katakan. Gullen tidak lagi kebal kritik, di mana selama ini Gullen selalu disucikan oleh para pengikutnya, dan nyaris dikultuskannya.
Di tengah badai krisis yang sangat hebat, sebuah survei terbaru memperlihatkan: 48,9 persen responden mengatakan bahwa Partai AKP harus berkuasa pada tahun 2015. Sementera, 47,5 persen mengatakan bahwa Erdogan adalah pemimpin yang paling karismatik di Turki.
Dibagian lain, 73 persen berpikir bahwa Gerakan Gullen berada di belakang operasi tentang masalah korupsi, dan 73,9 persen percaya bahwa Turki menjadi "negara yang kuat” dibawah Partai AKP, dan ada, 94,3 persen mengatakan, mereka tidak akan memilih aliansi CHP-Gerakan Gullen.
Apakah Gerakan Gullen atau AKP yang akan memenangkan peperangan ini? Nampaknya, gerakan yang kuat seperti Gullen, sekarang mirip seperti melakukan sesuatu dengan yang disebut bunuh diri politik.
*wb/arsalan/afg
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!