Sabtu, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 7 Januari 2017 21:45 wib
6.214 views
Pejuang Oposisi Suriah Bantah Adanya Kesepakatan Gencatan Senjata di Wadi Barada
DAMASKUS, SURIAH (voa-islam.com) - Seorang pejabat senior pejuang oposisi Suriah membantah laporan pada hari Jum'at (6/1/2017) bahwa gencatan senjata telah dicapai antara pejuang oposisi dan pasukan pemerintah di daerah Wadi Barada dekat Damaskus, di mana pemboman telah menghancurkan sumber air utama ibukota.
Pemerintah dan milisi Syi'ah asing sekutu dari kelompok Hizbullata Libanon melancarkan serangan dua pekan lalu untuk mengambil kembali Wadi Barada di mana mata air di daerah itu memberikan pasokan ke empat juta orang di ibukota.
Sebuah outlet berita militer yang dijalankan oleh Syi'ah Hizbullata melaporkan bahwa gencatan senjata telah dicapai untuk "beberapa jam" di daerah itu.
Tapi Munir Sayal, kepala sayap politik kelompok oposisi Ahrar al-Sham, kepada Reuters laporan itu "kebohongan".
Dia mengatakan bahwa pemerintah pada hari Kamis telah menolak gencatan senjata yang akan memungkinkan untuk perbaikan ke stasiun pemompaan air dan bagi orang untuk kembali ke dua desa terdekat dari mana mereka telah mengungsi.
Pejuang oposisi mengatakan pemerintah rezim Assad membom stasiun pompa air pada awal kampanye. PBB mengatakan itu dimasukkan tindakan oleh "penargetan yang disengaja" namun tidak mau mengatakan pihak yang bertanggung jawab.
Pertempuran di Wadi Barada telah dibayangi gencatan senjata yang ditengahi oleh Rusia dan Turki untuk membuka jalan untuk pembicaraan damai yang mereka harapkan untuk bersidang di Kazakhstan bulan ini.
Kelompok pejuang oposisi Suriah hari Senin mengatakan mereka telah memutuskan untuk membekukan pembicaraan tentang kemungkinan partisipasi mereka mungkin dalam negosiasi kecuali pemerintah Suriah dan milisi Syi'ah sekutunya yang didanai Iran mengakhiri pelanggaran gencatan senjata.
"Iran dan rezim Assad yang mengeksploitasi gencatan senjata rapuh untuk merebut daerah yang dibebaskan sekitar ibukota sebelum dimulainya negosiasi Astana," kata Sayal. (st/Reuters)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!