Rabu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 30 November 2016 15:15 wib
6.595 views
Kelompok Taliban Berjanji Lindungi Proyek-proyek Infrastruktur di Afghanistan
KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Pejuang Taliban telah berjanji untuk melindungi proyek-proyek infrastruktur Afghanistan bernilai miliaran dolar yang telah terhenti selama bertahun-tahun karena perang yang sedang berlangsung di seluruh negara itu.
Kelompok itu mengatakan dalam sebuah pernyataan mengejutkan pada hari Selasa (29/11/2016) bahwa mereka "mendukung semua proyek nasional yang berada dalam kepentingan rakyat dan menghasilkan pembangunan dan kesejahteraan bangsa."
Taliban "juga berkomitmen untuk menjaga" proyek, pernyataan tersebut menambahkan.
Kelompok itu mengatakan proyek pipa gas dan tambang tembaga multi-miliar dolar dikenal sebagai Mes Aynak di selatan ibukota Kabul termasuk di antara proyek-proyek yang Taliban akan lindungi. Kelompok pejuang itu mengatakan mereka juga siap untuk melindungi jalan raya dan rel kereta api.
Para pejuang Taliban telah berulang kali dituduh melancarkan serangan kekerasan terhadap pekerja bantuan dan proyek-proyek infrastruktur, sebuah tuduhan yang terkadang mereka bantah.
Sementara itu, juru bicara Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Shahhussain Murtazawi, telah menyatakan keraguan tentang janji tersebut.
"Mereka menimbulkan lebih dari dua miliar dolar kerusakan properti dan infrastruktur publik dan swasta selama dua bulan dari kampanye kekerasan mereka di Afghanistan," kata Murtazawi, mengacu pada ofensif musim semi Taliban tahun 2016.
"Bagaimana kita bisa mempercayai mereka sekarang? Mereka harus membuktikan janji mereka dengan tindakan," tambah juru bicara itu.
Perang beberapa dekade telah menghancurkan banyak infrastruktur dasar Afghanistan dan memupuk iklim ketidakamanan. Kekerasan juga telah memaksa jutaan warga Afghanistan menjadi pengungsi.
Pemerintahan Presiden Ghani telah berjanji untuk melaksanakan serangkaian reformasi ambisius untuk menghidupkan kembali perekonomian dan menarik investasi. Namun, rasa tidak aman dan kekerasan tetap menjadi tantangan serius.
Afghanistan telah dicengkeram oleh rasa tidak aman ketika Amerika Serikat dan sekutunya menginvasi negara itu sebagai bagian dari apa yang disebut perang Washington melawan teror (baca;Islam) pada tahun 2001. Banyak bagian negara itu tetap diganggu oleh pertempuran meskipun kehadiran pasukan asing. Para pejuang Taliban disingkirkan dari kekuasaan mereka yang sah setelah invasi, tetapi mereka melanjutkan perjuangan bersenjata untuk merebut kembali pemerintahan dan telah berusaha untuk menguasai beberapa provinsi Afghanistan selama beberapa bulan terakhir. (st/ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!