Jum'at, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Oktober 2016 12:45 wib
7.544 views
Komandan Pejuang Suriah Terkemuka, Abu Ja'far Al-Homsi Meninggal Tenggelam di Idlib
IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Abu Ja'far al-Homsi, salah satu komandan paling terkemuka di Suriah, meninggal pada hari Kamis (13/10/2016) dalam insiden tenggelam di desa perbatasan Darkoush di provinsi Idlib, para aktivis melaporkan, mengatakan kematian itu terjadi dalam keadaan misterius.
Abu Ja'far Al-Homsi, bekas anggota polisi militer rezim Assad yang membelot sejak dimulainya revolusi, merupakan komandan militer dari Liwa Syuhada al-Islam, yang melindungi kota Daraya selama lebih dari 4 tahun dan berjuang melawan pengepungan dan ratusan serangan darat dan ribuan pemboman membabi buta.
Dia pergi secara terpaksa dari Daraya Agustus lalu dengan ratusan pejuang menuju Idlib setelah pengepungan panjang tak tertahankan di daerah kecil tersebut. Kepergian para pejuang Suriah dari Darayya merupakan bagian dari kesepakatan menyakitkan yang terpaksa diterima oleh kelompok oposisi demi menyelematkan warga sipil tak berdosa di kota itu yang telah terkepung sejak empat tahun lalu dan mengalami kampanye udara tak henti-hentinya menggunakan bom palm, pembakar, cluster dan bom barel.
Abu Ja'far Al-Homsi lahir dari kota Puri al-Hosn di pedesaan Homs, ia dengan brigadenya merupakan petempur keras lagi pemberani dalam mempertahankan Daraya dari rezim Assad.
Hari ini dan sebelum kematiannya, ia muncul dalam pesan video itu muncul di internet di mana ia berjanji untuk berpartisipasi bersama dengan pejuang lainnya dan anggota Liwa Syuhada al-Islam yang telah menjalani pelatihan khusus dan maju, dalam inisiatif atau proyek yang bertujuan untuk menyatukan oposisi dan memenuhi harapan orang Suriah.
Menjelang akhir Agustus, sekitar tujuh ratus orang bersenjata dengan senjata pribadi mereka meninggalkan Daraya menuju Idlib, sementara ribuan pria dan wanita dengan keluarga mereka dibawa ke daerah lain.
Daraya terletak hanya 15 menit berkendara dari Damaskus dan bahkan lebih dekat dengan pangkalan udara pemerintah, Mazzeh.
Kota ini mulai dikepung rezim Daraya pada akhir 2012 dan hanya sekali, pada bulan Juni lalu, konvoi makanan dari PBB telah mampu memasuki kota dalam empat tahun terakhir.
Meski hotel tempat menginap para staff PBB di Damaskus hanya berjarak 8 km dari kota terkepung, tidak ada upaya yang mereka lakukan baik untuk mengakhiri blokade atau pun mengirimkan bantuan kecuali di bulan Juni.
Aktivis mengatakan 15000 bom telah dijatuhkan di Darayya, meluluhlantakan kota yang pernah ditinggali oleh lebih dari 200.000 jiwa tersebut. Ribuan orang juga telah tewas baik dalam pertempuran untuk mempertahankan kota, pemboman dan juga kelaparan. (st/zw)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!