Sabtu, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 12 Maret 2016 11:00 wib
6.181 views
Mantan Perwira Pasukan Khusus Mesir Minta Para Ulama Dukung Mujahidin
MESIR (voa-islam.com) - Hisham Ali Asymawi, mantan perwira pasukan khusus Mesir yang secara terbuka menyatakan kesetiaan kepada Al-Qaidah, merilis sebuah pesan audio awal bulan ini di mana ia meminta para ulama untuk mendukung mujahidin.
Seperti dilansir The Long War Journal hari Jum'at (11/3/2016) Asymawi, juga dikenal sebagai Abu Umar al Muhajir, adalah pemimpin Al Murabitoon, kelompok Al-Qaidah yang beroperasi di Sinai dan di tempat lain di Afrika Utara.
Asymawi mengatakan Muslim Mesir mengalami "tragedi" di bawah pemerintahan Presiden Abdel Fattah El Sisi ini. "Ulama" harus "menghasung para pemuda dan mengingatkan mereka sekarang tugas kita untuk mengusir penjajah dari wilayah Islam dan jihad melawan kriminal El Sisi, tentara, dan para pendukungnya," tambahnya, menurut untuk terjemahan yang diperoleh oleh The Long War Journal.
Asymawi berpendapat bahwa mujahidin tidak bisa menang kecuali "para ulama" dan Syaikh mendukung mereka. Pertempuran para mujahidin ... untuk menyelesaikan konflik antara kebenaran dan kepalsuan tidak akan berlanjut, atau menjadi sukses," tanpa bantuan ulama dalam memobilisasi rakyat.
Pernyataan audio 23 menit Asymawi, yang disebarluaskan melalui media sosial pada tanggal 3 Maret, kemungkinan dimaksudkan untuk mempengaruhi ulama Mesir dan menggalang mereka untuk mendukung Al-Qaidah di Sinai dan di tempat lain. Pesannya disertai dengan foto masih dia mengenakan pakaian militer dengan wajahnya dikaburkan.
Al Murabitoon berusaha untuk mengikat pesan terbaru Asymawi untuk konflik antara mujahidin dengan Israel antara lain dengan memunculkan gambar dari Yerusalem dan kata-kata "wahai Al-Aqsa, kami akan datang," di layar.
Pesan pertama yang dikaitkan dengan Asymawi dirilis pada bulan Juli 2015, ketika ia mengumumkan peran kepemimpinannya dalam Al Murabitoon.
Tidak sepenuhnya jelas bagaimana kelompok Asymawi ini selaras menjadi jaringan A-Qaidah ketika organisasi lain Al-Qaidah, yang dipimpin oleh Mokhtar Belmokhtar, juga menyebut dirinya Al Murabitoon dan beroperasi di Afrika Utara. Asymawi kemungkinan bertanggung jawab untuk setidaknya beberapa upaya Al-Qaidah di Mesir, dan ia mungkin Amir keseluruhan Al-Qaidah di dalam negara itu.
AS ditargetkan Belmokhtar dalam satu serangan udara Juni lalu, tapi nasibnya masih belum jelas. Al-Qaidah di Maghreb Islam, Al Murabitoon, dan Al-Qaidah di Semenanjung Arab semua mengeluarkan pernyataan yang menyangkal bahwa Belmokhtar telah tewas.
Asymawi pernah menjadi tokoh terkemuka dalam Ansar Bayt al Maqdis (ABM), yang kemudian bersumpah setia kepada Syaikh Abu Bakr al Baghdadi pemimpin Islamic State (IS). ABM kemudian merubah namanya menjadi Islamic State "Wilayat (provinsi) Sinai" dan melancarkan kampanye produktif terhadap pasukan keamanan Mesir. Sayap IS ini menyatakan bertanggung jawab atas menenggak pesawat Rusia Oktober lalu.
Tidak seperti rekan-rekannya di ABM, bagaimanapun, Asymawi tidak bergabung dengan IS. Sebaliknya, dia tetap setia kepada Al-Qaidah.
Pada bulan Agustus 2015, pendukung IS mengklaim bahwa Asymawi berada di Libya dan membantu kelompok saingan musuh "khilafah". Para pendukung IS bahkan merilis poster "diinginkan mati" untuk mantan perwira militer Mesir tersebut, menggarisbawahi permusuhan IS untuk dia.
Para pejabat Mesir menuduh Asymawi terlibat dalam serangkaian serangan profil tinggi sejak ia meninggalkan militer dan bergabung dengan kelompok jihad.
Hisham Barakat, kepala jaksa Mesir, tewas oleh bom mobil di Kairo pada Juni 2015. Sejauh ini, tidak ada kelompok jihad yang telah mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu. pemerintah Mesir awalnya mengatakan Asymawi bertanggung jawab. Tapi menteri dalam negeri Mesir, Mayor Jenderal Magdi Abdel Ghaffar, awal bulan ini menduga bahwa Ikhwanul Muslimin dan Hamas sebenarnya berada di balik operasi tersebut. klaim Ghaffar ini menarik skeptisisme, karena bertentangan dengan penilaian dia sebelumnya yag disampaikan kepada masyarakat dan dia tidak memberikan bukti konkrit untuk mendukung tuduhannya.
Sebelumnya laporan pers Mesir juga telah mengklaim bahwa Asymawi diduga mendalangi percobaan pembunuhan Mohammad Ibrahim, yang saat itu menjabat menteri dalam negeri Mesir, pada bulan September 2013. Sebagaimana The Long War Journal sebelumnya melaporkan, plot terhadap Ibrahim mengungkapkan sejumlah koneksi menarik antara Asymawi dan jaringan global Al-Qaidah. Walid Badr, pembom jibaku yang mencoba untuk membunuh Ibrahim, juga pernah bertugas di militer Mesir. Baik Badr dan Asymawi dilaporkan berjuang di Suriah di bawah bendera Jabhat Al-Nusrah, cabang resmi Al-Qaidah. (st/tlwj)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!