Senin, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 15 Juni 2015 21:30 wib
8.035 views
Mujahidin Bantah Belmokhtar Gugur Oleh Serangan Udara AS di Libya
BENGHAZI, LIBYA (voa-islam.com) - Sebuah sumber mujahidin di Libya membantah klaim AS bahwa serangan udara militer negara itu telah membunuh pemimpin mujahidin Al-Qaidah di Libya timur asal Aljazair, Mokhtar Belmokhtar, mengatakan bahwa dia tidak berada di lokasi yang ditargetkan oleh serangan Amerika.
Sebelumnya militer AS mengatakan serangan udara diluncurkan akhir pekan menargetkan dan kemungkinan Mokhtar Belmokhtar, yang dituduh memimpin serangan pada ladang gas di Aljazair pada 2013 yang menewaskan sedikitnya 35 sandera, termasuk tiga orang Amerika .
Namun seorang sumber Islamis yang memiliki hubungan dengan mujahidin Libya mengatakan kepada The Associated Press hari Senin (15/6/2015) pagi bahwa serangan udara itu tidak mengenai Mokhtar Belmokhtar karena dia tidak berada di lokasi saat serangan terjadi.
Meski demikian sumber itu, yang tidak ingin disebutkan namanya karena khawatir pembelasan, menambahkan bahwa serangan yang terjadi di Ajdabiya, sekitar 850 kilometer timur ibukota Libya, Tripoli tersebut menewaskan empat anggota kelompok mujahidin Libya Ansar Syariah yang telah dikaitkan oleh AS dengan serangan 11 September 2012 terhadap Konsulat mereka di Benghazi yang menewaskan Duta Besar Chris Stevens dan tiga orang Amerika lainnya.
Para pejabat AS mengatakan mereka masih menilai hasil serangan hari Sabtu, namun juru bicara Pentagon Kolonel Steve Warren sesumbar bahwa militer percaya serangan itu berhasil dan mencapai target. Baik pejabat AS maupun pemerintah Libya tidak memberikan bukti kematian Belmokhtar, yang kemungkinan memerlukan tes DNA atau pengumuman dar kelompok Belmokhtar bahwa dia dibunuh.
"Saya dapat mengkonfirmasikan bahwa target serangan kontraterorisme (baca;kontra mujahidin) di Libya adalah Mokhtar Belmokhtar," kata Warren hari Ahad. "Belmokhtar memiliki sejarah panjang memimpin kegiatan teroris terkemuka sebagai anggota (Al-Qaidah di Maghreb Islam), merupakan pemimpin operasional organisasi Al-Murabitun di laut Afrika yang terkait Al-Qaidah dan mempertahankan kesetiaan pribadinya untuk Al-Qaidah."
Seorang pejabat AS mengatakan, dua jet tempur F-15 meluncurkan beberapa bom seberat 250 kg dalam serangan itu. Pejabat itu tidak berwenang untuk membahas rincian serangan ke publik sehingga berbicara pada kondisi anonimitas. Pihak berwenang itu mengatakan tidak ada personel AS di tanah untuk serangan tersebut.
Pemerintah Libya dalam sebuah pernyataan hari Ahad mengatakan bahwa serangan yang menargetkan Belmokhtar datang setelah berkonsultasi dengan AS sehingga Amerika bisa mengambil tindakan terhadap pemimpin jihad di sana.
Seorang pejabat pemerintah di Libya mengatakan serangan udara di kota pesisir timur laut Ajdabiya menghantam kelompok mujahidin yang diyakini terkait dengan Al-Qaidah dan bahwa serangan itu menewaskan lima orang dan melukai lebih lagi.
Dia mengatakan kelompok yang terluka kemudian bertempur dengan militer Libya yang menjaga rumah sakit di sana, yang mengarah ke pertempuran berjam-jam lamanya. Pejabat yang meminta anonim karena ia tidak berwenang untuk berbicara kepada wartawan itu tidak bisa mengkonfirmasi apakah serangan yang sama yang menewaskan Belmokhtar.
Beberapa kali diberitakan terbunuh
Ini bukan pertama kalinya pemerintah AS telah mengklaim telah membunuh Belmokhtar, seorang mujahid diyakini berusia 40-an yang dilaporkan kehilang sebelah matanya saat berjihad di Afghanistan.
Dia adalah salah satu dari sejumlah mujahid yang telah berperang melawan pemerintah Aljazair sejak tahun 1990-an, kemudian bergabung dengan Al-Qaidah.
AS mengajukan tuduhan terorisme pada 2013 terhadap Belmokhtar sehubungan dengan serangan Aljazair. Para pejabat mengatakan mereka percaya ia tetap menjadi ancaman bagi AS dan kepentingan Barat. Belmokhtar baru saja memisahkan diri dari Al-Qaidah di Maghreb Islam dan memimpin kelompok Al-Murabitun.
Tuduhan diajukan terhadap Belmokhtar oleh aparat penegak hukum federal di Manhattan termasuk bersekongkol untuk mendukung al-Qaida dan penggunaan senjata pemusnah massal.
Dakwaan tambahan bersekongkol untuk mengambil sandera dan pemakaian senjata api sebagai kelanjutan dari kejahatan kekerasan membawa hukuman mati.
Pada saat itu, Jaksa Preet Bharara mengatakan dalam sebuah rilisan bahwa Belmokhtar "melepaskan teror tahun lalu, sebagai kelanjutan dari tujuan memproklamirkan diri nya melancarkan jihad berdarah melawan Barat."
Pihak berwenang juga menawarkan hadiah $ 5 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Belmokhtar. (st/AP)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!