Rabu, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 24 Desember 2014 18:45 wib
41.524 views
ISIS Akan Bebaskan 4 Pasukan Libanon dengan Syarat Ditukar Para Tahanan Muslimah
BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Islamic State di Irak dan Suriah (IS/ISIS) dilaporkan menyatakan kesediaannya untuk melepaskan beberapa tentara dan polisi Libanon yang ada dalam penahanan mereka dengan imbalan pembebasan tiga muslimah bersama dengan anak-anak mereka yang ditahan di penjara Libanon.
Menurut kerabat tentara dan polisi yang ditawan, yang disandera ketika ISIS dan mujahidin afiliasi Al-Qaidah jabhat Al-Nusrah menyerbu kota perbatasan timur laut Arsal pada bulan Agustus, Ahmed Fleiti baru-baru ini mengunjungi pinggiran kota dan bertemu dengan para pejabat ISIS.
Para pemimpin itu dilaporkan memberitahukan niat mereka untuk melepaskan empat tentara dari berbagai sekte sebagai isyarat niat baik untuk pemimpin Partai Sosialis Progresif Walid Jumblat.
Namun, Islamic State menuntut pembebasan Suja al-Dulaimi, Ola al-Iqaili dan Fatima Humeid dari penjara Libanon bersama dengan ketiga anak mereka sebagai balasannya.
Menteri Kesehatan Wael Abou Faour, yang setia kepada Jumblat, baru-baru ini mengangkat wakil dari walikota Arsal Fleiti untuk bernegosiasi dengan ISIS untuk pembebasan dari para prajurit Libanon yang mereka tahan.
Al-Dulaimi dan Humeid didakwa dengan terlibat dalam aksi jihad, sementara Oqaili tidak memiliki dakwaan yang jelas.
Menurut laporan yang diterbitkan di surat kabar Ad Diyar hari Rabu (23/12/2014), kabinet Perdana Menteri Tammam Salam sedang mempertimbangkan tawaran itu dan akan menyetujui jika itu adalah kesepakatan yang serius.
Surat kabar itu melaporkan bahwa Fleiti telah bertemu dengan para menteri dan pejabat untuk memberi penjelasan ringkas tentang mediasi.
Empat tawanan telah dieksekusi selama ini, dan mujahidin telah mengancam akan membunuh para sandera yang tersisa kecuali ada kesepakatan untuk membebaskan para tahanan mujahidin di Libanon.
Enam belas polisi dan tentara masih ditahan oleh Jabhat Al-Nusrah, dan sembilan oleh ISIS.
Fleiti mengatakan dalam komentar yang dipublikasikan di surat kabar Kuwait al-Anbaa bahwa penunjukan resminya untuk menegosiasikan pembebasan prajurit masih "berayun-ayun" karena perbedaan yang tajam antara anggota kabinet.
Fleiti mengatakan bahwa ia saat ini tidak berkomunikasi dengan pejabat manapun karena ia sedang menunggu sukses Jumblat dalam meyakinkan pihak saingan untuk menugaskan dia dengan kasus ini.
"Saya tidak akan membuat langkah tanpa keputusan bulat untuk menunjuk saya untuk menghindari kesalahan," kata Fleiti, mengungkapkan bahwa ISIS menyepakati tugas dia dengan negosiasi.
Koran Ad Diyar melaporkan bahwa kontak dengan Jabhat Al-Nusrah terputus ketika mereka menetapkan pelepasan Baraa Mustapha al-Hujeiri sebagai kondisi untuk melanjutkan negosiasi.
Baraa adalah anak Sheikh Mustafa al-Hujairi, yang saat ini diburu pemerintah Libanon karena terkait mujahidin, yang juga dikenal sebagai Abu Taqiyeh dan berasal dari Arsal. (an/nahar)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!