Senin, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 1 September 2014 08:15 wib
8.214 views
Mujahidin Al-Shabaab Serang Komplek Intelijen Nasional Somalia di Mogadishu
MOGADISHU, SOMALIA (voa-islam.com) - Mujahidin Al-Shabaab hari Ahad (31/8/2014) menyerang sebuah tempat intelijen nasional di ibukota Mogadishu dimana para tersangka mujahidin ditahan. Serangan terkoordinasi dengan menggunakan bom mobil jibaku dan mujahidin bersenjata itu menewaskan sedikitnya dua belas orang.
Tiga tentara dan dua warga sipil tewas bersama dengan tujuh mujahid, termasuk pelaku bom jibaku yang meledakkan kendaraan yang dikemas dengan bahan peledak, kata para pejabat.
Setelah ledakan itu, orang-orang bersenjata menyerbu kompleks tersebut tetapi tidak mencapai sel-sel bawah tanah di mana tersangka mujahidin ditahan, juru bicara Kementerian Keamanan Mohammad Yusuf mengatakan kepada wartawan.
Seorang perwira intelijen, yang mengidentifikasi dirinya hanya sebagai Nur, mengatakan kepada Reuters orang-orang bersenjata telah memasuki satu bangunan, sehingga terjadi baku tembak dari kamar dengan petugas keamanan yang berusaha membersihkan mereka keluar. "Semua penyerang tewas pada akhirnya," kata Nur.
"Tampaknya target mereka adalah untuk menimbulkan kekacauan di sini dan dengan demikian membebaskan rekan militan mereka yang ditahan di sel bawah tanah, tapi itu tidak akan terjadi," kata Nur.
Beberapa penyerang mengenakan seragam yang diambil dari pasukan keamanan, Kementerian Informasi mengatakan dalam sebuah pernyataan, mengklaim bahwa semua penyerang gugur dalam waktu 45 menit dari serangan awal. Dikatakan dua warga sipil tewas saat melintas.
Juru bicara Al-Shabab untuk operasi militer, Syaikh Abdiasis Abu Musab mengatakan kepada Reuters kelompoknya berada di balik serangan itu, yang terbaru dalam serangkaian penyerangan oleh mujahidin di ibukota Mogadishu dalam beberapa bulan terakhir, termasuk serangan di kompleks kepresidenan pada Juli lalu.
"Untuk waktu yang lama Muslim tak berdosa telah menderita di ruang bawah tanah penjara itu, penyiksaan dan penghinaan," katanya dalam sebuah pernyataan, menambahkan serangan itu "pembalasan dan hanya sebagai hukuman bagi para penjahat murtad."
Abu Musab mengatakan 15 anggota pasukan keamanan tewas dalam serangan tersebut.
Pada bulan Juli lalu, komplek presiden, yang terletak di dekat lokasi intelijen nasional, juga diserang dengan menggunakan taktik yang serupa: kendaraan bermuatan bom yang diledakkan melalui perimeter keamanan untuk membuka jalan dan serangan orang bersenjata sesudahnya. (st/tds)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!