Sabtu, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 21 September 2013 08:30 wib
8.171 views
Ratusan Pejuang Oposisi Bergabung dengan Afiliasi Al-Qaidah di Suriah
RAQQA, SURIAH (voa-islam.com) - Ratusan pejuang oposisi Suriah telah berjanji setia kepada pasukan yang berafiliasi dengan Al-Qaidah di utara dan timur Suriah, para aktivis dan sumber kelompok Islam mengatakan pada hari Jumat (20/9/2013).
Tidak hanya para pejuang individu, tetapi seluruh unit telah bergabung dengan kelompok Al-Qaidah, Jabhat Al-Nusrah dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam beberapa hari terakhir, menurut sumber di Suriah.
"Ini adalah tanda kelompok radikal masih tumbuh dalam kekuasaan. Wilayah ini bisa jatuh ke tangan jihadis, " kata seorang aktivis moderat di timur kota Raqqa, yang meminta untuk tidak diidentifikasi." Kita mungkin melihat ini akan menjadi tren."
Setidaknya dua brigade pejuang oposisi dikatakan telah bergabung Jabhat Al-Nusrah di provinsi Raqqa, yang berbatasan dengan Turki, yang dikuasai oposisi. Salah satu kelompok tersebut, Revolusioner Raqqa , memiliki total sekitar 750 pejuang, menurut sebuah sumber yang dekat dengan mujahidin yang berbicara pada kondisi anonimitas.
Kelompok lain, Brigade Ansharullah, mengatakan dalam sebuah pernyataan di Facebook bahwa semua pemimpin dan pejuang mereka telah bersumpah setia kepada Jabhat Al-Nusrah.
"Brigade Nashrullah, yang terdiri dari 15 batalion , telah berjanji setia kepada Jabhat Al-Nusrah, memberikan kepatuhan sepenuhnya (untuk kelompok itu) dalam masa kesulitan dan kemudahan, " katanya.
Sebuah video yang diunggah oleh aktivis dari Raqqa pada hari Jumat menunjukkan konvoi besar dari para pejuang dengan mobil dan truk dengan senjata artileri dan mesin saat mereka melambaikan bendera Tauhid. Judul video mengatakan itu menunjukkan sebuah kekuatan yang baru saja bersatu dari para pejuang Jabhat Al-Nusrah dan batalyon-batalyon pejuang oposisi lain yang baru-baru ini bersumpah setia.
Mujahidin lebih efektif dan stabil
Pasukan Barat telah khawatir untuk memberikan dukungan lebih lanjut atau senjata kepada pasukan oposisi yang tidak hanya terganggu oleh perpecahan internal, tetapi meningkatnya pengaruh kelompok Al-Qaidah.
Bentrokan sporadis antara kelompok mujahidin Islam dan pejuang oposisi Suriah yang sekuler semakin sering terjadi, termasuk bentrokan antara pejuang oposisi sekuler itu sendiri.
Sementara beberapa ketegangan berasal dari perbedaan pandangan ideologis, kebanyakan pertempuran antar sesama pejuang oposisi sekuler lebih disebabkan oleh rebutan atau ingin menguasai satu wilayah dan juga harta rampasan perang.
Para aktivis takut hal tersebut akan melemahkan pemberontakan dua setengah tahun Presiden Bashar Al-Assad, yang dimulai dengan protes damai terhadap empat dekade pemerintahan keluarga Assad, tetapi kemudian berubah menjadi perang yang telah menewaskan lebih dari 100.000.
Beberapa aktivis sekuler mengatakan sumpah setia baru kepada mujahidin adalah waktunya untuk memerangi peningkatan permusuhan dari kelompok-kelompok pejuang oposisi saingan, termasuk Dewan Militer Tertinggi, sayap bersenjata payung kepemimpinan oposisi luar negeri yang didukung Barat.
Banyak pejuang oposisi Suriah tertarik pada unit mujahidin karena mereka umumnya lebih efektif dibandingkan kekuatan sekuler yang mendapat dukungan Barat tapi menerima penghentian bantuan militer.
Kelompok mujahidin memiliki kestabilan, sumber pendanaan swasta dan memasukkan para mujahid berpengalaman, banyak dari mereka dari luar negeri, yang telah berjuang pasukan AS di Irak atau Afghanistan. (an/ahram)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!