Kamis, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 26 Agutus 2021 10:24 wib
13.574 views
Lima Bahaya Childfree
Penulis:
Keni Rahayu || Influencer Dakwah Millenial
PAGI ini hati merasa agak kesal. Lebih ke sedih sih, miris. Ada sebuah akun instagram dakwah Islami beda gagasan soal childfree. Gak tau kenapa, rasanya kayak dia support gitu ke gagasan ini.
Dia nge-share kalau seharusnya kita di tengah aja, gak usah terlalu marah dan reaksioner. Alasannya, itukan keputusan individu. Kita gak perlu judgement gagasan individu, sebab kita gak kenal personally alasan seseorang memilih childfree.
Dalam feeds instagramnya, ia tulis juga beberapa ulama yang childfree bahkan tidak menikah sebab dalam rangka dakwah. Ada para ulama hebat yang memutuskan tidak menikah lantaran fokus dalam karirnya berdakwah. Hmm, tega syekali ulama dijadikan dalil pembolehan ide ini?
Setidaknya ada empat alasan kita tidak boleh mendiamkan gagasan childfree:
1. Genosida halus. Sadarkah kita jika pendapat childfree ini tidak didudukkan pada tempat yang tepat, kelestarian umat manusia akan punah. Bayangkan 100 pasangan saja memutuskan childfree, akibatnya minimal ada 100 bayi batal lahir sebab pikiran sesat ini. Itu kalau satu pasangan anaknya satu, kalau anaknya dua bahkan tiga bagaimana? Lebih banyak lagi bayi tidak lahir di generasi ini.
Apakah kita ingin kaum muslimin menjadi kaum yang habis bahkan sebab keinginannya sendiri? Musuh Islam lebih bahagia lagi, mereka tak butuh pistol dan granat untuk menghabisi kaum muslimin. Beri saja ide busuk childfree, masa depan kaum muslimin amblas.
Apa kita mau menyusul Cina? Pemerintahnya kehabisan ide memaksa rakyat agar menikah dan mau punya anak. Setiap hari, setiap tahun angka harapan hidup turun sebab bilangan bayi yang lahir perharinya juga turun.
2. Landasan ideologi. Kami rasa kurang pas ya menjadikan ulama dulu sebagai kambing hitam. Beliau-beliau dijadikan argumen untuk mendukung kita dalam rangka malasnya kita mendidik diri kemudian mendidik anak? Perbandingannya gak pas sama sekali. Zaman dulu, para ulama hidup di masa yang mendukung. Islam tegak sebagai institusi. Tayangan mengundang syahwat dilibas negara.
Landasan amalnya semata Islam. Motivasinya adalah dakwah. Beliau-beliau memilih sendiri sebab ingin fokus berkarya. Alih-alih anak biologis, anak ideologisnya banyak sekali. Bahkan sampai hari ini kitabnya masih dikaji dan sangat bermanfaat. Jadi kalau kita bukan ulama, dan tidak dalam rangka berkarya, ditambah kondisi hari ini susah melindungi diri kalau tidak menikah, maka jangan sekali-sekali memutuskan childfree. Menikahkalah untuk punya anak.
Kalau alasan kita tidak mampu baik dari segi materi maupun tenaga, tugas kita mempersiapkan sebaik mungkin. Itulah mengapa kita harus belajar dan belajar bukan hanya untuk diri kita sendiri tapi juga untuk generasi.
Di balik ini semua, kita harus paham bahwa childfree hari ini digagahi oleh ide feminisme. Feminisme adalah paham jahat yang berlandaskan liberalisme dan sekularisme. Semua alasan yang terkata untuk mendukung childfree hari ini tak akan jauh-jauh dari untung rugi sebab landasannya adalah sipilis (sekularisme, kapitalisme, dan liberalisme). Yang gini mau dibandingkan sama ulama? Jauh sekali, bung.
Termasuk salah satunya adalah katanya ingin mengurangi populasi dunia? Mohon maaf, itu kental sekali dengan ide kapitalisme. Mereka takut tuh gak kebagian bahan pangan dan sebagainya. Dikasih alasan apa pun bau busuk pemikiran mendasar childfree sangat kuat sekali.
3. Perang pemikiran. Bahaya sekali jika kita mendiamkan gagasan childfree. Para liberalis memakai public figur untuk menjadikan mereka corong gagasan ini. Umat Islam yang polos dan murni hatinya, akan termakan. Mereka mengira benar ide ini, padahal tidak sesederhana itu. Ada makar besar di balik gagasan childfree salah satunya adalah mendukung feminisme di muka bumi. Mau? Aku sih NO.
4. Diam tanda setuju. Pilihan kita cuma dua. Menerima berarti mengamalkannya, atau menolak sekaligus menyuarakannya. Jika kita diam berarti kita membantu kaum feminis menyerukan ide busuknya. Ini setara dengan menerima. Sebagai muslim seharusnya kita PD dan lantang menyuarakan say no to childfree tanpa ada alasan syari seperti para ulama tadi.
Bukankah rasul bakal bangga banget kalau umatnya di akhir zaman jumlahnya banyak? Kamu mau dengar apa kata rasul atau apa kata kaum sekuler liberal? Hati-hati dalam bersikap ya.
5. Childfree hari ini hanya alasan tidak mau bersusah payah. Terakhir, setelah kita tahu landasan childfree ini digadang oleh kapitalisme, maka alasan yang lahir pasti berbau untung rugi. Berniat tidak punya anak takut tidak bisa mendidik? Bilang saja malas belajar.
Lebih dari itu semua, negara berperan besar dalam menghalau semua ketakutan. Jangan jadikan childfree sebagai pelarian. Alangkah baiknya, kita memahami jati diri kita bertanya pada Allah bagaimana mengelola dunia. Maka alasan-alasan di balik ingin childfree hari ini pasti terjawab semua. Jangan malas mengkaji Islam ya. Cuma itu filter kita terhadap gagasan yang benar dan salah di sisi Allah. Wallahu a'lam bishowab.*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!