Survei: 37 Persen remaja Yahudi AS Bersimpati Pada HamasSabtu, 23 Nov 2024 20:25 |
Oleh:
Nuim Hidayat
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Depok
KEBIJAKAN pemerintah memata-matai Aparat Sipil Negara (ASN) yang radikal dianggap anggota DPR Fadli Zon sebagai kebijakan Islamofobia. Karena yang dituju dalam kebijakan itu adalah umat Islam. Mayoritas ASN adalah umat Islam.
Kegiatan mengawasi atau memata-matai ASN itu dituangkan pemerintah dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Penanganan Radikalisme Dalam Rangka Penguatan Wawasan Kebangsaan Pada Aparatur Sipil Negara. SKB ini diteken 6 Menteri, dan 5 Kepala Badan/Komisi yakni Menpan dan RB, Mendagri, Menkumham, Menteri Agama, Mendikbud, Menkominfo, Kepala BIN, Kepala BNPT, Kepala BKN, Kepala BPIP, Ketua Komisi ASN. Kegiatan memata-matai ASN radikal ini dapat dilaporkan pada website aduanasn.id.
Kebijakan untuk ASN itu berisi :
Harry Azhar Aziz, menyatakan bahwa kebijakan ini seperti tahun 1965. "Mekanisme ini rentan fitnah. Ini seperti zaman 1965, tuduhan yang membunuh kapasitas seseorang. Labelling." Sementara itu Rocky Gerung menyatakan bahwa kebijakan ini aneh. Ia mempertanyakan bagaimana jika ASN di luar jam kantor mengritik pemerintah atau ingin menggulingkan pemerintahan ini.
Bila Harry Azhar Aziz, Rocky Gerung dan Fadli Zon, mengecam kebijakan pemerintah ini, maka aktivis PDIP Budiman Sujatmiko mendukungnya. Budiman mengkhawatirkan gerakan radikal ini dapat mengganti NKRI.
Memang bila dicermati, kebijakan pemerintah ini aneh. Cermati poin satu demi satu.
Misalnya, menghina pemerintah termasuk radikal. Bagaimana membedakan menghina dan mengkritik pemerintah? Apakah ASN harus menjadi robot selama hidupnya tidak boleh mengritik kebijakan pemerintah yang salah, sementara ia di dalam tahu persis kebijakan pemerintah terhadap sesuatu itu salah.
Poin nomor 9 misalnya. Penggunaan atribut yang bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Pemerintah. Maksudnya apa? Menggunakan kaos yang bertuliskan kritik kepada pemerintah, masuk radikal? Poin nomor 8 juga aneh, masak cuma like atau retweet suatu tulisan berakibat hukum.
Melihat kebijakan ini maka ASN seperti robot. Persis seperti kebijakan awal Orde Baru yang mengharuskan ASN untuk masuk Partai Golkar. Mereka yang tidak masuk akan dikucilkan dan bisa dicopot dari ASN atau tidak naik pangkat.
Pemerintahan sekarang ini kelihatan takut kritik dan Islamofobia. Seolah-olah negara ini akan roboh karena banyak kaum Muslim yang ingin menerapkan syariat Islam di negeri ini. Seolah-olah syariat Islam ini akan menggantikan Pancasila. Padahal Pancasila menjamin pelaksanaan syariat Islam.
Mereka yang ingin negara ini menjadi Islami, meski dengan cara konstitusional, kini dicap sebagai pro khilafah dan radikal.
Ternyata pemerintah kini bukan hanya mengawasi ASN, Masjid pun kini diawasi. Sebagaimana yang diucapkan Wapres Makruf Amin baru-baru ini. Masjid yang dianggap radikal akan didata oleh pemerintah.
Senada dengan itu, pemerintah kini juga mendorong adanya sertifikasi dai. Lewat MUI, program penataran dai baru-baru ini dilakukan. Pemerintah bertujuan agar dai-dai yang berceramah di lembaga-lembaga pemerintah dipastikan tidak dai yang radikal.
Melihat gaya politik pemerintah saat ini, penulis terkenang dulu bagaimana Soekarno bertindak otoriter terhadap tokoh-tokoh Islam Masyumi dan PSI, karena dianggap tidak ikut dalam pemerintahan Nasakom atau pemerintahan yang progresif revolusioner. Kelompok pro Soekarno melabel mereka dengan Masyumi kepala batu, manikebu (mani kerbau) dan lain-lain.
Begitu pula penulis teringat kepada periode awal Orde Baru yang ‘memusuhi Islam’ dengan mengecap kaum Muslim yang fanatik sebagai kelompok ekstrim kanan. Tokoh-tokoh Islam terkemuka Masyumi dilarang untuk menjabat ketua partai Islam.
Istana Puji Agnez Monica
Ketika ASN yang beragama Islam dimata-matai, pemerintah menunjukkan dukungannya kepada artis liberal Agnez Mo. Ketika pernyataan Agnez bahwa dia tidak mempunyai darah Indonesia dikecam banyak kaum nasionalis, ‘pegawai istana’ Moeldoko dan Fadjroel Rachman memuji-mujinya. Bahkan Moeldoko pingin mengundang Agnez ke istana lagi.
Sementara, Fadjroel menyatakan ,”Menyimak dengan seksana wawancara @agnezmo isinya biasa aja, dia bercerita tentang asal usul dirinya, memuji keberagaman negeri tempat dia dilahirkan, dia membawa Indonesia dalam kancah musik internasional. Ayo berlomba-lomba memberikan sumbangsihmu untuk kejayaan Indonesia.”
Istana menutup mata terhadap penampilan Agnez yang sering nyanyi dengan pakaian setengah telanjang dan lagu-lagunya mengarah ke porno ketika berduet dan bermesraan dengan penyanyi-penyanyi laki bule.
Akhirnya, mau kemana dibawa negara Indonesia sekarang ini? Kita ikuti perkembangan. Wallahu azizun hakim. *
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com